68 - Keputusan Damai

2262 Kata

Perlahan, aku membuka mataku. Hal yang pertama akli aku lakukan saat pertama kali terbangun adalah mengecek keberadaan Lucy. Dan aku menghela napas lega saat mendapatinya masih tertidur nyenyak di pelukanku. Rasanya aku tidak rela membangunkannya. Tapi, hari ini aku harus bersiap ke kantor. Aku menyentuh sebelah pipinya. Namun, seketika bayangannya kembali memudar untuk beberapa detik. Dan begitu ia tampak jelas kembali, aku langsung menelangkup pipinya erat. Aku takut wajah Lucy akan benar-benar menghilang dari pandanganku. “Hmmb... kamu sudah bangun? Ada apa?” Lucy bertanya dengan suara serak dan mata yang tampak mengantuk. “Aku harus berangkat ke kantor hari ini.” “Iya, aku tahu. Ya sudah sana mandi! Nanti gantian aku yang mandi. Semalam kita sama-sama tidak mandi, kan, karena kamu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN