bc

Talak Setelah Malam Pertama

book_age18+
2.3K
IKUTI
31.4K
BACA
HE
escape while being pregnant
age gap
boss
drama
office/work place
cheating
stubborn
like
intro-logo
Uraian

Cerita ini berpartisipasi dalam kontes menulis #Setelah Topeng Kekasih Terungkap.

.

Damar & Dania #romansa berbalut #komedi tipis-tipis.

.

Suatu malam, Damar berada di bawah pengaruh obat perangsang yang tidak sengaja ia minum, untuk pertama kalinya menggauli istri yang tidak pernah ia sentuh sebelumnya meski telah beberapa bulan menikah karena ia tidak suka pada istri hasil perjodohan yang dilakukan sang ibu.

.

Tetapi keesokan harinya Damar malah meminta Dania untuk melupakan kejadian semalam bahkan menjatuhkan talak.

.

Dengan membawa luka hati, Dania meninggalkan rumah mantan suaminya dan dijemput oleh seorang pria yang menggunakan mobil mewah. Hal itu membuat Damar berpikir bahwa istrinya memiliki pria lain.

.

Enam tahun kemudian Damar kembali ke Indonesia setelah melanjutkan kuliahnya di luar negeri tak lama usai ia bercerai dengan Dania.

.

Siapa sangka, takdir justru kembali mempertemukan Dania dan Damar hingga terungkaplah sebuah rahasia yang ada di antara mereka.

.

Spin off : Pernikahan Sementara Sang Dokter

chap-preview
Pratinjau gratis
1. Setelah Malam Panas
Sepasang kelopak mata milik seorang pria tampan, terbuka. Sejenak diam sembari mengumpulkan kesadaran. Kepala menoleh saat merasa ada sesuatu. Kedua bola mata melebar seketika. "Apa yang udah aku lakukan?" gumamnya dengan raut wajah terkejut yang tidak bisa disembunyikan ketika melihat seorang wanita tidur lelap dalam peluknya. Ia mencoba menggali ingatan dan menyadari apa yang telah terjadi. Meski saat ini ia dan wanita itu mengenakan pakaian lengkap tetapi ia ingat apa yang terjadi tadi malam. "Ya ampun ...!" Sang pria memukul kepalanya sendiri sebagai bentuk penyesalan atas apa yang telah terjadi. "Damar ... apa yang udah kamu lakukan? Sekarang semuanya jadi kacau!'' Ia merutuki dirinya sendiri. Hal itu membuat tidur wanita yang ada dalam pelukan Damar terganggu. Ia pun membuka mata dan tersenyum saat melihat pria di sampingnya telah membuka mata. "Mas Damar udah bangun?" Damar terkejut karena mengira wanita itu masih tidur tetapi segera menguasai diri. "Bisa tolong menjauh dari tubuhku, Dania?" Menyahuti dengan nada datar yang terkesan dingin. Ia sejak tadi tidak bisa bergerak karena Dania memeluk dan menjadikan lengannya sebagai bantal. "Oh, iya, Mas. Maaf, aku lupa." Dania segera bangkit dan menjauhkan diri, duduk di atas tempat tidur. "Aku tadi udah bangun udah mandi juga tapi gak tega mau bangunin Mas." Damar tidak berniat menyahuti. Ia memijat tangan kanannya yang terasa pegal karena dijadikan alas kepala Dania. "Pegal, ya, Mas? Sini, aku pijat tangan Mas biar nggak pegal." Dania pun menawarkan diri sebab ia merasa bersalah. "Gak usah!'' tolak Damar kemudian bangun dari posisi tidurnya lalu menurunkan kedua kaki hingga menyentuh lantai, duduk di tepi ranjang dengan posisi membelakangi Dania. Dania sedikit terkejut ketika mendengar suara Damar yang ketus tetapi berusaha berpikir positif. Ia memang salah telah menjadikan tangan pria itu sebagai bantal. Tetapi semua itu ia lakukan atas permintaan Damar yang ingin tidur sambil memeluknya setelah aktivitas mereka. "Lupakan kejadian tadi malam!" pinta Damar dengan tegas. Dania mengernyit. "Ma-maksud Mas Damar apa?" "Lupakan apa yang terjadi tapi malam, Dania." Damar kembali mengulang kalimat yang sama. "Tapi kenapa? Bukannya itu halal, kita juga udah nikah," tanya Dania. "Itu hanya sebuah ketidaksengajaan, Dania. Aku gak sengaja menggauli kamu." 'Deg!' Jantung Dania terasa seakan lepas dari tempatnya tetapi ia masih berusaha untuk berpikir positif meskipun apa yang ia dengar membuat pikirannya tidak nyaman. "Maksud Mas ... apa?" Damar menoleh, manatap wanita yang terlihat cantik meskipun tanpa polesan make up tersebut tetapi sayang cinta untuk Dania tak kunjung hadir di hatinya hingga saat ini. "Apa tadi malam kamu sengaja menggodaku?" Damar bertanya balik, menuding istrinya. "Menggoda? Bukannya Mas yang datang sendiri ke kamarku? Mas lihat sendiri. Ini kamar aku," kilah Dania. Damar memperhatikan sekitar dan benar, ia ada di kamar istrinya. Sejak menikah mereka memang memiliki kamar masing-masing. "Apa kamu yang menyimpan sesuatu di minuman aku?" tanya Damar lagi. "Kenapa Mas jadi nuduh aku? Bukannya Mas sendiri yang ambil minuman? Mas bahkan gak bolehin aku muncul di depan teman-teman Mas tadi malam." Damar Diam. Ia berniat menyalahkan istrinya atas kejadian tadi malam tetapi sayang tidak ada bukti yang mengarah pada sang istri karena semuanya memang ia yang memulai. Pria itu menghela napas panjang. "Oke. Dania, dengarkan aku. Aku minta maaf kalau aku sudah menyentuhmu, tapi aku sama sekali tidak berniat sampai sejauh itu. Aku ... aku gak tau kenapa, setelah minum jus tiba-tiba tubuh aku bereaksi ... gak kayak biasa. Saat melihat pintu kamar kamu, aku gak tau kenapa ... kenapa kaki aku bawa aku ke sini?'' Damar sedikit terbata saat menjelaskan karena semua yang terjadi benar-benar di luar dugaan. Ia seperti tidak bisa mengendalikan diri sendiri, yang ia pikirkan saat itu hanya menuntaskan apa yang ia rasakan. Dania Diam. Tadi malam ia begitu bahagia karena kesabaran selama ini membuahkan hasil. Ia kira suami sudah bersedia menerimanya sebagai istri. Meski sebenarnya ia pun menyadari bahwa ada yang salah dengan sikap suami tadi malam tetapi berharap itu akan menjadi awal dari hubungan mereka yang lebih baik. Tetapi ternyata ia salah besar. Itu bukan awal yang baik untuk hubungan mereka tetapi justru awal dari kehancuran hatinya. "Dania, kamu mengerti kan apa yang aku katakan?" Damar kembali bertanya karena wanita itu hanya diam saja. "Ah, terserah apa pun yang kamu pikirkan. Yang jelas aku hanya ingin kamu melupakan kejadian tadi malam. Anggap aja itu hanya kecelakaan yang gak disengaja. Bukan cuma kamu, tapi aku pun akan melupakannya dan menganggap itu tidak pernah terjadi," tegas Damar lagi. Ia bangkit berdiri kemudian berlalu meninggalkan istrinya begitu saja. Sama sekali tidak berniat menunggu jawaban dari wanita itu karena ia tidak sedang bertanya. Apa yang ia katakan merupakan sebuah pernyataan yang tidak ingin dibantah oleh siapa pun. Ia sungguh tidak pernah berniat menyentuh wanita yang telah ia nikahi itu. Bahkan sebenarnya hari ini Damar sudah berencana untuk bicara baik-baik dengan Dania tentang perpisahan mereka. Setelah mencoba, ia tetap tidak bisa mencintai Dania karena ada seseorang yang sejak dulu bersarang di hatinya.

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook