Ayunda masih saja tertunduk. Reindra memerhatikan wanita itu dengan dahi mengkerut. Ada perasaan tidak nyaman di hati Reindra tatkala melihat dahi mengkerut milik Ayunda. “Nda, apa kamu baik-baik saja? Kamu tidak berubah pikiran’kan? Aku sudah berjuang sejauh ini dan aku akan sangat kecewa jika kamu sampai berubah pikiran.” Ayunda kembali mengangkat kepalanya, “Aku hanya takut kalau ada hati yang tersakiti, itu saja, Mas. Aku nggak bisa bayangkan betapa sakitnya hati mbak Nela kalau tahu semuanya. Apa lagi orang itu adalah aku, orang yang paling ia benci. Tidak hanya mbak Nela yang membenciku, tapi semua keluarga mendiang mas Rudi.” “Ayunda, kamu jangan salahkan dirimu sendiri terus. Kamu sama sekali tidak salah di sini. Justru yang salah itu adalah mereka karena mereka sudah memupuk ha