Misora POV Pekerjaanku diliburkan karena kerusuhan yang Noir maksudkan. Banyak p*********n dan pembakaran di mana-mana, jadinya aku diam seharian di rumah. Noir tak datang, dia juga tak memberi kabar. Entah apa yang sedang dia lakukan, menghilang begitu saja membuatku cemas memikirkannya sepanjang waktu. “Kakak, temanmu datang. Keluarlah, jangan mentang-mentang libur malah tidur seharian,” panggil adikku. Bukannya mengetuk pintu, malah teriak-teriak membuatku malu. “Aku tak tidur!” balasku. Buru-buru aku keluar, tak sempat merapikan rambut. Berpikir kalau palingan itu Noir, orang yang bisa dengan santai datang main di saat kacau seperti ini. Namun ternyata bukan, itu Fanette dan Warren. Mereka datang bersama. Kombinasi yang tak biasa. “Aku senang kalau kalian sudah akur,” kataku. “