Teriknya mentari, kadang kala menandakan akan datangnya hujan. Dan benar saja, langit berubah menjadi gelap. Di perjalanan pulang, mereka membelah jalanan. Menerobos derasnya hujan mengguyur bumi yang beberapa waktu ini dilanda kegersangan. Ya, layaknya kehidupan Sarah. Entah mengapa seperti ada air yang datang menghapus kemarau itu, terjadi begitu saja ketika melihat senyum manis milik Erick yang pernah di damba. Belum lagi, lelaki itu mengatakan terima kasih padanya. Lagi dan lagi Sarah tak bisa membohongi perasaanya sendiri. Hanya disentil sedikit saja, rasa itu muncul lagi meski tak banyak seperti dulu. "Ada apa denganmu?" Tanya Heru, lelaki itu melirik sekilas Sarah yang tersenyum nampak bahagia Sarah terkesiap, lalu menggeleng. "hanya bersyukur saja." "Karena kamu bertemu dengan