12. Menyesal

1215 Kata

"Argh ...!" Damar beberapa kali membenturkan keningnya pada setir mobil karena kesal. "Benar-benar itu orang. Sengaja banget mainin aku." 'Tin! Tin!' Suara klakson mobil yang ada di belakang, membuat Damar harus kembali mengemudi karena ternyata lampu di persimpangan jalan itu sudah berubah menjadi hijau. "Shaka ... awas aja kamu!" Damar masih saja menggerutu. "Lagian dia juga biasanya suka ngomong kalau ada info penting biarpun aku nolak. Eh sekarang malah beneran gak ngomong. Kan ngeselin. Mana aku udah penasaran pula." Damar hanya bisa merutuk. Beberapa saat yang lalu. "Aku udah bilang, aku nggak mau tahu apa-apa lagi soal dia," ujar Damar saat Shaka mengatakan memiliki informasi tentang Dania. "Kamu yakin?" tanya Shaka sekali lagi, ingin memastikan. "Yakin lah! Aku dan dia uda

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN