Reindra kembali ke hadapan Ayunda dan anak-anaknya. “Bagaimana, Mas?” tanya Ayunda. “Aman … Mas Amir akan ke sini dan ia akan jadi wali nikah kita.” “Kok bisa?” Ayunda mengernyit. “Bisa’lah … Oiya, sekarang tinggal urus surat dari kamu dan aku ingin minggu ini kita menikah.” “Minggu ini? Yang benar saja, Mas.” “Aku serius, Nda. Setelah kita menikah nanti, kita akan tinggal di rumah baru. Aku sudah siapkan rumah untuk kita. Jadi tidak akan ada lagi tetangga yang akan julidin kamu dan anak-anak. Mental anak-anak bisa tertata dengan baik lagi.” “Rumah baru? Maksudnya kami akan meninggalkan rumah peninggalan mas Rudi?” “Ayunda, rumah itu adalah milik anak-anak kamu. Jadi anak-anak’lah yang berhak atas rumah itu kelak ketika mereka dewasa. Sementara sebagai suami nanti, aku juga punya k