Teror!

1123 Kata

“Minumlah,” Flo mengulangi perintahnya. Seakan wanita itu tidak sabar untuk melihat Elang meminum minuman yang dia hidangkan. “Sebelum itu, bisakah kita melakukan transaksinya terlebih dahulu?” Elang mengajukan penawaran. Dia hanya tidak ingin melupakan momen penting itu. Bagaimana pun, dia hanya seorang diri sekarang. Bisa jadi, wanita itu ditugaskan untuk mengalihkan perhatiannya. Licik dalam dunia Elang sudah menjadi hal yang sangat biasa terjadi. Dengan alasan itu, dia harus tetap waspada. “Setelah transaksi, apa aku bisa mendapatkan pelayanan khusus darimu, Tuan Elang?” Lagi-lagi Flo menyentuh wajah Elang dengan gerakan menggoda. Bertemu dengan klien wanita memang menyusahkan. Tidak hanya transaksi, dia juga kerap mendapatkan perlakuan seperti ini. Hampir saja dia merasa setiap wa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN