Bab 5. Cucu Febyola

1104 Kata
"This is the first time I come here," ujar Hera yang tampak sudah nyaman dengan keadaannya. "Why you nod when I asked?" balas Igor bertanya. "Parce que tu parles français. That was good." Hera memuji bahasa Perancis Igor yang terdengar terbata-bata. Kali ini Igor serius mengamati Hera. Dia duduk menyamping. Tubuh jangkungnya tertunduk. "What?" tanya Hera yang heran melihat gelagat Igor. "You're amazing," desah Igor kagum. Sekilas diliriknya boneka barbie yang dipegang Hera. Wajah Hera berubah sinis. Dia heran dengan tatapan Igor yang menatapnya penuh kagum. Bagi Igor, Hera tidak seperti anak-anak kecil lainnya yang langsung menunjukkan reaksi ngeri melihat penampakannya. Hera bahkan duduk tenang di sampingnya dan asyik dengan bonekanya. "Is your Papa here?" tanya Igor yang sudah relaks. Hera mengangguk. "Your Mama?" "Aussi." Hera mengangguk lagi. Igor mengangguk-anggukkan kepalanya. "What is her name?" tanya Igor lagi sambil melirik ke arah boneka barbie yang dimainkan Hera. Hera mendelik heran. "Pourquoi veux-tu connaître le nom de ma mère?" tanya Hera. Dia menyangka Igor menanyakan nama mamanya. Untuk apa? "I mean your barbie. Hm ... Kamu beri nama dia?" tanya Igor. Dia tersenyum melihat wajah sinis Hera. Seketika Hera tersenyum lebar. Ternyata Igor menanyakan nama bonekanya. Hera memang sangat senang jika ada yang menanyakan tentang barbienya. "Daisy," jawab Hera dengan senyum manisnya. Matanya berbinar-binar. "Hi, Daisy," sapa Igor sambil menyentuh tangan boneka Hera. "Oh. Hi, Igor. Good. You have to quit smoking. You are too old to smoke. Kamu sudah tua dan tidak boleh merokok," balas Hera sambil menggerak-gerakkan tangan bonekanya menyentuh punggung tangan Igor. Suaranya dibuat-buat seakan-akan si Daisy yang berbicara. Igor tertawa mendengar balasan Hera. "Yes. You'are right, Daisy. I shouldn't smoke. But you need to change your clothes though. It is too old and too much torn." "Oh. Haha. You are soooo right, Mr Igor. Can you please buy the new one for me? Hera doesn't have time to buy. She is soooo busy right now. Because she will have a new sister Igor benar-benar takjub dengan Hera yang ternyata sangat pintar berimajinasi. "Mama kamu hamil?" Igor bertanya ke Hera. "Tanya Daisy, Igor. Because you still talk with her. I am not supposed to interfere ... ups." Hera ingin Igor tetap mengajak Daisy berbicara. "Sorry, Daisy. I will not disturb you anymore," bisik Hera ke telinga Daisy. Lalu dia pura-pura kembali menjadi Daisy. "It is alright, Hera. He's just known us. Sekarang kamu jelaskan ke dia tentang keadaan mamamu." "Ok, Daisy. Thank you for letting me talk to him. I will make sure that he will buy new clothes for you." Hera dan Igor tertawa bersama-sama. Igor yang gemas tak sadar menyentuh rambut Hera. Sekejap dia teringat akan seseorang yang pernah spesial di hatinya, yang hampir sama cerewetnya, yang pernah membuat hari-harinya dulu sangat menyenangkan, yang memperkenalkan arti cinta untuk pertama kalinya. Bedanya, Hera lebih cerdas, lebih teliti, lebih tegas dan jujur. Igor cepat-cepat menepis ingatannya terhadap perempuan yang bernama Tiffany Kerren. Ah, apa kabar dia? Tak pernah lagi mendengar kabarnya sejak ketahuan berselingkuh kira-kira sembilan tahun yang lalu. Igor juga tidak pernah berusaha menghubunginya. Tapi ada beberapa temannya yang memberitahunya bahwa Fani kerap menanyakan kabarnya. "Jadi kamu akan punya adik?" tanya Igor. Hera mengangguk. "Namanya Crystal." "Wow. Crystal. Kenapa nggak Berlian saja. I love berlian. Look at this." Igor menunjukkan anting-anting yang ada