Demi Istri

1715 Kata

Setelah mengemasi barang-barangnya dengan terburu-buru, Zabran meninggalkan kantornya, langkahnya terasa lebih cepat dari biasanya, meski pikirannya sama sekali tidak fokus pada tugas yang baru saja ia tinggalkan. Jalanan kota London yang sibuk tampak tak peduli dengan perasaan kacau yang sedang ia rasakan. Langkahnya seperti mengikuti alur waktu yang terus bergerak tanpa menunggu. Setiap detik yang berlalu semakin membuatnya terdesak. Di luar jendela mobil, lampu-lampu kota berkilauan, namun semuanya tampak jauh, seperti gambaran kabur dari kehidupan yang sedang ia tinggalkan sementara. Rasanya, udara di luar mobil pun terasa lebih dingin. Ya memang musim dingin. Ia saja yang mendadak aneh. Tak ada yang lebih terasa menyiksa bagi Zabran selain ketegangan yang terus menggelayuti dirinya.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN