“Lho pak Ibas?” sapa Yoyok pada Baskoro Gunawan Anugrah SH, M.H atau Ibas, manager HRD kantornya.
“Selamat pagi Pak Yoyok Selamat pagi Ibu,” kata Ibas dengan ramah. Dia mengulurkan tangan lebih dulu pada Yoyok dan Laras.
“Saya datang ke sini dengan dua jabatan berbeda Pak Yoyok. Saya pengacara resmi ibu Vella. Dia sudah memberi kuasa pada saya,” jelas Ibas. Yoyok tak percaya Vella menggunakan jasa Ibas yang terkenal mahal walau hasilnya selalu memuaskan klien.
‘Dari mana Vella kenal pak Ibas? Sedang dia baru masuk di perusahaan dua tahun ini. Saat itu Vella sudah dua tahun resign. Apa kebetulan saja?’ batin Yoyok sambil tersenyum menjabat tangan lelaki gagah di depannya.
“Pak Yoyok datang ke sini karena masalah dengan klien saya kan? Yaitu ibu Novella Moraletta atau Vella. Saya adalah pengacara resmi Ibu Novella secara personal, jangan libatkan hubungan kita berdua di kantor. Bu Novella bukan karyawan PT Sekar Jagat Pratama, tempat kita berdua bekerja.”
“Itu yang tadi saya bilang saya punya dua jabatan berbeda hari ini.”
“Kita selesaikan dulu permasalahan antara ibu Vella dengan Anda. Ibu Vella minta semua uang yang dia keluarkan rinciannya ada berupa copy kwitansi p********n kampus Anda, dikembalikan penuh. Itu hanya jumlah total yang ada copy-annya saja. Yang lainnya Ibu Vella bilang anggap saja sedekah Ibu Vella buat Anda,” Yoyok dan Laras merasa mereka sama sekali tak ada harganya di mata Vella.
“Jadi misalnya Anda minta uang buat urusan kampus tapi tidak ada kwitansinya, karena tidak ada kwitansi maka itu tak dihitung oleh klien saya. Dia tak mau dibilang mark up. Jadi hanya yang ada kwitansi yang dia minta Anda kembalikan.”
“Sekali lagi ibu dan pak Yoyok, yang Ibu Vella minta adalah penggantian yang ada kuitansi resminya saja. Ini jumlah total yang Anda harus bayarkan dan maksimal hanya diberi waktu 3 X 24 jam. Tidak lebih dari itu. Silakan Bapak tanda tangani kesanggupan Bapak akan membayar itu atau kalau Bapak tidak sanggup, saya sudah siapkan pernyataan Bapak tidak sanggup membayar.”
“Karena Anda tak sanggup bayar maka perusahaan akan membantu Bapak. Perusahaan akan membayarkan total semua ke bu Vella dan akan dibebankan pada pinjaman Anda ke kantor. Jadi kantor akan membayar pada ibu Vella dan pengembaliannya dipotong uang gaji Anda. Terserah Anda mau ambil jalan yang mana.”
Ibas mengulurkan berkas copy kwitansi pada Laras agar mertua Vella tahu jumlah yang Vella minta kembalikan.
“Anda punya waktu untuk berpikir jalan yang mana yang mau diambil.”
“Tapi sebelum itu Anda jawab, saya ada tugas kedua.”
“Tugas kedua saya juga berkaitan dengan masalah keuangan di kantor Pak.”
“Ibu Vella menuntut Bapak membayar semua penghasilan Bapak sejak 4 tahun ini yang Bapak terima dari kantor di luar gaji. Jumlah yang tidak Ibu Vella terima sebagai istri sah.”
“Data penghasilan Bapak selama empat tahun, Ibu Vella sudah dapat dari manajer Finance kantor Pak. Ini datanya. Bonus Bapak, uang lembur Bapak, uang fee order Bapak semuanya ada di sini. Dan itu tidak masuk ke rekening Ibu Vella sebagai istri sah!”
“Kalau ini tidak Bapak bayarkan, Bapak akan dipidanakan oleh ibu Vella dan jumlahnya selama 4 tahun itu hampir 10M. Tepatnya, Bapak bisa lihat di rincian, dari orang finance bahkan kapan uang itu diterima semua ada Pak. Bapak berutang 9, 879M, hampir 10M ya.”
“Ibu Vella tidak mau tahu. Untuk pengembalian uang ini dia memberi waktu Bapak 7 hari kerja.”
Laras pucat mendengar Yoyok berutang pada Vella hampir 10M, ditambah dengan uang kuliah Yoyok, jadi hampir menyentuh angka 11M
“Untuk membayar yang 10M, kembalikan ke kantor. Nanti kantor yang akan mengembalikan pada ibu Vella. Bukan langsung ke rekening Bu Vella. Jadi ini permasalahannya dengan kantor.”
“Itu tugas saya sebagai pengacara ibu Vella.” Ibas memang punya kantor Law Firm atau firma hukum atau pengacara sendiri padahal dia juga pengacara kantor PT Sekar Jagat Pratama.
≈≈≈≈≈
Laras tak percaya sekarang Yoyok sudah benar-benar ditekan oleh Vella yang selama ini dianggap bodoh dan tak bisa apa-apa. Vella benar-benar menunjukkan taringnya.
“Ini akta cerai yang sudah Ibu Vella buat sejak satu bulan lalu. Dia begitu sabar masih meladeni Anda padahal sudah enam bulan dia tahu tentang pernikahan siri Anda dengan Mila.”
“Untuk masalah pernikahan Anda dengan Mila, nanti akan ada panggilan sidang untuk pak Yoyok dan Mila karena ibu Vella telah melaporkan pasal perzinaan yang kalian lakukan. Itu beda waktu pembahasannya dengan topik hari ini.”
Yoyok kaget, sudah kena bayar utang dua masalah yang berbeda, dia juga harus menghadapi persidangan pidana karena pernikahan sirinya. Sungguh sial akibat yang dia lakukan dengan Mila.
Belum lagi masalah Titiek yang belum sempat dia urus. Sementara dia akan memikirkan masalah ini saja dulu. Kalau ditambah dengan masalah Titiek nanti akan semakin kacau hidupnya.
“Kita kembali ke permasalahan pertama tadi Pak. Permasalahan pertama yaitu uang hasil kerja Ibu Vella, hasil keringat Ibu Vella itu Bapak mau bayarkan secara cash atau mau berutang ke kantor? Karena yang itu harus 3X24 jam dibayarkan. Dan uang gaji lainnya yang dari kantor itu Bapak harus kembalikan ke kantor bukan ke Ibu Vella, itu dibayarkan temponya 7 hari kerja harus diterima oleh manajer Finance. Kalau itu tidak dibayarkan, Bapak akan diadukan melakukan penggelapan terhadap istri,” ucap Ibas. Dia lihat Yoyok dan Laras benar-benar putus asa.
“Terserah Bapak cari pengacara atau bagaimana. Saya dan bu Vella ikuti saja. Yang penting yang pertama ini Bapak mau bayarkan pada Ibu Vella atau mau kantor yang bayarkan lebih dulu?”
“Saya minta waktu 1X24 jam untuk menjawab semuanya deh Pak. Saya benar-benar blank. Yang pasti saya akan bayarkan uang keringat Vella lebih dulu apa pun caranya.”
“Saya akan bayarkan itu, tapi entah melalui uang kantor atau uang pribadi saya. Tapi akan saya bayarkan itu.”
“Kalau yang hampir 10M itu saya benar-benar bingung. Karena itu kan hasil kerja saya, kenapa saya dianggap melakukan penggelapan Pak?”
“Itu memang hasil kerja Anda, tapi kan itu mutlak jatah istri Anda kan? Dia yang mikir balik kok cari duit buat Anda, buat Anda bisa kerja mapan. Kalau pun ada sebagian mungkin ada beberapa persen boleh untuk ibu atau kerabat Anda. Tapi bukan buat simpanan Anda kan? Itu yang Ibu Vella tidak mau. Jadi dia gugat kantor. Kantor tidak mau dong digugat seperti itu. Jadi kantor limpah kan ke Bapak karena Anda pelakunya. Itulah sebabnya Bapak harus bayar ke kantor,” kata Ibas.