Hutan yang kujelajahi saat ini adalah Hutan Nimiyan Forest, ini adalah tempat pertama yang datangi setelah di pindahkan ke dunia lain. Sejauh ini, hutan ini terlihat normal bagiku, meskipun banyak hal yang kulihat di hutan ini yang sangat berbeda dengan hutan yang ada di bumi, baik itu tumbuhannya ataupun hewan-hewannya, flora dan fauna disini benar-benar menonjolkan ciri khas dunia lain seperti dunia fantasi dalam anime ataupun manga.
Disini aku bisa melihat seekor kelinci dengan bulu tebal di sekeliling lehernya dan ada sebuah tanduk tepat di dahinya, aku tidak yakin apakah itu masih bisa dikatakan sebagai seekor kelinci atau tidak, hanya penampilannya saja yang mirip. Yang patut ku syukuri adalah hewan yang kusangka kelinci itu herbivora, jadi aku tidak perlu takut kalua-kalau kelinci itu menganggapku sebagai mangsanya.
Tanaman disini juga membuatku takjup, bentuknya sangat unik dan warna mereka sungguh cantik. Bahkan sebuah jamur saja memiliki warna yang begitu mencolok dan mampu mengeluarkan cahaya yang menenangkan seperti kunang-kunang, hal seperti ini tidak akan pernah aku jumpai di duniaku yang sebelumnya.
“Karena berjalan terlalu lama aku jadi terpikir, semenjak aku di pindahkan ke dunia ini aku belum makan apapun. Apakah jamur ini bisa dimakan, ya?”
Tanpa sadar hanya tinggal beberapa centi saja maka jariku akan menyentuh jamur yang tidak ku ketahui Namanya itu.
“Tadi itu berbahaya sekali. Bisa saja aku teracuni jika aku sembarangan menyentuhnya. Aku tidak bisa sembarangan bertindak disini, salah sedikit saja bisa fatal akibatnya.”
Seharusnya ada sesuatu yang bisa kulakukan untuk mencari tahu apa ini sebenarnya. Di dalam game ada sebuah system yang dapat memberitahu para player tentang benda di sekitarnya. Seperti saat kau melihat pada gelas, maka akan ada tulisan yang muncul untuk menjelaskan bahwa itu sebuah gelas, dan saat kau melihat ranting maka ada tulisan yang menjelaskan bahwa itu sebuah ranting. Harusnya ada system semacam itu. Kira-kira apa perintah pemerogramannya ya?
“Open Information!!!”
Tiba-tiba dapat terlihat sebuah tulisan mengambang di atas jamur yang aku perhatikan, terlihat sama seperti sebuah pemberitahuan yang ada di dalam game. Aku tidak menyangka bahwa itu berhasil, sama halnya seperti diriku yang mencoba untuk membuka Map, perintah untuk membuka informasi juga bisa dilakukan. Ini tidak hanya berlaku pada jamur bercahaya ini saja, tapi semua benda yang ada di sekelilingku juga menunjukkan tabel informasi.
“Nama binatang mirip kelinci itu sebenarnya adalah Carriot bertanduk, jadi begitu.”
“Lalu jamur yang bersinar ini… ah… jadi Namanya adalah Jamur Rembulan, pantas saja jamur ini mengeluarkan cahaya yang menenangkan seperti halnya bulan. Memang di dunia lain ini masih ada yang Namanya bulan?”
“Harusnya aku tidak memikirkan hal itu untuk saat ini, yang harus dipikirkan adalah apa jamur ini bias di konsumsi atau tidak.”
Oh iya! Kira-kira apa yang terjadi jika aku menyentuh tabel informasi ini? Wah… informasi yang ditunjukkan menjadi lebih terperinci.
“Jamur Rembulan – Jamur yang tumbuh di daerah yang memiliki iklim sejuk, biasa tumbuh di tempat yang minim cahaya matahari. Jamur ini tidak bisa dimakan, jamur ini hanya bisa di olah untuk digunakan sebagai penambah Mana Point. Tapi berhati-hatilah saat memetiknya, jika bagian dari jamur ini patah, maka kegunaannya akan menghilang, nahkan jika hanya sekedar akarnya.”
Jadi begitu, jamur ini digunakan untuk membuat sebuah potion, itu artinya jamur ini memiliki harga, mungkin aku harus mengambil beberapa untuk dijual atau di tukar ketika aku sudah sampai di Nimiyan Village nanti. Tapi bagaimana aku membawa jamur ini? Aku tidak membawa apapun selain pakaianku semenjak aku dipindahkan. Ah… benar juga, mungkin aku bisa mencoba itu.
“Inventory!!!”
“Hahaha… yang ini pun juga berhasil. Ini adalah program yang digunakan untuk menyimpan benda, jadi aku bisa menyimpan apapun yang aku dapat di dalam inventory ini. Tapi cara menyimpannya bagaimana? Apa ini cukup dengan menempelkan jamur yang kupegang pada layar inventory ini?”
Aku berhasil menyimpan benda apapun yang ku ambil dengan cara menempelkannya pada layar inventory, seperti halnya kedua alat yang ku pegang, benda yang ku tempelkan pada layar inventory menghilang, atau lebih tepatnya itu tersimpan. Semakin lama ini terasa seperti bermain game VR, aku tidak menyangka kalau semua perintah di dalam game bisa di gunakan di dunia ini.
“Kruyuuukkkk~”
Ah… mengumpulkan banyak hal dan berkeliling hutan membuatku sangat lapar, parahnya aku tidak melihat apapun yang bisa dimakan. Tunggu, samar-samar aku mendengar bunyi aliran air di dekat sini. Apakah ada sungai di dekat sini?
“Benar-benar ada sebuah sungai disini, pas sekali disaat tenggorokanku kering.”
Dengan segera aku mendekat kearah sungai itu, ah… aku tidak sabar ingin segera melepas dahagaku.
“Airnya benar-benar jernih, sungai ini terlihat seperti sebuah cermin, aku bisa melihat pantulan bayanganku dengan sangat jelas. Wajahku sama sekali tidak berubah, kupikir aku akan menjadi lebih tampan atau lebih kekar. Haha… mana mungkin itu terjadi, lagipula aku ke dunia lain dengan cara dipindahkan, bukannya terlahir kembali.”
Yang lebih penting aku harus minum dulu, uh… airnya begitu sejuk saat menyentuh tanganku. Ah… dan airnya segar, tenggrokanku yang kering kini merasa segar juga, yah… walaupun aku masih merasa lapar sih.
“Urrgghh!!!”
Serangan musuh? Aku merasa ada sesuatu yang memukul pundakku. Si4l! Aku sudah menengok ke kiri dan ke kanan, bahkan aku sudah memeriksa sekelilingku, tapi aku tidak dapat melihat ada orang lain disini. Ini membuatku merinding, aku jadi teringat dengan Nona Bathory, dia kan bisa mengubah dirinya menjadi bentuk kabut. Jangan bilang kalau dia juga dipindahkan di sekitar sini.
“Bukkk!!!!”
Sebuah benda jatuh menghantam tanah, jadi itu yang terjadi… kupikir ada seseorang yang mencoba menyerangku secara diam-diam. Huft.. ini membuat kakiku lemas, jadi benda ini yang menghantam pundakku, setelah ku lihat ke atas ternyata ini adalah benda yang tumbuh di sebuah pohon, benar! Ini adalah buah. Akhirnya aku menemukan sesuatu yang bisa dimakan.
Upps! Hampir saja aku menggigitnya. Walaupun aku sudah sangat lapar sekalipun aku tidak boleh sembarangan memasukkan benda asing kedalam tubuhku.
“Open Information!!!”
Buah Elp – buah yang biasa tumbuh di sepanjang hutan, dapat dimakan karena tidak mengandung racun, tapi rasanya sedikit asam.
“Karena buah ini bisa dimakan maka tidak ada hal yang perlu aku khawatirkan. Untuk saat ini mari kita nikmati apa yang ada. Ittadakimasu!!!”
Uwahhh… sangat tidak bisa dibayangkan, rasanya sangat-sangat asam sampai membuat pipiku mengkerut dan mataku menutup sebelah. Rasanya hampir sama seperti manga muda hanya saja tingkat keasamannya tiga kali lipat. Satu gigit saja membuatku sangat tidak tahan. Tapi apa aku bisa pilih-pilih untuk saat ini? Yang terpenting adalah aku harus mengisi perutku agar aku bisa bertahan.
Tak lama setelah itu aku terkapar di dekat sungai, ini benar-benar pengalaman yang tidak biasa, untuk sesaat aku merindukan roti telur hambar yang biasa dibuatkan ibuku untuk sarapan. Tapi setidaknya sekarang aku tidak kelaparan lagi, aku tidak menyangka bisa menghabiskan tiga buah Elp yang sangat asam itu.
Karena aku sudah kenyang dan tenagaku pun sudah kembali, mari kita lanjutkan perjalanan kita menuju Nimiyan Village. Sejauh ini aku sudah sampai setengah jalan, aku harus segera mencapai desa dan memakan sesuatu yang bisa membuatku lupa akan rasa asam ini.
Banyak hal yang kutemui di dalam hutan Nimiyan, tapi untungnya aku tidak menjumpai adanya bahaya sedikitpun. Aku mengambil apa yang bisa diambil, dan mempelajari banyak hal dengan bantuan tabel informasi. Ini menjadi perjalanan terpanjang dalam hidupku, dan kurasa… sedikit demi sedikit aku mulai bisa mengatasi rasa bosanku. Ya! Ini sama sekali tidak buruk.
Tidak terasa aku sudah berjalan sejauh ini, dan aku tidak sadar kalau hanya butuh sedikit waktu saja sampai ke ujung hutan, tadinya aku berpikir akan makan waktu sekitar dua jam, ternyata ini lebih sebentar daripada dugaanku, mungkin ini berkat karena aku sudah merasa tidak kelaparan lagi. Dari sini aku sudah bisa melihat tembok kayu yang memagari Nimiyan Village. Akhirnya aku sampai di pemukiman manusia, ha… perasaanku benar-benar lega sekarang.
Aku berhasil keluar dari dalam hutan dengan keadaan tubuh utuh tanpa kurang satu apapun. Ternyata walaupun aku orang yang cukup nolep di duniaku sebelumnya, aku masih mampu menjelajahi sebuah hutan. Oh! Pintu masuk desa Nimiyan ada di sebelah sana? Aku bisa melihat ada dua orang penjaga yang menjaga desa ini. Sebaiknya aku menyapa mereka dan menanyakan apakah orang asing sepertiku bisa masuk ke desa mereka.
Sebelum itu ada baiknya kalau aku melihat informasi mereka terlebih dulu. Walaupun ini terkesan tidak sopan, tapi mau bagaimana lagi, aku perlu melakkukannya, tuan penjaga… maafkan aku.
“Open Information!!!”
Tak hanya benda saja, tabel informasi ini juga bisa digunakan pada manusia, aku merasa sedikit melakukan kecurangan pada Champion lain, tapi bagaimanapun juga pengetahuan ini yang bisa menjamin aku bisa lebih unggul dari mereka.
Oh… kedua penjaga itu bernama Lyod dan Torn, mereka berdua memiliki level yang sama, Lv. 12. Dan pekerjaan mereka sebagai penjaga desa, hanya itu informasi yang bisa di berikan oleh tabel informasi, tapi setidaknya itu sudah cukup.
Kedua penjaga itu bersiaga saat melihatku, mungkin mereka khawatir aku membawa masalah pada mereka, jika aku mundur dan kembali ke dalam hutan, mereka malah akan curiga, sebaiknya tetap pada rencana awal. Mari sapa dan bertanya pada mereka apakah orang asing sepertiku di ijinkan masuk atau tidak.
“Pengembara muda, tolong berhenti disana!” ujar penjaga desa yang bernama Lyod sambil mengarahkan tombaknya ke depan.
Kalau dilihat dari perlengkapan mereka yang hanya menggunakan zirah dari kulit binatang dan juga tombak yang tampak berkualitas rendah, aku dapat mengerti kondisi finansial yang ada di desa ini. Yah… lagipula ini hanyalah sebuah desa, jadi aku tidak bisa terlalu berharap banyak.
“A-ano… apakah saya bisa mendapatkan ijin untuk masuk ke dalam desa ini?”
Ah… akhirnya aku mengatakannya, orang-orang ini tidak akan mengarahkan tombaknya padaku secara tiba-tiba, kan?