45 - Air Mata Lucy

1790 Kata

Aku sedang sibuk dengan pekerjaanku setelah jam makan siang usai. Seperti biasa, Lucy menungguku di sofa panjang sembari menonton acara televisi. Bosan, ia pun mulai memutar lagu. Aku membiarkannya saja asal volume suaranya tidak menggangguku. Sesekali aku melirik ke arahnya, memastikan jika ia masih ada dalam pengawasanku. “Hitam putih berlalu, janji kita menunggu, tapi kita tak mampu.” Aku mengalihkan pandanganku ke arah Lucy saat ia menyenandungkan lagu itu. Aku tahu lagu ini. Lagu yang sempat booming beberapa tahun lalu, milik penyanyi wanita bernama Isyana Sarasvati. Hanya saja, lirik lagu itu seakan menyindirku dan kisahku bersama Lucy. Atau hanya perasaanku saja yang terlalu sensitif? “Tak bisa tuk teruskan, dunia kita berbeda. Bila memang ini ujungnya, kau kan tetap ada di dalam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN