58. Something Bad

1375 Kata
“Yiseo!” Suara Choi Yong Do menggema di sepanjang lorong. Membuat Park Yiseo menghentikan langkah. Gadis itu menggerakkan wajah. Menoleh kecil, menatap Choi Yong Do hanya lewat punggungnya. Sudut bibir Yiseo naik. Membentuk senyum dan menganggukkan kepalanya. Sejurus kemudian Park Yiseo mendesis. Merasakan cengkraman tangan sang ayah pada lengannya. Park Yibeom menyeret putrinya keluar dari gerbang sekolah. “Yiseo!” “Yong Do!” Langkah kaki Choi Yong Do terhenti saat mendengar suara ayahnya. Sontak, pria itu memutar tubuhnya. Bergegas Choi Hye Min dan Goo Hae Young menyusul putra mereka. “Aku harus melakukan sesuatu, Ayah. Firasatku mengatakan jika Park Yiseo akan mendapat masalah,” kata Yong Do. Terpancar jelas kegelisahan dari pandangan sepasang manik cokelat itu. Membuat Choi Hye Min dan Goo Hae Young menghela napas panjang bersamaan, lantas mengembuskannya dengan cepat. “Kami paham,” kata Choi Hye Min. “tetapi, kamu tidak bisa mencampuri urusan keluarga mereka.” “Bisa!” tandas Yong Do. Manik cokelatnya makin melebar. Rahangnya mengencang dan wajahnya bergetar. “Park Yiseo melawan semua batas untuk menolongku. Dia tidak takut membelaku. Dan jika ada yang bisa kulakukan untuk dirinya, maka akan kulakukan. Sekalipun aku harus melawan kedua orang tuanya.” Mulut Hye Min terbuka dan tangannya terjulur. “Ta-“ “Bahkan orang tuaku sendiri,” sergah Young Do. Napasnya berembus kasar sewaktu pria itu memutar tubuhnya. Choi Hye Min dan Goo Hae Young bisa menatap kepalan tangan Choi Yong Do yang mengencang pada kedua sisi tubuhnya. Hye Min memalingkan wajahnya pada wanita yang berdiri di sampingnya. Pasangan suami istri itu mendesah bersama lantas mengambil langkah panjang menyusul putra mereka. “Taksi!” seru Yong Do. Sejurus kemudian dia berdecak kasar. “Sial!” desis Yong Do. Pria itu mengusap kepalanya dengan frustasi. Napasnya berembus tak beraturan dan jantungnya mulai berdetak meningkat. “TAKSI!” teriak Yong Do. “Screw off!” Pria itu mengayunkan kaki, menendang udara. Gelenyar panas mulai merambat cepat ke seluruh pembuluh darah dan berhenti di tengkuk. Hidungnya kembang-kempis dan dia tidak berhenti merutuk. Mengapa juga tak ada satu pun taksi yang mau berhenti. Oh, dia benci ini. “TA-“ Teriakan Choi Yong Do terhenti saat mendengar suara klakson panjang yang langsung membuatnya memutar tubuh. Kening Yong Do mengerut. Sebuah mobil SUV berhenti tepat di depan Choi Yong Do. Seorang lelaki menatapnya lantas mengedikkan kepala, menyuruh Yong Do untuk segera masuk ke dalam mobil. Namun, Choi Yong Do hanya mendengkus dan memutar tubuhnya dengan desahan kasar. “Choi Yong Do,” panggil Goo Hae Young. “kau ingin menyelamatkan Yiseo, bukan?” Sontak, Choi Yong Do memutar tubuhnya. Perlahan-lahan manik cokelat itu melebar. “Tunggu apa lagi, ayo.” Mendengar ucapan sang ayah, membuat Choi Yong Do langsung mengambil langkah. Seketika wajahnya menjadi sangat antusias. Ia menarik pintu mobil dan melesakkan tubuhnya di dalam. “Kalau begitu cepatlah,” kata Yong Do. “Pakai sabuk pengamanmu,” ucap Hye Min. Choi Yong Do mengangguk, mengikuti saran sang ayah. Choi Hye Min langsung menancap pedal gas. Mobil SUV itu melesat dengan cepat. “Menurutmu ke mana tuan Park membawa putrinya?” tanya Hye Min. Memandang Choi Yong Do lewat kaca spion. Untuk sekelebat, Choi Yong Do terdiam dan seketika merasa sangat frustasi. Namun, sejurus kemudian terdengar decakan bibir dari Goo Hae Young. “Tentu saja apartment,” kata Hae Young. Spontan, Choi Yong Do menganggukkan kepalanya. Matanya kembali melebar. “Ya,” gumam Yong Do. Pria itu mencondongkan tubuh. Menepuk pangkal sandaran kepala, membuat kedua orang tuanya tersentak. “Dia pasti di sana,” kata Yong Do. Memandang orang tuanya bergantian. “Kau yakin?” tanya Hye Min. Choi Yong Do mengangguk pasti. “Hem,” gumamnya. “Oke, kalau begitu kembali ke kursimu,” ucap Hye Min. Pria muda Choi itu kembali menarik punggungnya. Duduk di tempat semula, dengan segala pemikiran yang mulai berkelebat di dalam kepalanya. Perlahan-lahan, tangannya kembali mengepal dan kini mulai menonjok-nonjok lututnya dengan kasar. ‘Ya Tuhan, tolong. Jangan biarkan Park Yiseo terluka,’ gumam Choi Yong Do di dalam hatinya. “Dad, lebih cepat,” kata Yong Do. Sambil menghela napas panjang, Choi Hye Min menginjak pedal gas, menambah kecepatan. Mobil SUV tersebut melesat dengan cepat. Tak berselang lama, mereka pun tiba di depan Claver Rose apartemen. “YONG DO!” teriak Hye Min sewaktu Choi Yong Do melompat keluar sebelum mobilnya terparkir sempurna. “Sorry, I have no time!” seru Yong Do. Pria itu melesat ke dalam apartemen. “Tuan muda Choi.” Choi Yong Do langsung memutar tubuh. Tampak seorang pria bertubuh kekar menghampiri Choi Yong Do. “Yiseo,” kata Yong Do. “apa kau melihatnya?” Kim Jang Mi mengangguk. “Ya. Lima menit yang lalu dia datang bersama tuan dan nyonya Park.” Choi Yong Do mendesah kesal. “Sial!” gumamnya. “Tuan muda Choi,” panggil Jang Mi. Choi Yong Do kembali mendongakkan wajahnya. “apa terjadi sesuatu?” Choi Yong Do mengangguk. “Ya, tapi aku tidak punya waktu menjelaskannya. Aku harus segera menyusul Yiseo. Aku takut kalau di-“ “Tuan muda,” panggil Jang Mi. Sontak membuat ucapan Yong Do terhenti. Ditatap Yong Do ekspresi di wajah Kim Jang Mi yang berubah menjadi kegelisahan. “maaf jika aku lancang, tetapi kulihat tuan Park sedang marah besar.” “Ya,” kata Yong Do dengan menyentak nadanya. “untuk itulah aku harus segera ke atas.” Choi Yong Do langsung memutar tubuhnya. Pria itu berlari menuju lift. Tangannya menekan tombol di kiri berulang kali. Seakan-akan jika dia melakukannya, maka bilik kecil itu akan langsung turun ke lobi. “Damn it!” Choi Yong Do semakin panik. Ia mengerutkan dahi saat merasakan sentuhan pada lengan kanannya. Kim Jang Mi berada tepat di samping Yong Do. “Apa pun yang ingin kulakukan, kuharap kau tidak menuju ke unit milik nona Park.” Kening Yong Do makin melengkung ke tengah. “Kenapa?” tanya pria itu dengan nada terdengar sinis. Kim Jang Mi terdiam selama beberapa detik, lantas terdengar embusan napas panjang. Pria itu memandang Choi Yong Do dengan pandangan penuh arti. “Kau tidak mengenal tuan Park. Apa pun niatmu untuk menolong Park Yiseo, akan lebih baik jika kau tidak ikut campur.” “What the hell are you talking about!” Choi Yong Do mengempaskan tangan Jang Mi dengan kasar. “Tuan muda, jika Anda menginterupsi tuan Park, maka dia akan semakin menyiksa nona Yiseo.” Seketika jantung Choi Yong Do berhenti selama beberapa detik. Pria itu memutar wajahnya dengan cepat. Menghampiri Kim Jang Mi dan langsung meraih kerah kemeja pria itu. “Apa maksudmu, hah?” desis Yong Do lengkap dengan mata nyalang. Kim Jang Mi mendesah. “Nona Park sudah biasa menghadapi semua ini. Kami yang tahu persis apa yang akan terjadi pada nona Park saat seseorang mencoba menghentikan ayahnya.” “Aku tidak peduli!” kata Yong Do. Nada suaranya terdengar pelan, tetapi tidak dengan matanya. “Percayalah Tuan muda Choi, kau tidak pernah melihat bagaimana cara tuan Park mendidik putrinya. Kumohon. Mereka punya cara sendiri untuk berkomunikasi. Mungkin jika kau tetap diam di sini, maka nona Park hanya akan dimarahi, tetapi jika kamu ke sana, apalagi menggedor pintunya dengan kuat maka-“ “Maka apa?!” Choi Yong Do menarik kerah baju Jang Mi dengan kasar. “Maka kamu akan melihat hal mengerikan yang tak bisa dicegah, bahkan oleh siapa pun.” Seketika Choi Yong Do terdiam. Manik cokelatnya semakin melebar dengan tatapan nyalang. Tidak ada satu pun dari raut wajah Kim Jang Mi yang memberitahu kalau dia sedang bergurau atau mengucapkan omong kosong. “Kumohon Tuan muda Choi, biarkan mereka menyelesaikan urusan mereka. Satu-satunya cara untuk membantu nona Park adalah tetap diam.” Kalimat itu terus terucap dari bibir Jang Mi. Entah mengapa membuat Choi Yong Do tak bisa berkutik. Menjadi sangat menderita dengan menahan rasa penasaran, gelisah dan serasa ingin mati. Rungunya berdengung membuat Choi Yong Do mengerjapkan mata. Pria itu memutar tubuh. Meraih dinding di depannya dan seketika lututnya terasa lemas. “Yiseo ….” Nama itu keluar dengan desahan panjang. Choi Yong Do menutup matanya. Namun, saat pintu lift terbuka ia pun melesat ke dalam lift dan dengan cepat menekan tombol 101. “Tuan muda!” seru Jang Mi. Pria itu hendak menyusul, tetapi semuanya terlambat saat pintu lift tertutup. ___________________
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN