Bunga memejamkan mata kemudian menghembuskan nafas secara perlahan. Istri Reski itu membuka mata kemudian memberi isyarat kepada pemilik salon. "Tidak, Nyonya! Bukankah kita harus ramah kepada siapa saja yang datang sebagai pelanggan," jawab Fredy pemilik salon. Bunga tersenyum tipis, wanita yang berdandan sederhana itu terselematkan akan sesuatu yang tidak banyak orang tahu. "Kebetulan sekali bertemu Mama di sini." Pada akhirnya Bunga hanya menyapa ibu mertuanya dengan secuil kalimat itu. Wanita paruh baya itu memberikan wajah cueknya, tatapan sinis selalu menjadi tatapan spesial untuk Bunga. "Tumben kamu masuk ke salon. Lagi pula kamu memilih tempat mahal, lagi!" Nyonya Inggrid menjawab dengan nada ketus. "Mas Reski yang menyuruhku, Ma!" Fredy membawa kedua wanita beda usia itu ma