"Yasmin! Bangun, Yas!" Yasmin merasa tubuhnya terangkat. Merasakan tangan besar memeluknya hingga perempuan itu bisa merasakan debaran da-da orang yang memeluknya itu. Yasmin membuka matanya perlahan, terasa sangat berat, tapi ia begitu ingin melihat siapa yang mengangkat tubuhnya sekarang. Matanya terbuka dan hal yang pertama Yasmin lihat adalah wajah khawatir Kaelan. "Jangan berisik. Aku tidak apa-apa," kata Yasmin dengan lirih. Laki-laki itu terlihat lega saat Yasmin membuka matanya. Kaelan membaringkan tubuhnya Yasmin ke ranjang. Menatap Yasmin sangat dalam - dengan perasaan yang Yasmin tak mengerti. Antara sebuah kekhawatiran dan kemarahan yang menjadi satu. "Jangan bercanda. Sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kamu ingin mati? Kamu belum makan berapa hari, Yas? Kamu sudah dewasa,