Yoyok ingat dia pernah test kesuburan, bahkan karena tak percaya dengan lab tempat dia dan Vella pasang KB, Yoyok mengulanginya diam-diam tanpa sepengetahuan Vella, di laboratorium lain, dan hasilnya memang cairan sper-ma miliknya tanpa benih.
‘Titiek anak siapa? Mengapa dulu saat Mila mengaku hamil aku lupa dengan hasil test itu?’
‘Aku akan coba test DNA tanpa sepengetahuan siapa pun. Aku harus melakukannya. Andai aku ingat hasil itu, tentu aku tak perlu menikahi Mila.’
‘Tapi, kalau saat itu aku ingat, pasti Mila akan langsung memberitahu affair kami ke Vella. Akau tahu Mila sangat ambisius,’ pikir Yoyok. Dia sangat kacau malam ini.
Sejak kepulangan Vella, dia tak keluar kamar sama sekali, dan Mila juga tak masuk kamar ini.
Hari Minggu pagi Yoyok bangun dengan kepala pusing, sampai dini hari dia tak bisa tidur memikirkan rumah tangganya dengan Vella yanag kandas dan memikirkan jati diri papa biologis Titiek yang memang wajahnya tak mirip dirinya. Ada orang bilang anak perempuan mirip papanya. Tapi Titiek tidak.
Sehabis minum kopi, Yoyok tak mau sedikit pun bicara dengan Mila, bahkan saat Laras mengajaknya sarapan dan makan siang Yoyok menolak dan minta ibunya makan dengan Mila saja.
Semalam Yoyok mencari di go-gle tentang pernikahan yang tak seizin istri sah. Dia jelas membaca banyak artikel Adalah benar bahwa terdapat risiko pasangan yang menikah siri dapat dijerat Pasal 284 ayat (1) KUHP tentang zina, jika suami atau istri yang menikah siri ini ternyata masih terikat perkawinan yang sah dengan orang lain.
Minggu malam Yoyok mendapat alamat Pengadilan Agama yang harus dia datangi esok pagi jam 09.15.
Kemarin dia sudah mendapat total yang harus dia bayarkan. Yoyok tak tahu dari mana uang tersebut harus dia bayarkan, karena selama ini gajinya selalu dia berikan pada Mila. Sejak lama gajinya naik dan diberikan pada Mila semua.
Gaji yang diberikan pada Vella hanya gaji yang sejak dulu Vella tahu. Mila juga selalu berani minta lebih, karena dia tahu semua sumber income Yoyo.
Jadi Mila dapat bagian yang lebih banyak dari gaji yang Vella terima.
≈≈≈≈≈
Laras masih tak percaya, dia memang tahu Mila dulu datang ke tempat dia mengatakan bahwa dia hamil anaknya Yoyok. Tapi sungguh dia tak percaya kalau ternyata Vella bukannya mandul seperti yang Mila bilang saati itu.
“Saya hamil anak Mas Yoyok Bu. Tolong saya Bu. Tolong saya. Bukankah lebih baik saya daripada Vella yang mandul itu?”
“Mas Yoyok memang selalu mendekati saya. Dia bilang dia tidak cinta sama Vella karena Vella mandul. Itu sebabnya saya mau ditiduri oleh Mas Yoyok,” begitu waktu itu yang Laras dengar ketika Mila datang pertama kali.
Karena itulah Laras mendesak Yoyok anaknya untuk menikahi Mila. ernyata Mila perempuan busuk yang menceritakan keburukan Vella dengan tanpa bukti.
Padahal Laras tahu selama ini uang kuliah S2 Yoyok adalah hasil dari keringat Vella menerima pesanan makanan entah kue maupun makanan catering. Bahkan Vella punya tiga orang karyawan di rumahnya.
Laras benar-benar terpukul. Sejak Vella keluar tadi dia juga masuk ke kamarnya di rumah ini. Sungguh dia tak percaya selama ini dia buta karena mulut manisnya Mila. Sampai malam Laras juga tak keluar sama sekali.
≈≈≈≈≈
Mila juga tidak berani masuk ke kamar tidurnya bersama Yoyok. Dia menemani Titiek di kamarnya karena dia tahu ibu mertuanya pasti sedang shock mendapat pukulan bahwa ternyata Vella bukannya mandul. Itu memang senjatanya dia untuk memenangkan hati Laras dulu.
Malam Mila juga melacak gog-le seperti yang Vella katakan, dia bingung harus bagaimana melawan Vella bila dia dilaporkan?
Jelas Mila membaca ketentuan dia tahu Yoyok punya pasangan, artinya dia jelas bersalah. Kalau dia tak tahu Yoyok punya pasangan, maka hanya Yoyok yang kena kasus pidana.
≈≈≈≈≈
“Ibu ikut kamu,” kata Laras pada Yoyok yang bersiap berangkat kerja hari Senin pagi. Laras sudah rapi dan tas pakaian miliknya sudah ready di ruang tengah.
“Lho mau ke mana Bu?” kata Mila ramah.
“Pulanglah. Ngapain Ibu di sini? Di sini Ibu tuh selalu masak buat kamu. Kamu nggak pernah masakin Ibu kan? Di sini Ibu selalu jaga anak kamu, karena kamu selalu nyuruh baby sitter kan. Kamu enggak mau urus dan jaga anak dengan alasan kamu kerja. Kerja apa sih kamu? Kamu kerja cuma separuh waktu dan ibu curiga kamu bukan kerja di kantor.”
“Mana ada kantor berangkat jam 10.00 pagi dan jam 03.00 sore sudah sampai rumah,” kata Laras membuat Yoyok tertegun mendengar perkataan ibunya. Bukan dia marah tapi dia baru berpikir iya ya apa kerjaannya Mila? Kadang seminggu cuma kerja sekali jam 11.00 sampai jam lima. Atau entahlah jam berapa. Katanya kadang-kadang kalau dia enggak ada pembantu bilang nyonyanya sering nggak pulang atau pulang larut malam.
Yoyok jadi penasaran apa pekerjaan Mila di luar, yang dia tidak ketahui.
“Aku nggak ke kantor Bu. Aku mau ke pengadilan agama, mau ambil akta cerai yang sudah diurus oleh Vella. Ternyata dia sudah tahu lama jadi dia sudah membuat surat cerai tanpa mediasi dengan aku. Aku tinggal ambil akta cerai dan hari ini juga aku harus tanda tangan pengembalian uang yang telah aku pakai untuk kuliah aku.”
“Aku nggak tahu uang dari mana itu harus aku bayarkan. Jumlahnya sangat besar. Mungkin aku jual mobil Bu. Kayaknya nanti ada sisa sedikit buat beli motor second, atau aku ambil kredit motor tanpa DP sama sekali. Masih ada sedikit uangku untuk bertahan hidup,” ucap Yoyok sambil menyesap kopi pahitnya pagi itu.
“Ibu ikut. Ibu ingin bertemu dengan Vella di pengadilan agama,” ucap Laras.
“Enggak perlu lah Bu. Ibu kemarin sudah menyakiti dia. Ibu menuduh dia mandul dan dia tentu saja sakit hati.”
“Ibu bilang Vella mandul karena kata Mila kamu benci dan tidak mencintai Vella. Kamu mengejar-ngejar Mila sebab Mila bisa punya anak sedang Vella itu mandul. Kamu sama sekali tidak cinta sama Vella. Itu kata Mila dulu saat datang ke rumah, sehingga Ibu memaksa kamu menikahi Mila.” Laras tentu saja tak mau 100% disalahkan. Karena yang dia ucapkan memang kata-kata Mila.
Yoyok tentu saja melotot mendengar kata-kata itu. Mila hanya diam.
“Ya sudah ayo kalau Ibu mau ikut aku ke pengadilan agama. Tapi aku mohon jangan bikin ribut di sana. Kalau Vella tidak mau bicara atau dia bicara ketus Ibu jangan terpancing. Karena memang Ibu sudah salah. Ibu menuduh dia tanpa tanya faktanya, dan ibu juga sudah mengkhianati dia dengan mengetahui pernikahanku. Jadi tentu saja dia sangat marah pada Ibu. Itu wajar. Jadi aku mohon Ibu jangan terpancing emosi,” ucap Yoyok. Dia langsung keluar dari rumah tanpa peduli pada Mila dan Titiek sama sekali.