***** “Willem, jangan gila!” geram Marina, suara yang dipaksakan untuk tetap rendah agar tidak terdengar oleh orang-orang di sekeliling mereka. Kali ini wanita itu sungguh marah, kesal dengan tindakan Willem. Bagaimana mungkin Marina tidak marah? Dalam benaknya, Willem terlalu berani, bahkan ceroboh. Memanfaatkan momen mati lampu yang tiba-tiba melanda, lelaki itu ingin menyeretnya ke dalam kamar, tanpa mempedulikan keramaian di sekeliling mereka. Rasa panik menggelora dalam dirinya. Bagaimana jika mereka ketahuan? Bayangan akan reaksi orang tuanya menghantuinya—apa yang akan dia katakan? Bagaimana ia bisa menjelaskan semua yang terjadi antara dirinya dan Willem? Marina merasakan detak jantungnya berdengung kencang, dan nafsu untuk melawan Willem tergerus oleh rasa takut. Terlalu ban