Salwa duduk di samping Ahmad saat mereka mengadakan rapat singkat usai makan siang. Ahmad tampak serius membahas rencana aksi kampus, suaranya tegas dan penuh semangat. Mungkin ia bisa saja merasa kagum melihat keteguhan hati Ahmad, yang selalu mengutamakan kepentingan kelompok di atas keinginannya sendiri. Sesekali Ahmad menatapnya, seolah memastikan bahwa ia tak merasa bosan atau lelah mendengarkan pembahasan yang panjang itu. Salwa tersenyum tipis, memberikan isyarat bahwa ia baik-baik saja. Walau sejujurnya, ia enggan juga untuk bersikap terlalu kentara. Mereka belum ada pembicaraan soal bagaimana pernikahan ini. Apakah harus dipublikasi atau kah tidak. Dan ya jujur memang, Salwa belum siap untuk kenungkinan itu. Beberapa rekan mereka dari tim aksi kampus duduk dengan posisi setengah