"Bagaimana kerja hari ini?" Evita yang baru sampai di rumah kontrakan pada pukul 21.00, bertanya padaku. Teman satu kontrakan yang saat ini masih diam terpaku di ruang tamu sambil menunggu kantuk datang. Evita adalah teman baikku saat kami sama-sama masih duduk di bangku kuliah dulu. Dan ketika akhirnya kami bertemu kembali setelah dua tahun tak berjumpa, bisa dikatakan itu adalah sebuah jalan yang menguatkan aku untuk tetap melangkah sampai sejauh ini. "Apa warung makannya ramai? Apa banyak pelanggan yang datang?" cecarnya seperti pewarta yang gila berita. Aku mendongak dan menatap gadis 25 tahun yang terlihat masih rapi dengan baju kerjanya, dengan senyuman. "Seperti biasa, ramai, membuatku sedikit lelah, tapi ... menyenangkan," ujarku tak berdusta. Evita mengangguk-anggukkan kepala