PoV Najwa "Aku nggak mau melanjutkan rencana pernikahan ini, Bu," ucap Mbak Zhafira tiba-tiba. Padahal, hari pernikahannya dengan Mas Irham—laki-laki yang sudah menjadi kekasihnya semenjak mereka sama-sama duduk di bangku kuliah, sudah semakin dekat dan persiapan pernikahan pun hampir 90 persen rampung. Ibu yang baru-baru ini memintaku untuk menjajal baju seragam yang akan dipakai di acara resepsi, menatap tak percaya putri pertamanya. "Fir ... jangan main-main kamu, ya." "Aku nggak main-main, Bu. Aku serius. Keluarga mereka tuh udah mau bangkrut. Terus, apa yang mau diharapkan?" Bersama raut wajah yang masih menunjukkan keterkejutan, Ibu mengusap d**a sambil beristighfar mendengar ucapan wanita cantik berbibir tipis itu. "Tujuanku menikah itu untuk meningkatkan taraf hidup. Terus, k