“Apa kau akan terus saja diam begitu! Cepat katakan aku tidak sabar.”Leyna hanya bisa memutar kedua bola matanya malas menanggapi apa yang Viona inginkan darinya. Leyna menyeruput kopinya, membasahi kerongkongan nya terasa kering sebelum mengatakan sesuatu. “Kami berkencan.” Tiba-tiba Viona membentak meja hingga membuat tubuh Leyna tercengang. Spontan Leyna mengedarkan pandangan nya ke sekitar, beberapa dari mereka menatap ke mereka merasa terganggu yang pastinya karena suara Viona. Leyna kembali menatap Viona dengan kedua matanya yang menyipit, memberi peringatan dalam tatapannya. Kini mereka berdua tengah berada di sebuah tempat makan yang biasa menjadi janji temu Viona dan Leyna. Leyna berjanji akan mengatakannya di jam istirahat di tempat biasa, hanya janji itu yang bisa membuat V