Tuan Jerome dan Nyonya Merry menuntunku masuk lebih kedalam dari bangunan ini, setelah aku masuk ke dalam aku benar-benar baru tau kalau bangunan penginapan milik Tuan Jerome ini begitu besar, aku tidak mengerti kenapa Rya di letakkan di kamar yang begitu jauh dari pintu masuk tempat Tuan Jerome dan Nyonya Merry bekerja. Bukankah lebih baik merawat putri mereka sedekat mungkin? Perjalanan menuju Kamar Rya benar-benar cukup memakan waktu.
Ugh… aku mencium bau yang tidak enak.
“Dari sini mungkin baunya sedikit menyengat, kurasa Tuan Eishi harus sedikit bersabar. Apa bau ini mengganggumu, Tuan?” ucap Tuan Jerome.
Sejujurnya baunya cukup mengganguku, tapi aku harus bertahan dan tetap bersikap tenang.
“Ah… tidak apa-apa Tuan Jerome, sewaktu saya mengembara saya sudah terbiasa dengan bau yang bahkan lebih menyengat dari ini. Jangan khawatirkan saya.”
Jujur aku tidak pernah mencium bau semenyengat ini dalam hidupku, ini… adalah pertama kalinya. Sebenarnya bau apa ini? Kotoran manusia tidak berbau seperti ini, aku yakin. Bau ini lebih buruk.
Tuan Jerome dan Nyonya Merry bahkan mereka menutup hidung dengan sebuah kain, apa kalian yakin tidak ingin membagikan kain itu denganku? Jika aku tidak serius dengan perkataanku barusan, apa kalian bersedia memberikan kain itu padaku?
“Tuan Eishi, sebenarnya bau yang saat ini kita cium adalah bau putriku, atau lebih tepatnya ini adalah bau yang disebabkan oleh penyakit putriku.”
Apa ini? Jangan bilang kalau putrinya Tuan Jerome yang bernama Rya ini sudah menjadi bangkai.
“Alasan kami meletakkan Rya sangat jauh dari penginapan adalah karena bau menyengat ini, bagaimanapun ini adalah keinginan Rya. Dia tidak ingin dirinya mengganggu para pelanggan yang menginap atau makan, dia juga tidak ingin menjadi penghalang untuk bisnis keluarganya. Bahkan saat sakitpun dia masih mengkhawatirkan kami, bagaimana bisa kami mengabaikannya?” ucap Tuan Jerome sembari tersedu-sedu.
Aku jadi merasa iba pada mereka, bagiku mereka adalah orang tua yang sangat baik, mereka sangat khawatir pada putri mereka, mereka merawatnya dengan segenap hati. Mereka… tidak bisa dibandingkan dengan kedua orang tuaku. Aku pernah demam tinggi waktu itu, tapi kedua orang tuaku tak kunjung pulang karena mereka lembur, aku menunggu mereka datang dengan tubuhku yang menggigil sampai aku tidak sadar dan mulai jatuh pingsan, paginya aku bangun dan sudah sembuh, tapi orangtuaku juga tidak kunjung datang.
“Tuan Eishi? Anda melamun, apakah anda baik-baik saja?” tegur Nyonya Merry.
“Saya baik-baik saja, hanya… saat saya berpikir tentang Nona Rya, saya hanya merasa bahwa dia seorang gadis yang sabar dan juga baik, saya akan berusaha untuk membuat dia bangun dan ceria kemabali.”
Kalimat yang baru saja aku ucapkan terdengar sangat manis dan membuat orang yang mendengarnya akan menemukan harapan mereka kembali, aku mengerti alasan dari mata mereka yang berbinar di balik air mata yang bergelimang dan senyuman mereka yang hangat itu. Aku tidak ingin mengkhianati harapan itu, setelah pintu ini terbuka, aku akan memenuhi harapan mereka.
“Setelah pintunya terbuka, mungkin baunya akan lebih tajam, Tuan Eishi. Kuharap kau akan tahan,” ujar Tuan Jerome sambil perlahan tangannya mendekati pintu.
Baunya benar-benar semakin menyengat, padahal pintu itu baru terbuka sedikit, juju raku sudah tidak tahan, tapi… ini adalah pertarungan pertamaku sebagai seorang Crafter. Aku harus kuat!
Pintunya terbuka sepenuhnya, kini aku melihat seseorang tengah terbaring dengan selimut di atas kasur yang terbuat dari kayu, jika menganggap yang terbaring adalah seorang gadis, maka aku tidak menganggap demikian setelah melihatnya.
“Tuan Eishi, dia adalah putri kami yang bernama Rya, usianya dua tahun lebih tua dari Tuare,” ujar Nyonya Merry.
Benarkah? Bukankah itu artinya dia masih seumuran denganku? Tapi dia tidak terlihat seperti gadis yang berusia enam belas tahun, tubuhnya kering keriput, warna rambutnya memutih seperti uban, dia lebih seperti Neneknya Nyonya Merry jika dilihat, benarkah perempuan yang tampak tua itu adalah Rya?
“Dia terbaring seperti mayat, tapi aku masih bisa merasakan nafas dan denyut nadinya. Padahal penyakitnya ini masih berlangsung selama tiga bulan, tapi penyakit itu merenggut Sembilan puluh tahun usia putriku, ya tuhan… kenapa Kau harus menghukum gadis sepertinya,” sambil terisak-isak Tuan Jerome mengatakannya.
“Tuan Eishi… apakah anda menangis?”
Eh? apakah benar aku menangis? Dari mana datangnya air mata ini? Apakah aku tersentuh? Melihat perempuan yang seumuran denganku terbaring lemah dan tetap berjuang untuk bertahan benar-benar membuatku tak tahan, padahal dia hanya seorang gadis, tapi kenapa dia bisa setegar itu?
“Nyonya Merry, Tuan Jerome… saya ingin kalian tetap tenang dan apapun yang terjadi jangan terkejut, saya akan melakukan sesuatu.”
“Inventory!!!” imbuhku sambil berseru.
Aku langsung mengambil High Potion yang kubuat dari dalam Inventory, mungkin kelihatannya akan seperti yang di lihat oleh Tuan Bern, itu kenapa mereka sangat terkejut dan terpaku, mungkin mereka juga melihat tanganku yang terpotong dan muncul lagi dengan memegang benda asing.
“A-ap-apa… apa yang baru saja terjadi?” dengan tubuh gemetar dan kalimat yang terbata-bata Tuan Jerome mengatakannya.
“Baru saja kalian melihat sebuah sihir ruang.”
Yah… setidaknya begitulah logika yang berlaku di dunia ini.
“Sihir Ruang? Aku tidak pernah mendengar ada sihir yang seperti itu sebelumnya.”
“Sihir ini termasuk sihir langka yang sudah lama hilang dari dunia ini, saat ini hanya saya satu-satunya orang yang bisa menggunakan sihir ini. Itulah sebabnya kalian tidak boleh terkejut dengan hal tidak wajar yang baru saja kalian lihat. Dan saya ingin… kalian merahasiakan ini dari orang lain.”
“Ka-kami mengerti Tuan Eishi.”
Baiklah… bagaimana cara menggunakan Potion ini, apakah cukup hanya dengan diminumkan saja?
“Tuan Eishi, maaf menyela. Apakah yang anda pegang itu adalah Potion? Bukankah Potion tidak bisa memberikan efek penyembuhan?”
“Potion ini berbeda, saya ingin kalian juga merahasiakannya. Sebenarnya ini adalah sebuah High Potion.”
“High Potion!!!”
Ya ampun… kedua orang ini terkejut, bahkan mereka lebih heboh daripada Tuan Bern. Yah…mungkin tidak masalah jika mereka mau berteriak sekeras apapun, di ruangan ini aku yakin tidak aka nada satu orangpun di luar yang akan bisa mendengar teriakan itu.
“Tuan Eishi… High Potion yang kau maksud adalah High Potion yang itu, kan? Bukankah itu adalah sebuah Harta Nasional? Bagaimana benda seperti itu bisa Bersama anda? Apakah anda seorang pencuri?” kata Tuan Jerome.
“Tenanglah Tuan Jerome. Apa yang kau pikirkan semuanya tidak benar, aku tidak mencuri benda ini dari siapapun, dan aku juga bukan pencuri. Aku hanya seorang pengembara… dengan beberapa kejutan.” Balasku sambil tersenyum.
“Untuk sekarang mari kita sembuhkan Rya terlebih dahulu,” sambungku.
“Tunggu-tunggu-tunggu! Pikirkanlah baik-baik Tuan Eishi, saat ini yang kita bicarakan adalah sebuah Harta Nasional yang sangat berharga, apa kau yakin kau akan memberikannya pada Rya kami?”
“Tak peduli seberapa berharganya benda ini untuk kalian, bagi saya ini hanyalah sebuah botol obat biasa. Sebuah botol obat akan lebih berguna jika digunakan untuk mengobati, bukan di tempatkan di ruang harta untuk menjadi pajangan.”
“Tuan Eishi, tak peduli seberapa banyak yang kau minta dari keluargaku, aku akan memberikannya, bahkan jika itu nyawaku sendiri.”
“Saya tidak memita nyawa. Saya hanya… meminta seorang teman. Jika anda bersedia menjadi teman saya, maka biaya pengobatan untuk Rya sudah lunas.”
“Tuan Eishi…”
Tuan Jerome dan Nyonya Merry beserta keluarga sudah menjalani kehidupan yang cukup sulit, tak perlu mempersulit mereka lebih jauh lagi dengan meminta terlalu banyak dari mereka. Sebanyak apa yang aku beri untuk mereka, balasannya juga akan setimpal dengan yang mereka dapat, walau tak dalam bentuk harta atau benda, kebaikan akan selalu menarik kebaikan lainnya.
Baiklah… saatnya kita mulai menyembuhkan Rya. Kuharap Potion ini benar-benar bisa membantu dia untuk sehat kembali, tak hanya itu…
“Tolong kembalikan senyum mereka!” ujarku sambil menuangkan cairan Potion it uke mulut kering Rya.
Aku tak tau… tapi tak ada sesuatu yang terjadi. Apa sebuah Potion membutuhkan waktu untuk menunjukkan khasiatnya? Tunggu, aku melihat tenggorokan Rya yang bergerak, mungkin dia baru saja meminumnya.
Mataku! Sebuah cahaya yang menyilaukan tiba-tiba keluar dari arah tubuh Rya. Apa itu tandanya Potion yang aku buat itu bekerja? Kuharap itu seperti harapanku. Cahayanya tak kunjung redup, apa yang terjadi aku tidak bisa melihatnya. Bau yang menyengat itu perlahan mulai menghilang, apakah ini efek dari Potion itu? Bagus… cahayanya mulai redup, aku ingin melihat apa yang terjadi pada Rya.
Aku terus mengedipkan mataku untuk membuat penglihatanku lebih jelas, setelah aku jelas melihat, aku melihat seorang gadis yang duduk di kasur yang terbuat dari kayu itu. Apa yang aku lihat adalah orang yang benar-benar berbeda dari orang yang tadinya terbaring di atas kasur.
Apakah dia Rya? Dia benar-benar gadis yang sangat cantik dengan rambut pirang keemasan dan mata biru yang cerah, ada sebuah t**i lalat kecil di bawah bibirnya yang membuatnya semakin terlihat manis. Kulit Rya yang tadinya keriput pun menjadi segar kembali, kulitnya sangat indah, jika Rya dibandingkan dengan Tuare yang juga cantik, aku hanya bisa bilang kalau Rya ada di satu tingkat lebih tinggi.
“Ayah… Ibu… Apa aku sedang bermimpi?”
Suara yang benar-benar lembut, aku merasa sangat senang hanya dengan mendengarnya. Rya adalah gadis yang benar-benar sempurna. Jika ada sedikit saja kemungkinan untuk memilikinya, aku akan mengejar kemungkinan itu.
“Rya!!!”
Aku sungguh terkejut, Tuan Jerome dan Nyonya Merry begitu histeris setelah melihat Rya terbangun dari tidurnya dan mereka langsung berlari untuk segera memeluknya. Ah… suara mereka yang histeris itu membangunkanku dari delusiku, padahal baru saja aku bisa membayangkan aku dan Rya turun dari altar setelah mengucapkan janji suci pernikahan, ya ampun….
“Ayah… Ibu… Siapa pemuda yang sedang berdiri di depan kita saat ini?”