"Wa, habis ini kita ke dokter, ya," ujar Mama, masih berusaha membujuk. Meski tak diucapkan secara gamblang, aku paham betul jika yang dimaksud Mama saat ini adalah dokter kandungan. Karena jika ingin berkonsultasi dengan dokter umum, bukankan Dokter Alvin bisa diandalkan? Najwa yang wajahnya masih tampak pucat setelah muntah berkali-kali, menggeleng cepat mendengar usulan yang disampaikan sang mertua. "Najwa yakin ini nggak seperti yang Mama kira. Percaya, deh," balasnya sambil tersenyum. "Tapi, Wa, kamu, kan sudah telat—." Mama menghentikan laju ucapan ketika Najwa memasang senyuman sambil menggeleng pelan. "Percaya, deh, Ma, Najwa cuma masuk angin, beneran," ucap wanita itu, seperti masih berusaha menolak tentang kemungkinan besar jika dirinya ... hamil. Sial! Kenapa aku harus saki