32

1443 Kata

Mas Rasya memang benar-benar kelewatan. Tega sekali mempermalukan istrinya sendiri pada teman-temannya. Aku tersenyum pada Mas Dewa dengan wajah kubuat seceria mungkin. Sepertinya, Mas Rasya memang harus diberi pelajaran. Akan kubuat kamu cemburu Mas Rasya, dan terus merasa kesal mulai saat ini. "Yang ini bagus juga Puspi." "Iya, Mas, makasih." Aku tersenyum pada Mas Dewa, lalu meraih bunga yang kembali diulurkannya. Mas Rasya meraih tanganku lalu menariknya menjauh dari Mas Dewa. "Kami pulang dulu!" "Aku dan Pus mau narik kereta gantung." Mas Dewa meraih tanganku, tapi Mas Rasya dengan cepat menepis tangan Mas Dewa. "Kami harus pulang. Kompor di rumah tadi belum dimatikan, kan, Pus? Kami pulang dulu!" Lalu, Mas Rasya kembali menarik tanganku. "Mas Rasya kenapa, sih? Bungaku ...." "

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN