Salahkah?

1009 Kata

Aku tak lagi peduli dengan harga diriku. Bahkan, jika harus bersujud di kakinya, itu pun akan kulakukan asalkan dia mau bertahan. "Dengan cara apa lagi?" Wanita berjilbab instan itu balik bertanya sambil menyipitkan mata sesaat setelah membalikkan badan. Aku mengangguk lemah. Aku bahkan tak keberatan sama sekali seandainya Najwa menyebutku sebagai pecundang lemah dan pesakitan karena terus memohon dirinya untuk tetap bertahan. Sungguh, aku tak lagi peduli tentang apa pun penilainya padaku. Aku tak peduli. "Kamu benar-benar ingin tahu caranya?" tanyanya seperti membuka harapan baru untukku. Seperti orang bodoh yang tak sabaran, dengan bibir yang mengukir senyum, aku mengangguk cepat menyambut persyaratan yang mungkin akan diajukan wanita satu ini. Sungguh, apa pun akan kulakukan asalka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN