Hah?!! Tanganku putus? Aku masih bisa melihat tanganku melewati tabel Inventory, jadi begitu jika para NPC yang melihatnya, tanganku akan terlihat putus jika melewati tabel Inventory.
Lalu aku mengambil Jamur Rembulan yang aku dapatkan di sepanjang hutan Nimiyan dari dalam Inventory. Pria tua itu sangat terkejut ketika melihat tanganku kembali utuh dan memegang sebuah jamur yang awalnya dia lihat tidak ada.
“Ba-bagaimana kau melakukan hal itu, Nak? Apakah kau baru saja menggunakan sebuah sihir ruang?” ujar Pria Tua itu.
“Bi-bisa dibilang semacam itu,” jawabku dengan sedikit gugup.
Pria Tua itu terlihat sangat cemas, dia tiba-tiba berkeringat, dengan cepat Pria Tua itu berjalan kea rah jendela dan menutup setiap jendela yang ada. Pria itu mengambil sebuah lentera untuk menerangi tokonya yang ia buat gelap.
“Kemarilah, Nak!” ujar Pria Tua bernama Bern itu setelah dia meletakkan lenteranya di atas meja.
Sepertinya Pak Tu aitu ingin bicara sangat serius, apa ini perihal sihir ruang yang baru saja ia singgung? Apa secara tidak sengaja aku telah melakukan sebuah hal yang tabu di dunia ini? Wah… gawat, aku bisa dalam bahaya, nih.
Dengan langkah yang sangat ragu aku mulai mendekat kea rah kursi yang ia sediakan, rasanya seperti aku adalah seorang kriminal yang akan dia introgasi.
“Sihir ruang yang baru saja kau tunjukkan itu, apakah ada orang lain selain dirimu yang mengetahuinya?” ujarnya dengan tatapan yang sangat serius.
Orang ini membuatku harus menelan ludah, aku benar-benar cemas dengan perkembangan suasana yang tidak bisa di duga ini.
“Selain saya… mungkin anda adalah orang lain yang tau mengenai sihir ruang ini, Tuan Penjaga Toko,” jawabku.
“Syukurlah kalau begitu, ingat, nak! Jangan pernah memperlihatkan atau memberi tahu siapapun mengenai sihir ruang yang kau miliki,” balas Pria Tu aitu.
“Tuan, apakah sihir ruang adalah hal tabu di dunia ini?”
“Ini bukan mengenai tabu, tapi sihir yang baru saja kau tunjukkan padaku adalah sihir yang sangat langka dan termasuk jenis sihir yang tertinggi, kabarnya sihir ruang adalah sihir kuno yang telah lama hilang dari peradaban ini. Para sarjana dan cendekiawan telah lama mempelajarinya, tapi mereka tidak pernah mendapatkan hasil yang jelas. Jika kabar mengenai seorang petualang yang dapat menggunakan sihir ruang tersebar, seluruh penjuru kerajaan Vesthaloka pasti akan gempar, dan jika penyihir istana mendengar hal ini, kau pasti akan berada di dalam bahaya.”
Alamak!!! Segawat itukah situasi yang akan ku alami? Huft… untuk kedepannya aku harus ekstra hati-hati.
Tunggu! Lalu bagaimana dengan pak tua ini? Dia adalah satu-satunya orang yang bisa menjadi saksi bahwa aku bisa menggunakan Inventory yang ia anggap sebagai sihir ruang. Jika dia berniat menjual informasi ini pada Istana, sudah pasti marabahaya akan selalu mengekor padaku.
Perlukah aku membungkam pria ini? Tapi dia hanyalah seorang kakek-kakek, apa aku perlu menyakiti orang sepertinya? Lebih baik aku merundingkan ini dengan baik-baik, ku harap dia bersedia tutup mulut untuk apa yang baru saja ia lihat.
“Tuan… apakah anda memiliki niat untuk menjual informasi ini pada pihak kerajaan?” ujarku.
“Jika aku melakukannya, maka aku akan segera menutup toko ini dan berhenti berjualan, mungkin dengan hadiah dari Istana aku bisa menikmati sisa hidupku dengan bersantai. Informasi ini pasti bisa membuatku kaya dalam sekejap,” jawab pria itu.
Benar juga, jika dia menjumpai tambang penuh emas apalagi yang perlu ia tunggu? Sudah kuduga aku perlu membungkam orang ini.
“Tapi… selama sisa hidupku itu aku pasti akan dibayangi oleh rasa bersalah jika aku melakukannya. Aku memiliki seorang putra juga menantu, mereka adalah keluargaku yang sangat berharga, tapi dengan memiliki banyak uang saja aku tidak akan mampu mengembalikan mereka, jadi aku tidak peduli soal menjadi kaya. Apalagi aku sudah tua, umurku juga tidak akan lama lagi, jika aku mati, apakah aku bisa membawa hadiah dari istana itu bersamaku ke dalam peti?”
“Aku tidak ingin menyusahkan orang lain di sisa hidupku ini, jika aku diberi kesempatan membantu, maka akan kubantu orang lain sebanyak yang aku bisa. Dengan begitu saat aku mati, banyak orang yang akan mengenangku, dan namaku akan tetap hidup dalam hati mereka,” sambungnya.
Tamak, rakus, ambisius. Tak semua manusia seperti itu, Tuan Bern adalah contohnya, apakah Dewa tidak bisa mengasihi orang sepertinya? Jika bencana terjadi, orang seperti Tuan Bern juga akan turut menjadi korban. Jika Dewa saja tidak ingin melindunginya, aku ingin memiliki kekuatan yang mampu menggantikan Dewa untuk melindungi manusia semacam Tuan Bern. Aku harus kuat!
“Tuan Penjaga Toko, terima kasih banyak atas kebaikan anda, saya tidak akan melupakan ini, pasti saya akan membalas budi Tuan di lain waktu. Saya juga akan berhati-hati menggunakan sihir ruang yang saya miliki.”
“Bagus, Nak! Selalu ingat kata-kataku, dan jangan memanggilku Tuan Penjaga Toko, panggil saja aku Pak Tua Bern!”
“Ah! Tentu, salam kenal Pak Tua Bern, nama saya Ichigaya Eishi.”
Melegakan, ternyata banyak orang baik yang bisa aku temui di desa kecil ini, aku sangat beruntung di pindahkan di dekat sini sehingga aku bisa berjumpa dengan orang baik dan bijak seperti Tuan Bern.
****
Tuan Bern sangat terkejut dengan benda-benda yang aku simpan di dalam Inventory, jumlahnya sangat banyak hingga Tuan Bern kebingungan untuk meletakkan semua benda yang aku ambil dari hutan, nampaknya dia menjadi sadar bahwa toko yang ia kelola masih terlalu kecil.
Tuan Bern bilang bahwa setiap benda yang aku bawa memiliki nilai jual, karena aku membawa terlalu banyak dia menjadi khawatir tidak bisa memberiku bayaran yang sesuai, sebagai gantinya Tuan Bern mengajariku cara mengelola barang-barang itu dengan benar, khususnya untuk mengelola Jamur Rembulan menjadi sebuah Potion yang dapat digunakan untuk memulihkan Mana.
“Maaf karena aku tidak bisa memberikanmu bayaran yang sesuai, Nak. Kau membawa begitu banyak barang yang berharga, aku berencana mengirimkannya ke Ibukota dan mendapatkan beberapa keeping emas, tapi jika bahan mentah ini bisa dikelola menjadi barang jadi, kita akan bisa menghasilkan lebih banyak keuntungan. Mungkin jika aku dapat menghasilkan keuntungan di Ibu Kota, aku akan memberimu beberapa, tapi untuk saat ini aku hanya bisa membagikan Ilmu pengetahuanku saja.”
“Tidak masalah Tuan Bern, bahkan dengan Ilmu pengetahuan seseorang mungkin bisa menghasilkan banyak uang, mempunyai pengetahuan lebih adalah sebuah bentuk Investasi masa depan, kurasa bayaran yang anda berikan sudah lebih dari cukup untuk saya,” balasku.
“Kau sungguh rendah hati, Nak. Kalau begitu mari membuat Potion!”
Akhirnya kami menghabiskan banyak waktu untuk membuat Potion, tidak terasa waktu telah banyak berlalu, tapi ntah kenapa aku tidak merasakan perasaan bosan sedikitpun. Padahal dulu waktu aku masih berada di bumi, belajar adalah salah satu kegiatan yang paling membosankan dalam hidupku, tapi semua berbeda saat aku belajar pada Tuan Bern, dia orang yang begitu sabar dan juga tegas, cara dia mengajar ntah kenapa sangat mudah ku mengerti, butuh sedikit waktu agar aku bisa mahir membuat Potion sepertinya.
“Nak Eishi, aku tidak pernah melihat pemuda yang sangat cepat dalam belajar sepertimu. Asal kau tau saja, membuat Potion itu sangat sulit, bahkan aku perlu setahun penuh untuk bisa membuat Potion yang benar-benar bekerja.”
Pak Tua itu mengambil Potion yang aku racik dan melihatnya dengan seksama.
“Bahkan Potion yang kau buat ini kualitasnya sudah bisa dikatakan sama dengan Potion yang aku buat, aku tidak percaya kalau ini adalah kali pertama kau membuatnya,” imbuh Tuan Bern.
“Ini memang pertama kalinya saya meracik sebuah Potion, saya senang jika memang hasilnya sebagus yang Tuan Bern katakana, saya senang bisa membantu,” sahutku.
Aku menyelesaikan membuat satu botol lagi, aku benar-benar tidak menyangka, membuat Potion menaikkan Levelku. Sebuah Notifikasi berbentuk tabel layar tiba-tiba muncul di depanku, dan tulisan yang tertera pada tabel itu seperti ini.
Lv. Up! 1 > 2. Anda telah mendapatkan sebuah Talent baru.
Sebuah Talent? Apa yang dimaksud di sini adalah sebuah Skill? Jika benar begitu ini artinya aku sudah mempunyai sebuah kemampuan yang bisa kugunakan, itu artinya aku sudah selangkah untuk menjadi setara dengan Champion lainnya.
Aku tidak sabar ingin melihat sebenarnya Talent seperti apa yang baru saja aku dapatkan.
“Perfect Calculation!!!”
“Nak Eishi? Apa yang baru saja kau ucapkan?” ujar Tuan Bern.
“Ah! Itu… saya hanya sedang mencoba sebuah mantra sihir, Tu-Tuan Bern, tidak keberatan jika aku melihat Potion yang baru saja aku buat?”
Saat aku mengucapkan mantra sihir atau lebih tepatnya Bahasa pemerograman dari Talent yang baru saja aku dapat, barang yang baru saja aku buat menampilkan angka yang menunjukkan kualitas dari barang tersebut. Tak hanya aku bisa melihat kualitasnya, tapi aku bisa melihat tulisan yang berisikan resep untuk membuat kualitas barang tersebut menjadi lebih tinggi lagi. Yang membuatku berdebar kegirangan adalah, Talent yang baru saja aku dapat tidak hanya membuatku dapat melihat kualitas Potion yang aku pegang, bahkan barang-barang yang dijual oleh Tuan Bern aku bisa melihat kualitas dan juga resep untuk memaksimalkan potensinya. Inikah kelebihan dari kelas Crafter?
“Tuan Bern? Apa anda keberatan jika saya ingin membuat satu potion lagi?”
“Kenapa aku harus keberatan, Nak? Kau sangat membantuku kali ini, jika kau bisa membuatnya lebih dari satu aku malah akan merasa senang,” kata Tuan Bern.
“Saya mungkin akan sedikit merubah cara meraciknya, saya takut jika ini gagal maka saya akan membuat anda mengalami kerugian.”
“Tak perlu mengkhawatirkan hal itu, lagipula aku tidak bisa memberimu harga yang pantas, justru aku selalu merasa paling diuntungkan olehmu, nak. Lakukan yang ingin kau lakukan, jangan pikirkan tentang untung rugi.”
“Terimakasih banyak Tuan Bern, sebenarnya saya hanya membutuhkan setengah Jamur Rembulan dan juga tangkai dari Teratai Salju.”
“Teratai Salju? Tapi itu bukanlah bahan yang digunakan untuk membuat Potion, dan lagi… teratai salju memiliki sifat racun dengan kadar yang lumayan tinggi, mengkonsumsinya hanya akan membuat orang lumpuh.”
“Tunggu, Nak! Kau benar-benar memasukkan Teratai Salju ke dalam botol berisi Potion itu? Apa kau berniat membunuh orang dengan itu?” sambung Tuan Bern dengan nada tinggi dan ekspresi wajah yang sangat terkejut.
“Potion adalah obat, dan apapun obat yang dikonsumsi secara berlebihan itu tidak baik, baik itu obatnya, atau takarannya. Jika kita meracik sesuatu dengan takaran yang sangat pas. Bahkan racun sekalipun pasti bisa menjadi obat.”
Aku mengangkat botol Potion yang aku pegang, aku melihat warna yang mulai berubah dari botol potion itu, awalnya botol itu berwarna biru pekat, tapi setelah beberapa detik warnanya mulai berubah menjadi biru cerah seperti warna biru langit. Tuan Bern mulai terpukau, Nampak dia sangat bersemangat melihat perubahan yang terjadi, lalu aku menggoyangkan sedikit botol itu, dan warnanya pun semakin bersinar. Saat itulah aku sangat yakin, bahwa apa yang baru saja aku buat ini adalah…
“High Potion!!!”