Yoyok benar-benar tak percaya Vella istrinya tercinta mengetahui bahwa dia sudah menikah dengan Mila dan dengan tenang tanpa tangis perempuan tersebut pergi meninggalkan dia.
Kalau tak ada ibunya pasti dia akan mengejar Vella, perempuan yang sangat dia cintai. Perempuan yang jungkir balik berupaya untuk hidupnya. Tapi perempuan yang sudah dia lukai sangat dalam.
“Bunda ayo tiup lilin ulang tahun,” rengek Susyanti atau Titiek. Tapi bunda maupun eyang dan ayahnya sudah tak ada rona bahagia lagi mereka benar-benar kaget karena Vella datang di hari penting itu.
Yoyok langsung masuk kamar, dia ingat pertama kali dulu dia melamar bekerja di perusahaan yang sama dengan Vella itu. Mereka sama-sama melamar dan berkenalan lalu mulai dekat dua bulan kemudian Mila ikut test gelombang berikut dan juga masuk kerja.
Yoyok tahu Vella dan Mila bersahabat saat SMP lalu SMA berpisah dan kuliah S1 pun berpisah Jadi mereka sahabat saat SMP dan bertemu di tempat kerja.
Satu tahun setelah perkenalan Yoyok menikahi Vella.
≈≈≈≈≈
“Sudah enggak apa-apa Mas, aku bikin usaha di rumah saja. Hasilnya lebih besar daripada gaji kita di kantor. Yang penting Mas ambil kuliah S2 sehingga bisa naik jabatan. Tenang saja pokoknya aku pasti bisa bayarin kuliah Mas,” itu yang Vella ungkapkan saat dia mau terima order makanan di rumah saja. Tentu saja Yoyok sangat bahagia istrinya mau berkorban seperti itu.
Di kantor Yoyok mulai banyak pekerjaan, saat itulah Mila mulai mendekatinya dengan banyak dalih. Kadang Mila membantu menyelesaikan beberapa berkas.
≈≈≈≈≈
Sampai suatu saat mereka harus meeting di Bogor, mereka akan pulang pergi. Awalnya karena hanya Jakarta Bogor tak mungkin menginap. Tapi malam akan pulang saat itu hujan badai dan banyak pohon tumbang sehingga rombongan tidak bisa pulang malam itu. Yoyok dan tiga rekannya serta Mila terpaksa menginap di sebuah penginapan yang mereka temui.
“Loh kamu ngapain di luar Mil?” tanya Yoyok saat melihat Mila sedang duduk memandang hujan deras sendirian di lobby penginapan.
“Aku kalau hujan deras ini suka takut, suka sedih, suka melow, berjuta rasa lah kalau hujan seperti ini,” kata Mila tanpa menengok siapa yang bertanya. Dia fokus memandang hujan yang seperti bocor dari langit.
“Kenapa?” tanya Yoyok, dia duduk di sebelah rekan kerjanya yang juga sahabat istrinya sejak SMP.
“Kalau hujan deras ini aku pengennya dekat dengan seseorang, di peluk, aku ingin merasakan kehangatan karena aku sedih. Kedua orang tuaku meninggal saat hujan deras,” ucap Mila. Tetap masih tak menoleh pada Yoyok.
“Kamu yatim piatu?” tanya Yoyok, dia ikut memandang iar yang tumpah dari langit.
“ Iya sih. Tapi sudah bukan sejak kecil. Sudah besar. Ibu meninggal waktu aku SMA kelas dua, dan ayahku meninggal dua tahun lalu. Tapi kadang sedih saja karena mereka meninggal pas hujan deras seperti ini.” tiba-tiba saat itu petir menggelegar dan Mila lompat memeluk Yoyok. Dia menyurukkan wajahnya di leher Yoyok. Hembusan napas Mila di leher Yoyok tentu saja membuat adik kecil Yoyok langsung menggeliat bangun.
Yoyok pun membalas pelukan tersebut tanpa ragu. “Sudah kamu masuk kamarmu saja sana,” ajak Yoyok. Dia pun membimbing Mila ke kamarnya. Kasihan gadis tersebut benar-benar ketakutan.
Tapi Mila tak mau melepas pelukannya pada Yoyok sesampai di kamar. Tanpa bisa dicegah bibir mereka pun beradu dan malam itu pun terjadi suatu hal yang belum pernah Yoyok lakukan pada perempuan lain selain istrinya.
Malam itu Yoyok memang melakukannya, bahkan sampai dua kali karena udara sangat dingin dan memang kondisi memungkinkan. Tapi Yoyok tidak merasakan sesuatu yang spesial saat itu. Mila sudah bukan virgin. Tapi sudahlah namanya juga hiburan. Dia pun melanjutkan permainan keduanya dengan santai.
Sehabis itu Yoyok langsung masuk kembali ke kamarnya. Mila tersenyum bahagia sudah bisa mendapatkan Yoyok. Mila yakin sehabis itu setiap kesempatan Yoyok pasti akan mencarinya mencari dekap hangat dirinya.
≈≈≈≈≈
”Aku hamil Mas,” lapor Mila. Di kantor hubungan mereka tak ada yang tahu, Mila jarang mendekati Yoyok sejak kejadian Bogor. Mereka bertemu diluar jam kerja. Bahkan untuk urusan pekerjaan, jarang mereka satu team.
Waktu itu pernikahan Yoyok sudah berjalan dua tahun. Tentu saja dia bingung. Dia sendiri menunda kelahiran, sekarang ada perempuan lain hamil. Yoyok lupa tak pernah memakai pengaman karena selama ini dia dengan Vella tak pakai pengaman, sebab Vella KB. Dia lupa kalau Mila tidak menggunakan KB. Dan Yoyok juga lupa kalau dirinya tak punya benih.
“Tapi kan kamu tahu, aku nggak bisa menikahi kamu. Aku punya istri, dan hanya dia yang aku cintai,” jawab Yoyok santai. Selama ini mereka memang tak ada unsur perasaan. Sama-sama butuh untuk kegiatan olah raga saja. Kegiatan ekstra yang mereka sukai.
“Ya nggak gitu dong Mas. Aku hamil. Apa mau kasih tahu di kantor agar semua orang tahu kalau aku hamil anak kamu,” desak Mila.
“Silakan saja. Kalau aku dipecat kan kamu dan anakmu nggak dikasih makan. Aku nggak takut kok. Aku masih bisa cari kerjaan lain. Silakan saja,” kata Yoyok. Saat itu dia juga tidak mau diajak oleh Mila olah raga, karena sudah tidak mood, walau saat itu Mila sudah naked.
≈≈≈≈≈
Sayangnya Mila bukan perempuan yang mau mengalah begitu saja. Dia langsung mendatangi Larasati atau Laras, ibunya Yoyok dan mengatakan kalau dia sudah hamil anak Yoyok.
Mau tak mau ibunya Yoyok mengharuskan Yoyok menikahi Mila secara siri. Tak ada yang tahu siapa pun kecuali orang di KUA, Mila dan Laras. tidak ada kerabat yang datang.
Satu bulan sejak menikah Mila resign. Saat sudah menikah pun di kantor mereka tetap tak sering terlihat bersama. Mila resign karena di kantor tersiar khabar dia hamil padahal belum menikah.
≈≈≈≈≈
Sejak itulah Yoyok memberitahu Vella kalau setiap Senin dan Selasa dia tugas di Bandung karena perusahaan buka agen di sana. Padahal dua hari itulah dia menemani Mila. Itu pun tidak sepanjang hari. Yoyok tetap ke kantor, pulang kerja dia akan menginap di rumah kost Mila. Hanya dua hari. Tapi lama-lama setelah adanya Titiek, Mila kadang menuntut hari Minggu Yoyok ada bersama putri mereka sehingga akhirnya Yoyok datang hari Minggu pagi. Mila juga minta rumah dengan alasan anak mereka butuh tempat layak, bukan hanya kamar kost.
Lama-lama hari Sabtu sore dan terakhir - terakhir ini adalah hari Jumat sore. Kalau tidak seperti itu tentu Mila akan banyak menuntut dan akan mengancam.
Yoyok sama sekali tak ingin rumah tangganya dengan Vella hancur. Itulah sebabnya dia tak ingin Mila memberitahu Vella.
Tapi sekarang entah dari mana Vella mengetahuinya. Bahkan tadi Vella sudah bilang dia sudah punya akta cerai.
“Berarti dia sudah ngurus lama dong? Berarti dia sudah tahu lama dong?” kata Yoyok sambil menatap langit-langit kamar tidurnya. Dia benar-benar kacau. Dia sama sekali tak pernah ingin membuang Vella.
Kalau ada yang harus dibuang adalah Mila, karena selain tidak cinta Mila juga bukan ibu rumah tangga yang baik. Tak bisa masak apalagi ngurus anak.