“Lea, sayang…” “Pa, aku lelah banget. Besok aku jadwal pagi, jadi aku tidur duluan ya?” Putra sebenarnya ingin menahan Lea, untuk bicara, membahas hubungan Lea dan Hamish. Tapi, tidak tega bila harus menahannya, apalagi Lea butuh istirahat agar esok bangun dengan tubuh segar. “Kita bicara besok saja,” Lea mencium pipi Putra, “good night, Papa.” “Ya, I love you.” Lea membalas dengan senyum, melangkah cepat memasuki kamar, dan dia melempar tasnya ke atas ranjang. Lalu berjalan mondar-mandir gelisah. “Hamish, astaga! Bagaimana caranya aku menyudahi dramanya itu!” Lea semakin sulit untuk menyudahinya saat Hamish tadi terus bersikap manis depan semua, terutama saat akan pulang. Lea berhenti berjalan ke sana-kemari, pilih melepas pakaian, dan membersihkan wajah. Berharap setelah