bc

Godaan Sang Mantan

book_age18+
878
IKUTI
7.7K
BACA
family
second chance
lighthearted
like
intro-logo
Uraian

Marina Addison terjebak dalam perjodohan yang tidak diinginkan dengan Luke, sementara kenangan akan cinta sejatinya, Willem Roberto, terus menghantuinya. Ketika takdir mempertemukan mereka kembali, Marina harus memilih antara masa lalu yang menyakitkan dan harapan baru yang penuh cinta. Namun, ketakutannya akan pengkhianatan dan trauma lama menguji seberapa jauh dia bisa membuka hati. Akankah Willem berhasil membuktikan bahwa cinta mereka layak diperjuangkan, atau akankah Marina terjebak selamanya dalam bayang-bayang masa lalu?

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1: Kepergok
*** Marina memarkirkan mobilnya dengan hati-hati di tempat parkir sebuah restoran. Setelah mematikan mesin dan melepas seatbelt, ia meraih tas branded-nya yang terletak di kursi kosong di samping, serta sebuah map berwarna kuning muda. Dengan langkah hati-hati, Marina turun dari mobil dan menutup pintu dengan rapat sebelum mengunci kendaraannya dengan otomatis. Wanita berusia 27 tahun dengan paras cantik sempurna itu berdiri sejenak di samping mobil, menatap ke arah restoran. Penampilannya terlihat formal dan khas kantoran, menunjukkan bahwa kunjungannya ke restoran ini adalah untuk pertemuan dengan salah satu kliennya. Dengan langkah mantap, Marina melangkah menuju pintu restoran. Saat memasuki restoran, dia melihat suasana yang ramai oleh pengunjung. Tidak mengherankan, karena jarum jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, waktu yang tepat bagi orang-orang untuk menyantap makan siang. Marina merasakan kehangatan dan kesibukan dari restoran yang dipenuhi dengan aroma makanan lezat dan tawa para pengunjung. Saat Marina melangkah menuju ruang VIP tempat dia bertemu dengan kliennya, tiba-tiba dia tidak sengaja melihat dua orang yang sangat dikenal baginya. Langkah kaki Marina refleks terhenti saat dia menatap fokus pada kedua sosok yang duduk semeja, saling melempar senyum satu sama lain. Dengan perasaan berdebar, Marina memutuskan untuk berbelok arah menuju meja mereka. “Luke, Vamela?” Serunya, menyebut kedua nama orang itu. Pria tampan bernama Luke Vaken segera menoleh dan menatap Marina dengan ekspresi terkejut. Begitu pula dengan wanita yang duduk bersamanya, Vamela, yang juga terlihat terkejut. “Honey?” Luke terdengar gelagapan. Dia melirik ke arah Vamela, yang terlihat gugup sambil menggigit bibirnya. Luke bangkit dari duduknya, menelan saliva dengan kasar. Dadanya berdebar sangat kencang. “Kalian … sedang apa di sini?” Tanya Marina sambil menatap bergantian antara Luke tunangannya dan Vamela sahabatnya. “Makan siang bersama?” Lanjutnya bertanya, mencoba mencari penjelasan dari situasi yang sedang terjadi. Vamela segera bangkit dari duduknya, hendak mengatakan sesuatu namun sudah keduluan oleh Luke. “Honey… tolong jangan salah paham dulu. Aku dan Vamela disini … kami memiliki pertemuan seputar pekerjaan,” jelaskan Luke dengan cemas. Marina terdiam dengan ekspresi dingin. Menarik pandangannya dari Luke, dia melirik Vamela. “Benarkah seperti itu, Mel?” Tanyanya pada sahabatnya. Dengan perasaan berdebar, Vamela mengangguk, gerakannya terlihat kaku. Dia memaksakan senyum, berusaha menutupi rasa gugup dan kaget yang sama-sama dirasakannya. “Benar, Marina. Aku dan Luke bertemu di sini untuk rapat. Atasanku berhalangan hadir, jadi aku diminta untuk mewakilkan pertemuannya dengan Luke. Tadinya aku tidak tahu bahwa klien bosku adalah Luke,” terang Vamela, sejenak melirik cemas pada Luke. Marina terdiam sejenak, memperhatikan Luke dan Vamela. 'Tidak mungkin. Mereka tidak mungkin menjalin hubungan di belakangku,' bisik Marina dalam hati, mencoba untuk memproses informasi yang baru saja dia dengar. Suasana di antara mereka terasa tegang, dengan ketegangan yang terasa di udara antara ketiga orang tersebut. “Honey… apa yang dikatakan oleh Vamela adalah yang sebenarnya. Kami bertemu untuk rapat dan … sama sekali tidak disengaja. Aku pun tidak tahu bahwa yang akan bertemu denganku adalah Vamela,” ujar Luke, mencoba membantu Vamela meyakinkan Marina. Dia melirik sebentar pada Vamela, menemukan tatapan nanar wanita itu, namun dia memilih untuk mengabaikan dan fokus pada Marina. Marina menarik napas dalam sebelum menghembuskannya perlahan. Dia mengangguk pelan sambil mengulas senyum. “Baiklah. Aku percaya, kalian tidak mungkin menjalin hubungan diam-diam di belakangku,” ucapnya, sambil menatap keduanya bergantian dengan senyum di wajah cantiknya. Vamela menelan saliva dengan kasar, sembari mengangguk pelan dengan gerakan kaku. Senyumnya pun terlihat kaku. “Iya … iya, mana mungkin kami melakukan itu di belakangmu. Mustahil, Marina,” ucapnya dengan suara yang terputus-putus. “Ya sudah kalau begitu, kalian lanjutkan saja,” ujar Marina, mencoba mengakhiri ketegangan di antara mereka. “Kamu sendiri ingin bertemu dengan siapa di sini?” Tanya Luke kepada Marina. Marina menatap sang tunangannya dengan serius. “Aku ada pertemuan dengan klien,” jawabnya dengan tegas. “Mana orangnya? Apakah sudah datang?” tanya Luke, mengerutkan keningnya, lalu mengedarkan pandangan ke sekitarnya. Mencari sosok yang akan bertemu dengan kekasihnya. “Sepertinya sudah. Dia menunggu di ruang VIP,” jawab Marina. “Kalian bertemu di ruang VIP?” Luke menunjukkan ekspresi kebingungan. “Aku tidak pernah melakukan meeting di tempat terbuka, Luke. Aku tidak terbiasa,” terang Marina. Luke mengangguk paham. “Baiklah. Kalau begitu, aku akan menunggu sampai kamu selesai meeting,” ujar Luke. “Tidak perlu, sepertinya agak lama. Dan setelah meeting, aku harus segera kembali ke kantor,” jelas Marina, melirik sebentar pada Vamela yang tampak menghindari kontak mata dengan dirinya. “Kamu lanjutkan saja dengan Vamela. Kalau sudah selesai, kamu bisa sekalian antar dia. Soalnya tadi aku tidak melihat mobilnya di tempat parkir,” tambah Marina. Deg! Seketika tubuh Luke menegang kaku, tidak jauh berbeda dengan Vamela. d**a wanita itu semakin berdebar kencang. Suasana kembali tegang, dengan kegelisahan yang terpancar jelas dari ekspresi Luke dan Vamela. “Aku pergi dulu, ya,” pamit Marina pada mereka. “Marina—,” Vamela meraih tangan kanan Marina. Wanita itu berhenti dan menatap serius padanya. “Tolong jangan berpikir yang macam-macam tentang aku dan Luke. Kami … tidak ada hubungan apa-apa. Pertemuan ini murni bisnis,” jelaskan Vamela dengan raut wajah memelas. Marina menghela napas. “Kamu tenang saja. Aku percaya kalian tidak mungkin sejahat itu padaku,” ucapnya sambil tersenyum. Setelah melirik sebentar pada sang tunangannya, Marina melanjutkan, “Ya sudah, aku harus segera bertemu kliennya. Aku sudah terlambat beberapa menit. Kalian lanjutkan saja.” Setelah Vamela melepaskan cengkraman lembut pada lengannya, Marina melangkah menjauh dari mereka, menuju ruang VIP tempat pertemuannya dengan klien. Luke memiringkan posisi tubuhnya untuk melihat punggung sempit Marina yang semakin menjauh. Kemudian, dia beralih menatap Vamela yang terduduk lemas di kursi. Menghela napas, Luke turut mendudukkan tubuhnya. “Tenanglah, semuanya akan baik-baik saja,” ucapnya sambil menatap serius pada Vamela. Suasana yang tegang mulai mereda sedikit, namun kekhawatiran masih terpancar jelas dari wajah keduanya. Vamela menggelengkan kepala sambil meraih tas di sisi meja, memasukkan ponsel ke dalam tas. Dia menatap Luke, “Aku mau pulang saja. Kamu tidak usah mengantarku,” ujarnya lalu dengan segera bangkit dari duduknya dan menjauh dari meja. “Vamela, tunggu!” Sentak Luke menahan tangan kanan Vamela, membuat wanita itu menghentikan langkah dan mendongak padanya dengan raut wajah cemas. “Lepaskan aku, Luke! Jangan sampai Marina melihat kita!” ujarnya dengan suara tertahan, tidak ingin menarik perhatian para pengunjung lain di sana. “Aku antar kamu. Kamu datang ke sini bersamaku, artinya kamu harus pulang bersamaku juga,” tegas Luke, membuat Vamela terdiam pasrah. Mereka berdua kemudian keluar dari restoran menuju mobil Luke yang terparkir agak jauh dari posisi mobil Marina. Luke dan Vamela pergi bersama-sama. Tujuan mereka adalah apartemen Vamela, sesuai keinginan wanita tersebut sebelumnya. Selama satu tahun, Luke dan Vamela menjalin hubungan diam-diam di belakang Marina, tunangan Luke. Luke adalah putra dari salah satu rekan bisnis Charles, ayah Marina. Sekitar dua tahun lalu, Charles memperkenalkan putrinya dengan Luke dan berharap mereka bisa menjalin hubungan serius. Seiring berjalannya waktu, Marina dan Luke memutuskan untuk menjalin hubungan seperti yang diharapkan oleh orang tua mereka masing-masing. Dulu, Marina sering mengajak Vamela ketika bertemu dengan Luke, sementara di sisi lain hubungan Marina dan Luke terkesan dingin. Tidak ada kehangatan di dalamnya, namun Luke tetap ingin melanjutkan hubungan dengan gadis itu karena perusahaannya menjalin kerjasama dengan perusahaan keluarga Marina. Setiap kali Luke bertemu Marina, Vamela selalu berada di tengah-tengah mereka, membuat Luke berpaling dari Marina. Ia tertarik oleh pesona Vamela hingga keduanya pun menjalin hubungan di belakang Marina setelah wanita itu bertunangan dengan Luke setahun yang lalu. ***

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
148.8K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
282.3K
bc

Tentang Cinta Kita

read
204.8K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
3.2K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
145.9K
bc

TERNODA

read
190.9K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
221.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook