“Kenapa Sayang?” tanya Yoyok. Dia ingat 7 bulan lalu Vella memang meneleponnya sore menjelang jam pulang kantor. Bukan saat Yoyok akan pulang kantor.
“Mas bisa jemput aku di rumah sakit Cahaya Kasih nggak?” kata Vella saat itu.
“Kamu kenapa Sayang? Kamu sakit?” kata Yoyok panik. Tentu saja dia takut istrinya kenapa-kenapa.
“Enggak Mas. Aku barusan menolong ibu-ibu. Sekarang ada di rumah sakit Cahaya Kasih. Barusan saja keluarganya datang. Jadi aku sudah bisa pulang. Kalau Mas jemput kan sekalian jalan dari kantor Mas,” kata Vella.
“Oke sebentar lagi Mas sampai ya,” kata Yoyok, sebenarnya saat itu Yoyok sudah hampir tiba di rumah Mila, dia memang pulang lebih cepat dari jam kantor.
“Kenapa Mas?” tanya Mila saat Yoyok telepon sore itu, mereka akan ke rumah sakit.
“Hari ini nggak bisa ke rumah sakit,” ucap Yoyok.
“Loh? Memang kenapa? Kan jadwalnya Titiek untuk imunisasi,” kata Mila yang sudah siap.
“Vella sedang ada di rumah sakit itu dan minta aku jemput di sana. Nggak mungkin dong aku bawa Titiek ke sana sedang Vella minta jemput aku di sana. Nanti malah bisa ketahuan. Lebih baik tunda saja imunisasinya.”
“Memang Vella sakit apa?” tanya Mila.
“Dia enggak sakit. Dia bilang barusan abis menolong orang dan orang tersebut sekarang ada di ruang rawat. Dia tinggal nunggu dijemput aku pulang saja, karena tahu rumah sakit ini kan memang sejalan dengan kantor untuk menuju rumah kami,” kata Yoyok.
”Ya sudah deh,” jawab Mila mengalah.
“Jadi benar yang waktu itu pernah Vella katakan bahwa dia habis menolong orang. Ternyata orang tersebut adalah ibu Nungky. Aku nggak menyangka,” kata Yoyok.
Yoyok inget memang Vella pernah bilang ketemu nyonya kaya.
“Berarti dia melihat aku, waktu aku ngantar Mila dan Titiek untuk imunisasi bulan berikutnya. Saat itu mungkin. Kan tadi ibu Nungky bilang sedang kontrol satu bulan kemudian.”
“Sudah sangat lama tapi dia nggak terlihat perubahan sama sekali. Mungkin itu yang tadi bu Nungky bilang dia selalu menopang Vella agar kuat. Sama seperti Vella yang menopang Ibu Nungky supaya selalu rajin berobat,” tentu saja Yoyok sudah tidak antusias mengikuti acara berikutnya. Baik ramah tamah maupun makan malam.
Yoyok bisa membayangkan bagaimana tersiksanya Vella tiap hari harus tetap bersikap manis padanya padahal sudah tahu diselingkuhi.
≈≈≈≈≈
Yoyok langsung menggeret Mila untuk pulang saat acara ramah tamah. Mila tentu saja senang karena dia juga sangat malu berada di tempat seperti itu. Tempat yang seakan-akan dia ditelan-jangi di depan umum. Ibu CEO memberitahu bahwa suami dari Vella selingkuh dan hamil duluan.
Yoyok melajukan mobil ke rumah kontrakan miliknya dia memang ngontrak satu rumah kecil untuk Mila dan dirinya. Rumah dengan dua kamar, tidak seperti rumah besar yang dia dulu beli dengan uang DP Rp 400 juta.
Rumahnya belum laku over kredit, karena masih ada yang tinggal di situ maka sulit untuk dipromosikan. Jadi harus dikosongkan baru bisa dijual.
Rumah kontrakan untuk Mila dekat dengan rumah Laras. Tadinya Mila maunya mereka nggak usah ngontrak, tapi numpang di rumah Laras. Laras yang tidak mau Mila ikut numpang di rumah dia. Malah tadinya Laras bilang carikan saja rumah petakan yang hanya ada satu ruang berukuran 3X5m, ruang tamu, ruang untuk tidur dan dapur serta kamar mandi jadi satu.
Tentu saja Mila tak mau tinggal di rumah petakan seperti itu, bahkan di rumah kost saja dia tidak mau. Dia minta rumah harus berbentuk seperti rumah pada umumnya minimal dua kamar dan satu kamar pembantu karena dia tidak mungkin tanpa pembantu.
Sayang yang di dapat hanya rumah dengan dua kamar tanpa kamar pembantu. Itu pun tak ada kamar mandi di dalam kamar. Hanya ada satu kamar mandi kecil di dekat dapur.
Laras tak mau Mila numpang hidup dengannya, karena dia yakin Mila tak akan membereskan rumah, apalagi masak dan segala macamnya. Dia yang punya rumah dia nanti yang akan kebeban dengan kelakuan Mila. Jadi Laras tidak mau menantunya tersebut tinggal dengannya. Terlebih dia juga sakit hati ternyata Mila membohongi dia dan Yoyok.
Sejak ulang tahun Titiek, Yoyok tak pernah tidur dengan Mila lagi, dia juga jarang menginap di rumah Mila, kembali seperti dulu, dia menginap hanya malam Selasa, jadi hari Senin sore pulang kerja dia ke rumah Mila, hari Selasa pagi berangkat kerja dan tak kembali ke rumah Mila sampai hari Senin minggu berikutnya. Selebihnya dia tinggal dengan Laras.
≈≈≈≈≈
“Kenapa kamu ke sini malam-malam?” kata Laras.
“Bukannya malam ini kamu acara pelantikan? Kok hari gini sudah pulang?” tanya Laras lagi.
“Ibu enggak akan percaya kalau aku cerita,” ucap Yoyok membuka baju adat yang dia pakai. Memang ketentuan untuk yang dilantik dan pasangannya harus pakai baju adat.
“Ya sudah nggak usah ceritain, telan saja semua sendirian,” kata Laras sewot. Dia sengaja tidak menanyakan apa yang ingin Yoyok ceritakan karena dia yakin niat Yoyok ke rumahnya pasti ingin cerita.
Lalu Yoyok pun cerita kalau ketentuan di surat undangan pelantikan memang harus bawa pasangan. Ternyata itu memang sudah diatur oleh ibu pemilik perusahaan atau Ibu CEO.
”Kenapa diatur?” tanya Laras yang belum mengerti ada apa harus dengan pasangan.
“Karena Ibu CEO ingin membalas dendamnya Vella.”
“Kok aneh. Kenapa jadi si Ibu yang balas dendamnya Vella, kamu jangan bikin Mama bingung dong,” oceh Laras makin sewot.
Mengalirlah cerita dari Yoyok. Bagaimana Ibu CEO sengaja mengharuskan semua datang dengan pasangannya agar dia bisa menikam Mila di acara resmi tersebut. Juga sengaja mempermalukan Yoyok dengan mengatakan bahwa suami Vella selingkuh padahal sudah diberi uang kuliah S2, tapi malah selingkuh sama sahabatnya sampai hamil di luar nikah.
Laras benar-benar tak percaya Yoyok mengalami nasib sangat buruk akibat selingkuh dari istri sahnya itu.
“Ya sudah, kamu tinggal resign saja. Gampang kan?” kata Laras, tak ingat kalau putranya punya utang 10M pada perusahaan itu.
“Mama lupa sama utangku yang 10M ke perusahaan?”
“Dan dua bulan lalu saat aku diangkat jadi marketing Manager, ada ketentuan kalau aku mundur dari masa kontrak kerja tiga tahun, aku harus bayar 3M eh 5M. Lalu kalau aku sengaja supaya dipecat, biar aku berhenti dari perusahaan, aku tetap kena 3M!”
“Rupanya itu juga salah satu cara agar aku tidak bisa kabur untuk pindah kerja ke mana pun, karena Vella sudah tahu aku selingkuh sejak enam bulan lalu. Berarti memang pengangkatan aku juga penandatanganan MOU itu sudah diatur oleh ibu Nungky.”