Setibanya di rumah sakit, Xandra segera dibawa ke ruang gawat darurat. Ibu Zabran masih terengah-engah, berusaha menjaga ketenangannya meski kecemasan membayangi setiap detik. Ia duduk di ruang tunggu, matanya menatap kosong ke lantai sambil sesekali memandangi pintu ruang gawat darurat yang tertutup rapat. Waktu terasa begitu lambat, seolah berlarut-larut dalam kesunyian yang menekan. Setiap detik yang berlalu seakan menjadi beban berat yang semakin menindih. Di ruang sepi itu, hanya terdengar suara detak jam yang berdetak pelan, seiring dengan napas Ibu Zabran yang semakin berat. Ia duduk terdiam, tubuhnya terasa lemas, sementara pikirannya berputar-putar tanpa henti, mencoba merangkai jawaban atas segala yang terjadi. Ibu Zabran memejamkan matanya, mencoba menenangkan diri. Namun, mes