Tatapan Mata

1791 Kata

"Udah siap?" Ia menoleh. Terlalu banyak melamun di depan cermin. Ia masih belum terbiasa dengan keberadaan Ahmad. Merasa aneh juga. Meski tentu saja dipaksa untuk menghadapi kenyataan kan? "Ayo, Dek!" Ada yang ingin memegang tangannya sembari berjalan menuju mobil. Mau tak mau ya menerima uluran tangan itu. Akan canggung kalau tak ia hiraukan bukan? Lagi pula ini suaminya yang tak bisa ia tolak apapun keinginannya. Mereka berangkat menuju Ancol pagi sekali. Ada yang spesial? Tidak juga. Perjalanan agak hening. Mungkin karena rasa kantuk yang belum hilang. Tiba di sana, Salwa merasakan semilir angin pagi. "Sarapan dulu yuk. Gue laper." Salwa mengangguk. Ia juga setuju. Ia juga lapar. Belum makan apapun tadi. "Dek, jalan duluan gih. Nanti mas nyusul." Yeah itu Ahmad. Raisa sih han

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN