Takdir Seorang Galuh

1533 Kata
Galuh sedang dilema, belum selesai kasus yang sedang menjerat ayahnya Galuh harus kehilangan ibunya karena stroke pasca ditangkapnya sang ayah dan lima hari setelah ibunya mengalami stroke, beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Tidak cukup sampai di situ ujian yang harus Galuh lewati, karena masalah yang sedang dihadapi ayahnya ternyata berdampak pada pendidikan Galuh sendiri. Galuh yang mulai dijauhi oleh teman-temannya hingga berakhir dikeluarkan dari kampus secara tidak hormat tanpa mendapatkan kesempatan untuk menyelesaikan pendidikannya yang hanya tinggal selangkah menuju wisuda. Galuh merasa takdir sedang mempermainkan dirinya, Karena setelah dia dikeluarkan dari kampusnya secara tidak hormat Galuh nyaris mengalami pelecehan seksual oleh salah satu dosen pembimbingnya. Beruntung Galuh bisa selamat dari insiden yang hampir melecehkannya itu namun justru setelah insiden tersebut , Galuh kembali mendapatkan diskriminasi dari orang yang sangat dia percayai. Orang yang Galuh pikir akan selalu melindungi dan menjaganya karena keterkaitan rasa yang mereka sebut cinta, tapi ternyata semua benar-benar meninggalkan Galuh tanpa memberikan Galuh kesempatan untuk bernegosiasi. Lalu bagaimana Galuh akan menghadapi kejamnya dunia saat orang-orang yang dia percaya justru menghancurkan kepercayaannya. Tidak. Galuh tidak setangguh itu, dia hanya wanita lemah yang akan butuh bahu untuk bersandar dan tangan untuk menuntun nya . Galuh tidak bisa melewati harinya jika terus di pandang hina oleh orang-orang terdekatnya termasuk laki-laki yang hampir dua tahun ini menjadi kekasih Galuh, maka jangan heran jika pada akhirnya Galuh menerima tawaran ayahnya untuk di nikahkan dengan Teo Mervino, laki-laki yang menurut kakak tertuanya sudah tua, bahkan nyaris sama tuanya dengan sang ayah. Evan Mehdi. Flash back "Kita break dulu ya, Luh. Aku harus fokus ma proyek aku di Kalimantan dan aku rasa, aku akan berada di Kalimantan dalam waktu yang tidak pasti, jadi aku tidak bisa menahan mu untuk menungguku kembali, karena bagaimanapun kau berhak untuk mencari kebahagiaan lain selain bersamaku!" Ucap Bian, laki-laki yang hampir dua tahun menjadi tambatan hati seorang Galuh Afrika. Laki-laki yang bernama lengkap Febrian itu baru saja mengatakan break up pada Galuh yang sedang dalam fase tidak baik baik saja. Meskipun caranya sangat halus dan terkesan sopan, nyatanya tetap saja hal itu membuat Galuh semakin kecewa. 'Kenapa harus break jika hanya ingin fokus dengan pekerjaannya, atau jarak mereka yang akan terhalang. Bukankah jaman sudah sangat canggih, dan mereka masih bisa berkomunikasi dengan lancar meskipun harus menjalani hubungan jarak jauh.' "Apa maksud Mas? Apa Mas secara tidak langsung ingin mengatakan putus denganku?" Tanya Galuh tidak mengerti dengan ucapan Bian yang tiba-tiba ingin putus dengannya padahal semalam mereka masih baik-baik saja ketika Galuh bercerita tentang putusan hakim terkait kasus ayahnya yang akhirnya di putus hukuman kurungan penjara selama dua tahun atas kasus penggelapan dana perusahaan yang menjerat sang ayah. "Bukan seperti itu Galuh. Aku tidak tau kapan aku akan menyelesaikan proyek ini dan aku tidak ingin membuatmu menunggu dalam ketidak pastian. Aku ingin melepas mu dari hubungan ini, agar kau bisa menemukan laki-laki yang lebih baik dariku, yang akan bisa menjagamu saat kau membutuhkan, yang akan selalu ada di sampingmu karena besok aku akan berangkat ke Kalimantan, dan masih belum tahu seberapa lama aku akan di sana, sungguh aku benar-benar tidak ingin menggantung mu dengan hubungan ini!" Jelas Bian yang terdengar sangat masuk akal. Hubungan jarak jauh tidak semudah yang mereka bayangkan dan Bian tidak mau menjalin hubungan seperti itu karena sudah pasti keduanya akan sama-sama saling menyakiti secara tidak langsung. "Jangan menjadikan itu sebagai alasan, Mas! Itu terdengar sangat konyol!" Tolak Galuh tapi Bian hanya terlihat menghela napas dalam diam. "Galuh. Please, mengerti lah. Ini demi kebaikan kita berdua!" Ucap Bian menyakinkan Galuh jika ini adalah keputusan yang memang paling tepat untuk mereka saat ini. "Tidak. Ini bukan untuk kebaikan untuk ku Mas, tapi pasti ada alasan lain kan sampai Mas Bian ingin putus denganku?" Tebak Galuh sambil terkekeh, mengusap air mata di pipi halusnya, tapi Bian hanya menunduk dalam diam. "Galuh,,,!" "Apa ada wanita lain yang kini mengisi hati Mas Bian? Atau ini karena masalah yang sedang di hadapi keluarga ku? Hingga Mas Bian juga memilih untuk melepaskan ku seperti ini?" Tanya Galuh dengan menatap langit di kejauhan sana. "Galuh dengarkan aku! Ini,,," "Tidak Mas, Mas hanya perlu menjawab pertanyaan ku, iya atau tidak saja!" Potong Galuh saat Bian akan angkat suara. "Katakan saja yang sejujurnya, apa ini karena ada wanita lain yang kini juga menempati hati Mas Bian, atau ini justru karena persoalan Papa ku?" Tegas Galuh sambil menatap wajah laki-laki itu. Febrian hanya diam tak menjawab iya atau tidak, dia tetap kekeuh tidak ingin menyakiti Galuh tapi caranya justru menghancurkan hati wanita itu. "Jawab Mas, iya atau tidak?" Tuntut Galuh. "Mas Bian! Apa Mas masih lama, di sini sangat panas!" Seru seorang wanita yang tiba-tiba turun dari dalam mobil Bian yang terparkir sekitar dua puluh lima meter dari jarak di mana Galuh dan Bian sedang berdiri dan bicara. Galuh menoleh ke arah sumber suara begitu juga dengan Febrian, melihat wanita cantik bergaun modis yang baru turun dari dalam mobil laki-laki ini, dan dia hanya berdiri di depan pintu sebelah kemudi. "Apa dia alasan Mas ingin kita putus?" Tanya Galuh menatap manik mata laki-laki itu tapi Bian hanya diam tak menjawab pertanyaan Galuh. "Ayo Mas. Aku gerah di sini. Cepetan napa!" Keluh wanita itu lagi dan kali ini Bian hanya kembali menghela napas lalu menghembuskannya dengan sangat kasar. "Ya. Aku sudah selesai. Tunggulah!" Jawab Febrian sedikit berteriak agar wanita itu bisa mendengarnya. "Dia Lala, dia anak dari,,," "Stop. Aku tidak butuh penjelasan Mas tentang wanita itu, karena aku juga tidak terlalu bodoh untuk menyimpulkan sesuatu." Potong Galuh dengan sangat cepat. " Oke, aku anggap jawaban Mas untuk pertanyaan ku yang tadi adalah iya. Mas ingin putus denganku karena ada wanita lain." Sambung Galuh dengan perasaan yang sangat kecewa dan terluka. "Oke. Kita putus." Tegas Galuh dengan sangat mantap setelah menghapus air mata di pipinya. "Galuh. Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk,,," "Terima kasih. Terima kasih untuk semua pendewasaan yang Mas Bian ajarkan pada ku. Terima kasih karena telah membantu ku melewati hari kelamku selama beberapa bulan ini. Terus kasih telah mengajarkan ku arti kesabaran dalam menghadapi masalah ini. Terima kasih." Ucap Galuh memotong ucapan Febrian sebelum laki-laki itu selesai dengan kalimatnya. Febrian dan Galuh sudah menjadi kekasih hampir dua tahun ini, usia mereka hanya berjarak tiga tahun dan Febrian sudah lebih dulu menyelesaikan kuliahnya dan kini bekerja di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang properti. Awalnya semua baik-baik saja, tapi setelah kasus yang menjerat Evan Mehdi, ayah Galuh, satu persatu sahabatnya menjauh dan sekarang laki-laki yang menjadi penyemangatnya itu kini juga meninggalkan dirinya. "Galuh. Aku bisa jelasin ini. Ini tidak seperti yang kau pikirkan aku hanya,,," "Tidak apa-apa Mas. Aku sudah biasa. Biasa menghadap orang-orang seperti mu. Jangan lupa, aku sudah melewati ini hampir satu tahun terakhir, dan percayalah aku sudah mulai terbiasa dengan segala diskriminasi konyol dari orang-orang terdekatku!" Potong Galuh lagi, tidak mau mendengar penjelasan apapun dari laki-laki itu karena semakin banyak penjelasan yang akan dia berikan, semakin dalam pula luka yang akan Galuh dapatkan dari penjelasan itu. Cukup. Cukup sampai di sini , dan Galuh tidak ingin terluka lebih dalam meskipun sebenarnya luka itu terlanjur menyayat hati terdalamnya. "Pergilah. Jangan biarkan dia terlalu lama menunggu Mas hanya untuk menemui aku yang tidak begitu penting ini. Pergilah!" Ucap Galuh saat wanita itu kembali memanggil Bian yang masih saja berdiri di depannya dan ingin menjelaskan sesuatu yang menurut Galuh tidak lagi penting. Galuh berbalik, berjalan ke arah gerbang rumah bibik, karena Galuh masih memutuskan tinggal di rumah bibik meskipun kemarin rumah besarnya sudah di bebaskan atau sudah tidak lagi di pasangkan garis KPK dan sudah bisa mereka tempati lagi, tapi Galuh menolak kembali saat ini karena dia harus tinggal sendiri di rumah besar itu. "Galuh!" Panggil Bian tapi Galuh sama sekali tidak menoleh lagi. "Kenapa sih Mas? Ayo kita harus menemui Papa ku dulu!" Gadis yang sedari tadi menunggu di mobil Bian itu sampai harus menyusul Bian karena merasa Bian terlalu lama. "Sabar ya Non. Bibik yakin akan ada pelangi setelah badai. Non yang sabar ya." Bibik yang ternyata sedari tadi berdiri di depan gerbang rumah ikut mendengar obrolan Galuh dan laki-laki yang bibik tau adalah kekasih Galuh, anak majikannya. "Bik." Galuh malah menangis di bahu bibik, asisten rumah tangga orang tuanya, saat Bian dan wanita yang di duga pacar baru laki-laki itu pergi meninggalkan area depan rumah bibik. "Galuh pikir dia berbeda dari yang lainnya Bik, ternyata sama saja. Dia juga memutuskan untuk meninggalkan Galuh seperti ini, Bik!" Galuh terisak di bahu bibik dan bibik hanya mengusap lembut punggung Galuh. Flash off. Hidup ini harus terus berlanjut. Ini hanya perkara waktu dan Galuh yakin, siapapun laki-laki itu, jika ayahnya sudah mengatakan dia adalah laki-laki yang baik, maka Galuh akan percaya jika itulah kebenarannya. Bukankah hidup ini seperti buku n****+? Beberapa babnya berisi kesedihan, dan beberapa babnya lagi berisi tentang kebahagiaan, lalu beberapa bab berikutnya ada yang menarik dan ada yang membosankan, kau harus konsekuen membacanya karena jika kau tidak melanjutkan membaca atau membuka bab selanjutnya, kau tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi di bab berikutnya, dan sungguh Galuh berharap akan ada pelangi setelah badai yang akan dia temui nanti, meskipun sebenarnya Galuh sudah pasrah dengan jalan takdir yang sedang dia perankan saat ini, dan peran berikutnya Galuh juga akan menerima pernikahan yang telah di putuskan oleh ayahnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN