Reindra sudah selesai dengan ponselnya. Ia meletakkan kembali ponsel itu di atas meja, sementara ia kembali lagi ke meja dapur dekat sang istri. “Siapa, Mas?” tanya Ayunda. “Rekan kerja mas tadi. Sudah mas katakan kalau sekarang lagi liburan, tolong jangan bahas masalah kerjaan dulu,” jawab Reindra. Tentu pria itu berbohong sebab yang menghubunginya tadi adalah istri pertamanya. Ayunda terkekeh ringan, “Itu artinya kamu sangat dibutuhkan pada pekerjaan itu, Mas. Ini pekerjaan di kantor atau pabrik kamu?” “Di kantor, Sayang … Rasanya aku ingin pensiun muda saja dan fokus mengurus pabrik dan toko. Tapi aku sadar kalau sekarang ada tiga orang istri yang harus aku nafkahi, jadi harus tetap bekerja keras.” Reindra mencubit lembut pipi Ayunda. “Siapa suruh punya istri banyak-banyak ….” “Y