di telinga kirinya. Hera tertawa kecil. "Laki-laki seharusnya nggak pake anting-anting. Aneh." Igor tersenyum. "Yeah. But I like wearring this." Hera amati wajah Igor. "So. Are you gonna buy new clothes for Daisy?" tagih Hera yang mengalihkan pembicaraan. Dia lebih suka membicarakan bonekanya. "No." Wajah Hera cemberut seketika. "But I will make special clothes for her. Only one in this world, where no shops selling it." Hera menatap Igor tidak percaya. "My wife is a fashion designer. She designed many kinds of clothes." Mata Hera mengerjap, mulutnya pun menganga takjub. Melihat gaya bicara Igor yang sangat serius, seolah menganggapnya seorang teman. Hera benar-benar bahagia. "Wow. Nenekku juga fashion designer." "Really?" "Yes." Igor tersenyum. Tiba-tiba Hera berteriak senang melihat sebuah pohon yang cukup besar dengan banyak buah yang terlihat sangat menggiurkan. "Igor. Do you know what kind of fruit are they? I've never seen them before. Are they edible?" Igor ikut menoleh ke arah pohon yang dimaksud Hera. "Oh. Itu pohon jambu air. Water apple. So rare you find in...." Tiba-tiba Igor baru menyadari bahwa dia sendiri belum menanyakan asal Hera. "Where do you come from? Paris?" "No. I come from Caen. Aku lahir di sana." "Oh." Mata Igor memicing, dia semakin curiga siapa sebenarnya Hera. "Caen?" "Yes." "Your Dad is ... aaaah." Igor menepuk dahinya. Pantas Hera berambut keriting. Dia sempat mengenal Farid, Papa Hera, saat pernikahan sahabatnya Akhyar dengan perempuan bernama Febyola yang diadakan di rumah adik Akhyar yang bernama Uzma. Igor hadir di sana dan sempat berbincang sebentar dengan Farid. Saat itu Akhyar yang memperkenalkannya sebagai anak sambungnya. Dan hampir semua keluarga besar tahu bahwa Akhyar dan Ola baru saja pulang dari Caen. "Jadi kamu cucu Ola?" tanya Igor memastikan. Dia lebih serius kali ini. "Ya," jawab Hera. "Oooh. Haha...." Igor benar-benar tidak menyangka dengan siapa dia sedang berhadapan. "They are edible. Really sweet. Mau coba? Mau metik sendiri?" tawar Igor semangat. Hera setengah memekik ketika Igor meraih tubuh gendutnya dan menggendongnya. Igor bawa tubuh Hera menuju pohon jambu air dan mendekatkannya ke salah satu bundel buah jambu yang berwarna merah yang sudah matang. "Which one is the sweetest, Igor? This one? This one? That one?" tanya Hera yang bingung memilih karena banyak jambu yang menggiurkan. Jari telunjuk mungilnya sibuk menunjuk-nunjuk buah jambu air yang banyak bergelantungan di pohon. Hati Igor sangat bahagia. Berkenalan dengan seorang gadis kecil yang lucu dan menggemaskan. Entah apa yang dia impikan semalam. Tidak menyangka ada gadis yang menyenangkan dan menenangkan hatinya, yang sama sekali tidak menunjukkan rasa takut atau segan berdekatan dengannya. Yang tidak memberi komentar negatif tentang gambar-gambar di sekujur tubuhnya. Ternyata menyenangkan sekali memiliki anak perempuan yang memahaminya. "I choose, then you pick," usul Igor sambil memegang-megang perut gendut Hera. "Alright!!" pekik Hera disertai tawa senang. Lalu dengan hati riang Hera memetik satu jambu air berwarna merah yang ukurannya sangat besar yang Igor pilihkan untuknya. "You just picked one. Pick another one." "No. One is enough." "Pick one for me." Hera tergelak. Dia tertawa renyah sekali. Igor benar-benar suka dengannya. "I choose, and I pick one for you," usul Hera sambil mendorong tubuhnya ke salah satu buah jambu. Igor dengan tanggap memegang perut Hera agar Hera dengan mudah meraih jambu yang dia maksud. "Merci beaucoup," ucap Igor. "Sama-sama." Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN