PROLOG 1.1
Seorang gadis menguap saat merasakan kilau sinar matahari yang mengusiknya. Perlahan, kedua kelopak mata sipit miliknya bergerak-gerak sebelum akhirnya benar-benar terbuka.
Hal yang pertama kali ia lihat saat membuka mata adalah wajah rupawan pria di hadapannya. Saat ini, ia berbaring dengan posisi miring ke kiri, menghadap ke arah pria yang tengah terlentang di alam bawah sadarnya itu.
Gadis itu menatap pria si sampingnya dengan alis menyerit. Lelaki itu tampak berkeringat, dan kepalanya menggelepar ke kanan dan kiri. Matanya masih memejam erat, atau terkesan terpaksa kelihatannya. Dan seketika, pria itu terperanjat seperti baru sadar dari mimpi yang begitu mengerikan.
"Huh huh huh." Napas pria itu memburu begitu matanya berhasil terbuka.
Pria itu sibuk mengatur napas. Sementara itu, si gadis bersurai hitam mulai mengubah posisinya menjadi duduk.
"Kamu habis mimpi buruk? Semengerikan apa sampai-"
"Kamu siapa?" potong pria itu, sembari menatap tajam gadis di sampingnya.
Lelaki adalah Arthur. Arthur Adimas Antaredja, seorang CEO di sebuah perusahaan konstruksi yang cukup terkenal di Bandung.
"Aku? Aku siapa?" ucap si gadis tampak kebingungan. Bukan kebingungan karena Arthur. Melainkan, ia sendiri juga tidak ingat siapa dirinya.
Arthur segera turun dari tempat tidur. Ia bergegas menyabet handuk dan bersiap ke kamar mandi. Namun, sebuah teriakan berhasil menginterupsinya.
"Kok kita bisa tidur bareng, sih? Kamu suamiku, ya?" teriak gadis itu yang membuat telinga Arthur berdenging saking nyaringnya.
Arthur berdecak geram. Jadi, kini gadis itu sedang berpura-pura gila untuk menarik perhatiannya?
Akan Arthur pastikan, semua orang yang terlibat dan memberi akses gadis ini untuk masuk ke kamarnya akan mendapat hukuman setimpal nanti.
Sementara itu, si gadis berperawakan mungil itu berusaha mengejar Arthur. Ia harus menuntut penjelasan dari laki-laki itu, atau selamanya hatinya tidak akan merasa tenang.
"Om, tunggu! Aku belum sele-"
Brak
Pintu kamar mandi ditutup kasar tepat di hadapan gadis itu. Merasa tidak siap, gadis itu akhirnya menabrak pintu kamar mandi, dan...
Cling
Ia terbengong saat melihat raganya dapat menembus pintu dengan sangat mudah. Ia memeriksa kembali kedua tangan dan seluruh tubuhnya. Tidak ada yang terluka. Apa yang sebenarnya barusan terjadi? Bagaimana bisa ia-
"Haaaaa??? Ngapain kamu di sini?" bentak Arthur.
Si gadis tak bernama itu menatap Arthur nanar. Kedua bola matanya mulai tampak berkaca-kaca. Hal itu pun berhasil membuat Arthur mengurungkan niatnya untuk melepas kaus yang ia kenakan.
Ia baru sadar sesuatu. Ada yang aneh dengan gadis di depannya ini. Yang membuat wajahnya menjadi tampak pucat seketika.
"Jangan bilang, kamu hantu?" tanya Arthur dengan ekspresi yang sudah sulit dijabarkan.
Jadi, benarkah gadis mungil tak bernama itu adalah hantu?