“Siapa yang mau bertemu dengan saya?” tanya Hamish begitu mengangkat telepon di meja kerjanya. “Pak Putra Rajata.” Kening Hamish mengernyit sebab, tidak biasanya Putra datang ke kantor Lais, menemuinya. Bisa dikatakan ini pertama kali. “Oh, ya. Saya mengenalnya. Persilakan masuk, sekalian tanyakan mau minum apa.” “Baik, Pak Hamish.” Sekretarisnya menutup telepon. Hamish segera menyimpan fail yang tengah diperiksa, menyambut kedatangan pria paruh baya yang masih gagah tersebut. Ayah dari Lea, sekaligus teman baik Kaflin Lais. “Om, masuk… silakan duduk.” Hamish mempersilakan dengan sopan. Putra tersenyum, memeluk singkat. “Apa kabar, Hamish?” “Baik sekali, Om.” Dia duduk sembari menggulung lengan kemeja yang dikenakan, tidak lama sekretarisnya muncul membawakan dua gelas kopi.