Para pegawai dari Er grup sudah datang menempati kursi-kursi yang kosong. Namun anak pemilik dan suaminya belum kelihatan. Tak jarang dari mereka yang datang lebih awal menggerutu, karena sudah hampir setengah jam mereka menunggu untuk mencicipi makanan yang super mahal dari restauran yang terkenal mewah. Bagaimana mungkin mereka yang hanya pegawai biasa menolak tawaran dari bos besarnya terlebih lagi jika ingin mengingat diantara mereka jarang mencicipi masakan ala-ala orang kaya. "Kemana sih mereka, kenapa belum datang?" kali ini Bagus membuka suaranya memecah keheningan yang terjadi. "Iya nih. Aku bahkan tak sabar ingin menghabiskan daging yang dimasak oleh chef terkenal itu." Sahut Yuli Sarah yang sedari tadi hanya terdiam, cukup menguping pembicaraan mereka. Tetapi tangannya mer