Kairi terlihat kesal karena raut Luna terlalu santai dalam menanggapi kecemasan Kairi padanya. Jika Luna sudah meminta obat itu, pasti masalahnya cukup rumit. “Uso jyanai! (Jangan bohong!)" Luna terdiam sesaat. Dia terlihat menghela napas panjang seraya menunduk. Dia angkat lagi pandangannya untuk menjawab ketakutan Kairi tentangnya. “Aku baik-baik saja.” Luna sangat keras kepala. Jika tak dipaksa, dia enggan berbagi kesulitannya. “Ceritalah padaku. Bukannya ... tadi kamu ke sini untuk menemui psikiatrist tampanmu, kan?” “Dia hanya ingin melihat apakah aku sangat mencintainya. Apa yang bisa aku lakukan? Apa aku sanggup mati karenanya? Dia kira aku bodoh. Karena ... aku akan sedikit membangkang. Aku tidak ingin mati karena dia, aku justru ingin tetap hidup untuknya.” Kairi tertegun