Waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi. Reindra sudah tejaga sebab sebagai ASN, ia harus ke kantor tepat waktu dan menyelesaikan pekerjaannya di sana. Lagi-lagi, pria itu harus tidur sendiri. Ia sudah bosan dengan semua keadaan ini. Punya dua istri tapi seakan tidak punya istri. Makan dan minum hanya dilayani oleh sang ART di meja makan. Tidak pernah ada sapaan romantis dari istri-istrinya. Bahkan selama ini selalu saja Reindra yang bangun lebih awal dan membiarkan Saras atau Nela tetap nyenyak disaat dirinya butuh pelayanan sebelum berangkat bekerja. Reindra menyibak selimutnya dan langsung bangkit dari ranjangnya. Pria itu juga mulai mematikan AC karena udara kamar itu terasa sangat dingin. Pagi ini, cuaca kota Jakarta kurang baik. Di luar rumah, hujan turun dengan derasnya. Bahkan bi