PART 5 SAH

930 Kata
Irna terbangun dengan deru napas yang memburu dan keringat dingin yang bercucur disekujur tubuh. Ingatannya kembali dipaksa memutar kejadian tujuh tahun yang lalu. Membuatnya lagi dan lagi menggigil ketakutan. Selama ini Irna memikul sendiri masa lalunya, tanpa seorangpun tau, termasuk Dior. Namun, siang tadi, dia terlampau marah sehingga rahasia yang disimpan Irna rapat-rapat akhirnya keluar dari bibirnya. Dia lelah. Sungguh. Dia memiliki seorang kakak yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Tanpa mau terbebani dengan seorang adik yang pasti sudah sangat merepotkan hidupnya. Irna terisak, sangat keras di sepenjuru kamar itu. Malam ini dia menangisi masa lalunya dan malam ini dia juga menangisi sikap egois dan tidak pedulinya Dior kepadanya. Dior tampak acak – acakan, disampingnya Cilla setia menemani tunangannya mencari keberadaan Irna. Calon adik iparnya itu pergi entah kemana, dan Cilla tidak tau apa yang membuat Irna pergi hingga membuat tunangannya sekacau ini. "Kita pulang dulu, besok kita cari Irna." "Nggak bisa, Cil. Aku harus ketemu Irna sekarang." "Kamu sudah sekusut ini, Mas! Please, dengerin aku. Kita pulang. Aku yakin Irna bisa jaga diri baiki-baik." Dior meminggirkan mobilnya di trotoar. Dia memukul setir beberapa kali untuk melampiaskan emosinya dan Cilla hanya diam membiarkan sampai emosi tunangannya itu reda. “Aku—aku nyesel banget tau ini sekarang. Adik aku hancur karena perbuatan ku! Aku harus bagaimana sekarang? Rasanya aku nggak ada muka lagi buat ketemu Irna, Cilla.” Cilla tidak tau ada masalah apa antara tunangannya dan adiknya itu. Namun, Cilla sebagai tunangan hanya bisa memberi Dior bahunya untuk mengurangi sedikit beban di kepala pria itu. Irna Temui gue di Apartemen Sarapati, lantai 7 nomer 578, sekarang. Bisa, Mik? Miko tidak tau kenapa dia malah menyambar jaket juga kunci motornya, setelah mendapatkan pesan itu dari Irna. Hanya perlu satu jam lamanya untuk Miko sampai ke Apartemen yang di maksud Irna dan sekarang ia berada di sebuah ruang tamu dengan Irna di dalamnya. Wanita itu tampak sangat kacau sampai – sampai penampilannya cukup membuat Miko terkena serangan jantung dan jiwa kelelakiannya mulai berpikir yang tidak – tidak. "Lo bilang akan nikahi gue kalau gue berhenti jadi model kan?" Miko dengan kaku, mengangguk. Padahal sebelumnya ia berharap supaya Irna menolaknya. Namun, ketika melihat keadaan Irna seperti ini, ia menelan ludah, terlebih karena Irna terlihat seperti menantangnya dari balik gaun tidur tipis yang wanita itu kenakan. "Gue sudah berhenti jadi model. Ini.." Irna meletakkan di atas meja surat pembatalan kontrak kerja dari agensi yang menaunginya dan Miko mengambil surat itu lalu membacanya. "Lo bisa nikahi gue hari ini kan?" Lanjut wanita itu membuat Miko beberapa kali harus menahan napasnya. "Miko.. bisa kan? Lo sudah janji ke gue ya!" "Nggak bisa sekarang. Nikah butuh persiapan yang matang." Ujar Miko pada akhirnya. "Gue hanya butuh lo ijab kabul sudah beres." "Kenapa lo ngebet banget buat gue nikahi lo?" "Karena lo pilihan Abang gue! Please, nikahi gue, Mik." Miko menghela napasnya. Bagaimana pun juga perkataannya tempo hari saat bertemu Irna di cafe sudah terikat seperti sebuah janji. Dan ketika Irna membuktikan bahwa wanita itu sudah keluar dari pekerjaannya sebagai model, itu artinya Miko memang harus menepati apa yang ia ucapkan beberapa hari yang lalu dan sebagai pria dia pantang ingkar janji. "Oke. Gue nikahi lo hari ini. Gue akan hubungi Abang lo." "Biar gue. Lo bisa hubungi keluarga lo mungkin? Atau teman lo sebagai saksi?" Miko mengangguk, dia menahan Irna yang akan beranjak dengan berkata, "Emm Na, lo bisa pakai baju yang layak? G—ue laki – laki normal." Irna berdecak kesal dan hanya melirik malas pada Miko, “Sok suci banget lo.” Miko hanya bisa mengelus dadanya dan menggeleng melihat kelakuan Irna. Dior terlihat marah saat datang. Dia bahkan tidak peduli dan langsung masuk ke kamar Irna dan mencari adiknya yang ternyata duduk di depan meja rias, tengah berdandan. "Hai Ba—" Belum sempat Irna menyelesaikan ucapannya, Dior lebih dulu mencengkeram tangan Irna dan menarik adiknya berdiri. "Hentikan Irna!" Desis Dior. Irna tertawa, menertawakan sikap kakaknya, "Kenapa? Aku sudah menuruti semua mau Abang. Sebentar lagi aku akan menikah, jadi Abang nggak perlu repot mengurusku." "Irna!" "Apa? Abang nggak mau menikahkan aku? Oke. Aku akan meminta tolong Paman Susno." Irna melepas cekalan Dior di pergelangan tangannya. Wanita itu meraih ponselnya untuk menghubungi pamannya, namun Dior lebih dulu meraih ponselnya dan membuangnya hingga hancur berkeping-keping. "Hentikan! Miko nggak tau apa-apa!" "Ini sebagai bentuk balas dendamku sama Abang! Aku akan membuat lelaki itu menyesal karena sudah menerimaku menjadi istrinya.” Plak Satu tamparan sangat keras mengenai pipi kanan Irna. Wanita itu menahan diri untuk tidak menangis dan terlihat lemah di depan kakaknya. Lebih memilih menegakkan lagi tubuhnya dan menatap kakaknya dengan sorot mata dingin. Dior, yang baru saja menampar sangat keras adiknya dihujami beribu rasa bersalah. Saat ingin meraih adiknya, Irna lebih memilih mundur dari jangkauannya. "Jika Abang nggak mau menikahkan aku hari ini. Besok aku pastikan Abang akan melihat jasadku di sungai." “Jangan kekanakan Irna!” Teriak Dior namun Irna sudah lebih dulu keluar dari kamar, meninggalkan Dior yang mematung dan menatap tangannya yang bergetar dengan pandangan nanar. "Saya nikahkan dan kawinkan engkau, Sujatmiko Prianda bin Abi Prianda dengan adik saya Irrina Putri Jelita Bustara binti Prayoga Bustara dengan mas kawin uang sebesar  satu juta dua ratus di bayar tunai." "Saya terima nikahnya Irrina Putri Jelita Bustara binti Prayoga Bustara dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Setelah para saksi mengucap kata sah. Kini baik Irna dan Miko sudah sah menjadi sepasang suami istri secara agama. Meskipun pernikahan mereka terkesan mendadak dan tidak ada persiapan. Irna sudah tidak peduli. Dia sudah teramat sakit hati dan berharap Abangnya akan menyesali memilihkan Irna untuk dinikahi Miko.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN