#3 ) Tamparan Mas Dian

4560 Kata
POV Dian: Pagi ini aku bangun masih dengan rasa heran tumben tumbenan Zalia bersikap romantis pd ku karena yg aku tau selama menikahinya dua tahun ini Zalia adalah wanita yg pemalu jika menyangkut masalah hubungan badan, selalu akulah deluan yg menggodanya.. dan stiap kali aku mnyuruhnya memakai pakaian sexy ketika berduaan di kamar dengan ku dia sellu menolak, apakah dia mulai mengerti keinginan ku? atau ada tujuan lain?. Kupandangi wajah istriku yg masih tertidur pulas, wajah cantik walau pun natural tanpa polesan makeup, Tapi jujur dulu aku menikahinya bukan karena jatuh cinta pada kecantikkannya. Tapi aku punya motif ku tersendiri.., bgi ku Zalia selain cantik tapi juga wanita yg polos dan bawel yg banyak omong jika sudah bercerita tentang siapa yg ia temui hari ini atau bahkan dia sering kali menceritakan tentang gosip ibu ibu yg ia dengar ketika ia belanja ke warung dekat rumah kami. Dia juga terllu kekanak2kan jika aku tak mengucapkan kata2 romantis sprti "I love u" ketika menelfon dengannya pasti dia akan ngambek. Tapi selain itu semua dimata ku Azalia juga punya banyak kelebihan yg kadang membuatku terlena dan merasa benar2 sayang kepadanya hingga beberapa kali aku hampir merelakan niat awal ku menikahinya. Zalia walau kekanak2kan yg manjah dan bawel dia juga wanita yg sempurna yg banyak di idam2kan banyak pria muda di luaran sana, Zalia juga sangat penurut ketika aku melarangnya akan suatu hal dia pasti akan menurutinya. Zalia juga pendengar yg baik dan teman yg pas untuk menuangkan segala keluh kesah ku dalam pekerjaan bahkan kerap kali aku mengalami kesulittan dia sllu bisa membuatku semangat kembali dengan kata2 manis dan juga senyuman indahnya. Namun Zalia hingga kini belum juga hamil itu juga salah satu hal yg membuat ku kembali pada tujuan awal aku menikahinya. Yaitu sebenarnya aku jatuh hati pada pandangan pertama ku yg adalah Rosa, yah kakak ipar Zalia, aku bertemu dengan Rosa pertama kali saat Irfan kakak laki2 Zalia yg saat itu adalah karyawan biasa di prusahaan kami, hari itu ia mengantarkan ku untuk bertemu klien yg kebetulan saat itu supir prusahaan sdg cuti karena alasan keluarga. Namun saat kami dalam perjalanan mobil yg kami tumpangi di tabrak secara tak sengaja oleh mobil lain dan terpaksa mobil itu harus di bawa ke bengkel, lalu irfan menelfon istrinya untuk mengantarkan mobil ke bengkel agar kami bisa melanjutkan perjalanan lagi. Dan datanglah Rosa dengan mobil toyota agya yg dari penjelasan Irfan itu adalah mobil yg ia beli dengan mencicil yg ia hadiahkan untuk istri tercintanya. Ketika Rosa turun dari mobil dan pada saat itu gila saja jantungku berdebar kencang dimana sbelumnya tidak pernah ada wanita yg bisa membuat hati ku bergetar dan itu juga alasan ku lama mendapatkan jodoh aku sellu merasa belum menemukan wanita yg pas untuk ku. Rosa menghampiri kami dengan senyuman manis lalu menyalami tangan irfan dengan sangat perhatian dan ketika aku mendengar suara nya ketika ia berbicara itu sangatlah lembut dan gaya bicara yg sopan. Waah aku hampir saja menampar diri saat itu untuk menyadarkan diriku yg sedang terkagum kagum pada istri orang. Sejak hari itu ntah mengapa secara natural aku mulai mendekati irfan, aku sering mntarktirnya makan siang bahkan karena sudah sangat dekatnya kami sering membuat acara nobar bola bersama atau sekedar merayakan kemenangan ku tiap kali berhasil membuat prestasi di kantor Yang semua itu selalu kami adakan di rumah irfan dan akulah yg sellu mengusulkan, aku benar2 tak bisa menahan gejolak di hatiku untuk mendekati Rosa bahkan jika sehari saja aku tak bertemu atau tak melihatnya membuatku rindu dan resah ingin segera bertemu. Dan setiap kali aku datang kerumah Irfan aku sellu bertemu juga dengan Zalia hingga akhirnya kami juga berkenalan namun Zalia saat itu sangat cuek dan jarang mau bergabung dengan kami. Melihat kecantikkan Zalia dan sikap nya membuatku memikirkan sebuah rencana gila yaitu aku ingin menikahi Zalia untuk mendekati Rosa walau kami pada akhirnya hanya akan jadi saudara ipar namun setidak nya mnjadi lebih dekat dan lebih mudah untuk bertemu dengan Rosa. Sungguh segila itu aku jatuh cinta pada istri orang, namun Zalia bukanlah gadis yg mudah di dapatkan,aku berusaha keras untuk membuatnya luluh selain dia masih sangat muda Zalia juga gadis yg pendiam dan cuek saat itu. Aku mengutarakan perasaan ku pada Zalia pertama kali pada Irfan dan Irfan mendukung ku untuk mendapatkan Zalia, benar saja alasan itu menjadikan ku lebih sering bertemu Rosa sebab jika aku ingin bertemu Zalia aku akan datang ke rumah mereka tanpa harus bersama Irfan. Hingga akhirnya aku berhasil menikahi Zalia, dan semenjak kami menikah aku dan Rosa jadi semakin dekat aku sering diam diam memberikan hadiah pada Rosa walau awalnya ia Heran dan menolak hadiah yg ku beri namun akhirnya ia mnjadi terbiasa dan lebih perhatian pada ku. Dan ketika Irfan mengalami kecelakaan lalu harus di rawat di rs di situlah aku mulai menjadi sangat sangat dekat dengan Rosa aku sering mengantarkannya ke Rs karena mobil miliknya rusak parah di sebabkan oleh kecelakaan yg menipa suaminya. Bahkan hal gila yg kulakukan adalah aku mengutarakan perasaan ku padanya ketika kami di Rs saat menjaga Irfan yg sedang koma. Rosa sangat terkejut dengan apa yg aku utarakan, namun pada akhirnya dia pun luluh dan ketika di Rs kami sering berciuman dan ntah mengata ciuman dari Rosa sllu mmbuat ku semakin gila lagi mencintainya. Bahkan 1 minggu setelah meninggalnya Irfan aku mengajaknya berlibur ke bali agar ia dapat melupakan hubungan masalalunya yaitu irfan dan membuka lembaran baru denganku. Tentu saja saat itu Zalia tak tau aku berlibur dengan Rosa kebali, aku beralasan ada urusan kerja di jogya selama satu minggu dan sebelum pergi aku memanjakan Zalia terlebih dahulu agar ia tak curiga aku membelikannya Lampu hias crsytal dengan warna yg ia sukai dan kebetulan saat itu hari valentine. Benar saja Zalia tak pernah curiga kepada ku bahkan ketika aku mengusulkan padanya untuk membiayai kehidupan Rosa jga anaknya Zalia setuju bahkan ia mngajukan untuk mmberi Rosa sbagian dri uang bulananny sdgkn aku hanya membantu biaya sekolah Novi anak Rosa. Tapi diluar itu tetap saja aku memberi lebih pada Rosa apapun yg di inginkan wanita itu aku menurutinya. "mas.. kamu kenapa ngeliattin aku sambil melamun gitu sih?" suara Zalia membuyarkan ku dari lamunan dan segera ku sunggingkan senyuman "mmh enggak sayang aku cuma lagi menikmati pemandangan wajah kamu yg cantik nya gak pernah bikin aku bosen" "ah kamu ini ya mas... bikin org gemesh aja" Zalia memeluk ku dan akupun membalas pelukakannya. "Mas hari ini kan kamu libur temenin aku yah kerumah mbak Rosa udah lama bgt aku gk ketemu sama mbak Rosa" ucap Zalia membuat dadaku berdesir dan memikirkan bagaimana jika Zalia curgia dengan Rosa yg sekarang sudah tak tinggal di rumah yg dulu ia tempati bersama irfan melainkan tinggal di rumah baru yg aku belikkan untuknya. Terlebih rumah itu cukup mewah dan juga mobil yg aku belikan untuk Rosa,apalagi sekarang penampilan Rosa sudah jauh berbeda dari yang dulu, sekarang ia jauh lebih glamour dan sexy persis sprti apa yg aku inginkan. "mas.. kamu mikirin apasih? ngelamun lagi?" uncap Zalia dengan kening berkerut "emmhh gini sayang... sebenarnya hari ini aku mau ngajak kamu jalan.. kan udah hampir 6 bulan kita gak pernah jalan bareng.. masalah kerumah Rosa ntar kapan2 aja.. yg pentingkan kamu udah nransfer uang ke mereka pasti mereka juga maklum kq klo kamu gk pernah ke sana" jawabku yg sbenarnya aku tak ada niattan untuk mengajak jalan Zalia dan seharusnya hari ini aku akan mengajak Rosa untuk bertemu membicarakan suatu hal. Zalia tersenyum dan dengan ekspresi bahagianya ia segera bangkit dari tempat tidur dan mengajakku mandi. "yes.. akhirnya kita punya wqtu berdua'an, klo gitu ayo buruan mandi.." ucapnya dengan senang "mmmh kamu deluan aja dech sayang ntar aku nyusul aku mau nelfon Beni asisten aku buat ngirim data kerjaan yg kemaren biar aku kerjain ntar malam abis kita jalan" "oh oke!" Zalia pun masuk kedalam kamar mandi aku segera memakai handuk dan berjalan keluar kamar untuk menelfon dan yg sbenarnya ingin ku telfon adalah Rosa untuk membatalkan pertemuan kami hari ini. "hallo sayang.." "iya hallo.. mas ada apa nih pagi2 udah nelfon udah kangen bgt yah?" ucap Rosa di sbrang tlfon dengan nada manjahnya yang khas "hehehehe iya nih.., mmh sayang gini maaf y hari ini kita batalin pertemuan kita di hotel soalnya hari ini aku ngajak Zalia jalan" "apa? gimana sih mas padahal aku udah nyiappin diri buat nganu sama kamu, tapi kamu malah mau jalan sama Zalia?" ucap Rosa marah "iya sayang aku tau.. maaf yah tapi giniloh sayang tadi Zalia bilang dia mau kerumah kamu katanya udah lama gk ketemu sama kamu dan dari pada dia curgia karena kamu udah pindah rumah kerumah yg mewah juga punya mobil baru dan lain2nya lebih baik aku hari ini mengalihkan perhatian dia oke! kali ini aja" "hmm, terserah mas dech, lgian mau sampai kapan sih mas kita diem2 gini terus klo kita terang2ngan kan paling si Zalia itu marah dan mintai cerai sama kamu dan kita bisa cepet2 nikah" "sabar dulu sayang gk semudah itu.. "kenapa sih? ooh atau jangan2 kamu sbnrnya udah cinta sama diakan? inget yah mas aku luluh sama kamu itu karena kamu bilang kamu gk pernah cinta sama Dia!" "iya sayang.. aku emang gk pernah cinta sama dia dan aku udah pernah sumpah sama kamu kalau aku nikahin dia suapaya bisa dekettin kamu, dan kali ini aku ngajak dia jalan aku cuma gk mau dia curiga sama kamu plis kali ini aja kamu ngalah yaah.. sa.. "Mas.. lgi nelfon siapa sih? kq bahas2 gk pernah cinta?" ucap Zalia yg tiba2 sudah ada di belakang ku dengan wajah penuh tanda tanya, apakah dia dari tadi menguping pembicaraan ku denga Rosa? aku segera mematikan tlfon dan menghampiri Zalia Aku benar2 ragu apa yg harus aku katakan agar ia tak curiga. "mmhh.. enggk sayang itu tadi.. "tadi apa? org aku denger dengan jelas kq kamu bilang kamu gk pernah cinta sama dia dan aku udah pernah sumpah sama kamu kalau aku nikahin dia suapaya bisa dekettin kamu, dan kali ini aku ngajak dia jalan cuma gk mau dia curiga? dia itu siapa mas? dan yang kamu panggil sayang itu siapa mas? Duh! aku bener bener bingung untuk menjawab pertanyaan Zalia barusan "kamu gk perlu tau Zalia.., lagian kamu ngapain ngupingin aku nlfon hh? bukannya kamu tadi mau mandi? tapi kq malah di sini nguping dan belum mandi? ooh atau kamu sbnrnya udah sering curiga sama aku? kamu udah gk percaya lagi sama aku?" aku udah gk bisa memikirkan alasan2 lagi yg bisa ku lakukan hanyalah balik menyalahkannya. Dapat ku lihat genangan yg siap pecah di sudut matanya namun ia sprti menahan agar genangan itu tidak jatuh "maafin aku zalia" gumam ku dalam hati "Udahlah mas kamu gk perlu bohong lagi sama aku, aku tau kamu selingkuhkan mas? aku tau kamu selingkuh sama siapa? awalnya aku mau diem dulu aku mau nahan emosi aku dulu tapi denger kamu bilang ke perempuan itu kalo kamu gk pernah cinta sama aku dan kamu nikahin aku cuma karena mau dekettin dia.. kamu tau hati aku bener2 hancur! "sakit banget mas.. kenapa? hah? kenapa kalo kamu cintanya sama mbak Rosa kamu malah nikahin aku? hah!? Tangis Zalia pecah dan ntah kenapa hati ku bergetar hebat melihatnya menangis sperti itu hati ku benar2 sakit tak tau apa yg terjadi pada ku, aku benar2 merasa bersalah dan ntahlah naluri ku mengatakan bahwa aku harus memeluknya. Dan benar saja aku memeluk Zalia erat2 batin ku bergejolak dan dia menangis sejadi2nya dan ketika Zalia berusaha melepas pelukkanku aku malah tak melepaskannya yg ku lakukan hanya terus memeluknya. "kenapa kamu tega lakukan ini mas? kenapa? kenapa aku kamu jadiin tumbal hanya untuk kegoisan kamu mencintai mbak Rosa?" "maaffin aku sayang... maaffin aku.." hanya kata maaf itulah yang bisa ku ucapkan, dan seharusnya itu bukan kata yg pas untuk ku ucapkan di saat2 seprti ini.. kenapa aku tidak marah saja dan mengatakan jika aku memang tak mencintainya? dan seharusnya kenapa aku tidak pergi saja tadi dan kenapa aku malah memeluk Zalia? hmmm aku benar2 gk bisa mengerti dengan diri ku sendiri. Zalia hanya menangis ia seolah tak bisa berkata apa2 lagi aku mengajaknya masuk kekamar dan dia hanya diam namun air matanya tetap jatuh aku mengajaknya mandi bersama dia hanya menurut, Oh Tuhaann kenapa rasanya hati ku perih melihatnya menangis sperti ini? padahal ini memang yang kuinginkan agar aku bisa dengan mudah berpisah dengannya dan bersama dengan org yang aku cintai.." hati ku terus berkata kata melihat Zalia mandi tanpa berbicara apapun dan aku tau di balik wajahnya yang basah di bawah guyuran shower itu dia sedang menteskan air mata. Aku selesai mandi deluan dan keluar dari kamar mandi aku mematung sbentar menghadap pintu kamar mandi aahh.. rasanya benar2 bingung harus bagaimana, ini sperti bukan diriku saja. Aku malah menghampiri lemari pakaian Zalia dan mencarikan baju yang cocok ia pakai untuk jalan bersama ku hari ini meskipun aku tau kemungkinan besar Zalia pasti akan marah dan tak ingin pergi dengan ku lagi. Aku yang biasanya tak pernah memikirkan penampilan Zalia karena yang ada di otakku hanyalah Rosa, menjadi bingung memilih baju mana yang akan aku pilihkan untuk Zalia, Karena semenjak ia menikah dengan ku Zalia hanya berpakaian sederhana saja juga jarang berdandan dan itu semua karena aku yang memintanya. Bukan karena aku tak suka wanita yang berdandan, malah sebaliknya aku sangat suka wanita yang berdandan sperti Rosa glamour dan sexy, aku melarang Zalia berdandan karena aku tak mau jika terus2san melihat wajah dan kecantikkan Zalia yang pasti bakalan lebih sempurna jika di hias aku tak mau jatuh hati padanya dan nantinya malah membuatku bimbang antara Zalia atau Rosa.. Di saat aku masih diam kebingungan di hadapan barisan baju2 Zalia yang tak begitu banyak itu tiba tiba pintu kamar mandi terbuka aku terkejut dan menoleh kebelakang melihat ke arah Zalia yang sudah selesai mandi. Zalia hanya diam dan berjalan ke arah ku, ntah mengapa akupun hanya diam dan mataku terus mengikuti gerak geriknya. Ketika ia tepat di samping ku dan mengambil pakaian dari lemari yang sudah ku buka itu, dadaku berdesir mencium aroma tubuhnya yang harum sperti tadi malam yang mana aku juga heran tumben2nan Zalia mengganti aroma sabunnya dan itu wangi sekali hingga mmbuat ku ingin terus mencium aroma tubuhnya. Setelah ia mngambil pakaiannya dia bergegas dari hadapan ku dan berlalu menuju meja rias di sebrang tempat tidur. Akupun tersadar dan segera memilih bajuku sendiri yang biasanya selalu di pilihkan oleh Zalia, harus ku akui selama menikah Zalia adalah istri yang hebat dan sempurna ia selalu mengurusku dengan baik dan juga mengurus rumah, keuangan dengan sangat perfect jika di fikir2 aku sangat beruntung memiliki istri spertinya. Tapi tetap saja setelah kejadian ini apakah aku masih bisa bersama dengan istri yang sempurna ini?? "Sayang.. aku tau kamu marah, aku tau kamu sedih tapi pliss hari ini kita jadi yah jalannya.." ucapku sprti tak tau malu, Zalia hanya menoleh sebentar dan dia kembali berpaling Aku menelan saliva tak berani berkata apa2 lagi, ini benar2 bukan sperti diriku yang tak pernah ragu ragu dalam melakukan apapun sekarang aku bagai anak ingusan yang ketaun mencuri uang ibu di dompet bingung tak berani berbuat apapun benar2 merasa bersalah. Setelah selesai berpakaian aku keluar deluan dari kamar dan menuju dapur yang ingin kulakukan adalah ingin membuatkannya sarapan selama menikah aku tak pernah memasak untuknya karena Zalia selalu menyiapkan ku segalanya dia juga memperhatikan makanan ku dengan baik. Aku membuka kulkas dan melihat di kulkas ternyata ada makanan sisa makan malam Zalia yang adalah masakkan kesukaan ku, Ntah kenapa aku malah tersenyum melihatnya, aku tak tau cara memanaskan makanan dan aku malah memilih memasak telur untuk sarapan kali ini karena hanya itu yang aku bisa hanya menggoreng telur walau sbnarnya aku ragu apakah aku masih bisa melakukannya dengan baik?. Aku menggoreng telur ceplok yang benar saja bentuknya sprti tak menyelerakan tapi mau bagaiamana lagi? walau bentuknya kacau aku yakin rasanya pasti enak. Kuambil dua piring nasi hangat dan meletakkan telur ceplok itu di masing2 piring ku beri kecap manis dan ku hidangkan di meja makan tak lupa ku tungkan dua gelas s**u. ketika aku baru saja selesai menata meja makan ku dengar langkah kaki mendekat dan itu adalah Zalia, seketika aku merasakan kembali dadaku mendesir meliha penampilan Zalia, biasanya Zalia hanya memakai baju rumahan hanya baju kaos longgar dan celana longgr juga dan aku tau itupun karena aku tak pernah mmbolehkannya berdandan. Tapi kali ini spertinya ia tak lagi menuruti mauku, dia mengenakan dress selutut, dress itu berwarna kuning kunyit dengan corak bunga2 kecil dan di seluruh bagian dressnya tak hanya itu Zalia juga memakai akcesories anting mutiara yang ku rasa dia beli sendiri. Sebab aku tak pernah membelikannya akcesories aku hanya memeberinnya hadiah berupa barang2 hiasan rumah, alasan ku tidak memberinya akcesories adalah sama.. aku tak mau dia terlihat semakin menawan dengan hiasan2 apa pun aku takut ia membuatku bimbang. Dan sekarang dia melakukan semua yang aku takutkan.., Dia mengikat satu rambutnya yang panjang itu dan bibirnya di hiasi lipstick berwarna lembut dan kakinya yang jenjang bak kaki model itu di hiasi sandal hak bertali berwarna hitam aku ingat itu adalah sandal hak yang di hadiahka Irfan kepadanya swqtu dia ulang tahun. Aku meneguk saliva menenangkan diriku yang berdebar tak karuan dan ketika melihatnya menarik kursi lalu duduk aku tersadar dan segera melepas apron, kemudian ikut duduk juga. Zalia hanya diam tanpa memandang ke arah ku sedikit pun, dan aku hanya diam memperhatikannya menyendok nasi dan telur lalu menyupkan kemulut dengan sangat anggun. Melihatnya sperti ini membuatku melihat kembali bayangan Zalia dua tahun lalu di saat aku sangat berjuang mendekati nya dia adalah gadis cantik yang pendiam dan cuek dan aku sangat tau banyak pria yang mengejar2nya tapi dia hanya cuek. Tapi setelah menikah aku mendapati kepribadiannya yang berubah menjadi periang dan suka mengobrol sering bercanda dan bertingkah konyol yang sering membuatku tertawa, ketika kutanya kenapa dia mnjadi seperti itu ketika ia menikah? dia hanya mejawab~ "karena aku menikah dengan orang yang tepat, dulu aku pendiam karena aku sangat kecewa dengan kehilangan orang yang paling mngerti aku di dunia ini mas yaitu bapak sama ibu aku.. aku kecewa banget sama dunia ini kenapa biarin aku tinggal di dunia ini tanpa mereka.." itulah yang ia katakan dan kali ini aku telah mengecewakannya mungkinkah dia akan kembali seperti dulu lagi? seprti Zalia saat pertama kali kami bertemu? Kami sarapan dalam keheningan hanya suara sendok yang beradu dengan piring yang menghiasi suasana sarapan pagi ini. Setelah usai sarapan ku lihat Zalia segera berdiri dan membereskan piring bekas makan kami tapi dia tetap diam saja, aku mengikuti langkahnya dan ketika ia mencuci tangan di wastafel aku memeluknya dari belakang. "Sayang.. aku tau kamu marah bahkan benci sama aku tapi pliss hari ini kamu temenin aku keluar yah? ucap ku, Zalia hanya diam dan melepaskan tangan ku yang merangkul pinggang langsingnya itu. Zalia melangkah ke arah luar dan aku pun segera mengikutinya ku ambil kunci mobil dan dompet yang sudah ku siapkan sedari tadi. Ku bukakan pintu mobil untuknya dan ini adalah yang pertama kali aku mengajaknya keluar bareng sperti ini, setelah 6 bulan lamanya yang mana aku hanya fokus menghabiskan wqtu ku dengan Rosa dengan alasan pekerjaan yang selalu di maklumi oleh Zalia. Aku pun masuk kemobil dan dengan perlahan kulajukan mobil keluar halaman rumah, awalnya aku tak ada destinasi manapun yang harus kutuju karena memang aku tak pernah berfikir untuk mengajak Zalia keluar bersama. Namun kali ini aku mengajaknya ke sebuah Resort di pantai ancol jakarta, aku tau tempat itu karena Rosa sering mengajak ku ke sana. Sejujurnya aku masih penasaran dari mana Zalia tau bahwa aku berselingkuh denga Rosa, dan sudah sebanyak apa yang dia tau tentang aku dan Rosa??.. aku akan mencari tau nanti. Sepanjang perjalanan Zalia hanya diam dan membuang pandangan ke arah jendela di sampingnya, akupun tak berani berkata apapun biarlah begini saja yang penting ia tak menangis yang hanya menbuatku semakin merasa bersalah. Sesamapai di tempat itu, aku segera membukakan pintu untuk Zalia dan kami pun berjalan menuju lobie untuk memesan tempat dan saat itu kulihat Zalia membalas sapaan bebrapa karyawan Resort itu dengan senyuman manisnya bahkan dapat kulihat dengan jelas dua karyawan pria itu terus memandangi Zalia seolah kagum dengan kecantikkan dan keramahannya. Ntah mengapa ada percikkan tak terima di hatiku melihat pria2 itu terus memperhatikan Zalia, tapi aku hanya diam saja. Dan setelah selesai memesan tempat kami berjalan menuju tempat yang sudah kami pesan dengan diantar sorang staf. Resort itu memiliki vila2 yang cukup mewah dengan pemandangan pantai yang sudah pasti sangat cocok untuk berlibur. Setelah memasukki vila Zalia langsung membuka pintu yang menghadap kepantai dan keluar lalu duduk di kursi pantai yang memang di sediakan. Di pantai banyak sekali org2 yang sedang menikmati hari libur mereka, aku pun ikut duduk di kursi pantai yang ada di sebelah Zalia. Tentu saja aku hanya diam juga tanpa kata apapun sebab aku tak tau apa yang harus ku katakan, yang kulakukan hanyalah memperhatikan Zalia yang sesekali tersenyum melihat dua orang anak kecil yang sedang bermain ombak di bibir pantai bersama kedua org tuanya.. sesekali anak yang paling kecil itu terjatuh dan mereka tampak begitu bahagia. Tak tau apa yang ada di benak Zalia saat melihat mereka yang sedang berbahagia dengan keluarga kecil yang harmonis itu. Tampak genangan di sudut matanya namun Zalia segera menyusutnya denga punggung tangan. lagi lagi hatiku terenyuh.., selama kami menikah Zalia memang belum juga hamil yah walau sejujurnya aku sangat bersyukur dia tak hamil karena aku takut itu akan menjadi beban ku untuk meninggalkannya ketika aku ingin hidup dengan Rosa nantinya. Tapi karena hal itu juga Zalia mendapati banyak ujian dari Ibu ku.. yang sedari awal tak suka dengan Zalia terlebih lagi ketika Zalia tak kunjung hamil. ibu ku pernah bilang "Ibu akan terima Zalia kalau dia bisa kasih ibu cucu! kamu itu anak satu2nya ibu kalau kamu gk bisa punya anak gimana mau punya penerus?" begitulah yang di katakan ibuku. Ketika kami masih dalam keheningan itu tiba2 seseorang datang menghampiri kami dan org itu mmbuatku terperanjat kaget. Yah dia adalah Rosa, kenapa dia ada di sini? bukankah sudah aku sudah mengatakan padanya untuk mengalah hari ini tapi kenapa dia malah ke sini dan muncul tepat di hadapan aku dan Zalia?? "Hai zalia hai mas..." ucap Rosa dan duduk di dekat Zalia. kulihat Zalia bergeming dan tersenyum kepada Rosa Sungguh saat itu aku sangat takut sekali Zalia akan marah dan mejambak jambak Rosa sperti vidio2 viral yang beredar di sosial media di mana sang selingkuhan di masa oleh istri sah, aku menhempaskan nafas dalam2, mewanti2 apa yang akan terjadi berikutnya. "kebetulan banget yah ketemu di sini.." ucap Rosa "iyah kebetulan banget yan mbak Rosa padahal tadi aku ngajak suami ku ke rumah mbak loh tapi dia malah nolak katanya hari ini pengen mesra2'an sama aku" ucap Zalia dan akupun terkejut melihat perubahan drastis sikapnya yang tadi hanya diam kini tiba2 terlihat seprti orang yang sedang berbahagia. "oh iya? hmm mungkin ini takdir kali yah gk ketemu di rumah malah ketemu di sini" ucap Rosa menimpali "mbak kesini sama siapa? udah banyak uang yah sekarang.. tadi aku lihat harga vila di sini mahal loh.. " ucap Zalia aku tau jelas wanita ini sedang memancing Rosa "mmmh mmhh itu Za.. mbakkan sekarang kerja yah walaupun gajihnya gk seberapa tapi cukuplah buat nambahin kebutuhan mbak sama Novi inipun karena Novi pengen makannya mbak sekali2 ajak Novi liburan ke sini kasian semenjak mas Irfan gk ada Novi jarang liburan" ucap Rosa "oh gitu.. Alhamdulillah dech mbak klo mbak udah kerja, jadi aku gk perlu lagi dong yah ngasih uang bulanan ke mbak, karena sbnrnya itu di ambil dari jatah bulanan aku mbak" Mata Rosa menunjukkan keterkejutta dengan apa yang barusan di katakan Zalia, namun ia berusaha untuk tetap tenang "yaitu terserah kamu Za.. masih mau bantu mbak sama Novi apa enggak mbak sih gak maksa Za" "mmmhh.." Zalia hanya mengangguk2 saja "oh ya mbak.. tadi pagi Mas Dian ngasih aku hadiah kalung berlian mahal banget kira2 menurut mbak aku pakai enggak yah?" ucap Zalia dan lagi2 mmbuat aku terkejut begitu juga Rosa yang menunjukkan wajah tak senangnya. "aku mau pakai malu mbak soalnya aku kan jarang pakai akcesories.. ucap Zalia lagi "emmhh itu juga terserah kamu Za.. mau di pakai atau enggak.." "mmhh oke deh, oh ya mbak aku sama Mas Dian berencana buat program bayi tabung loh.. biar hubungan kami makin erat dan makin bahagia klo ada anak" ucap Zalia dan semakin mmbuat ku terkejut aku tak tahan lagi mendengar omong kosong Zalia terlebih lagi itu di hadapan Rosa aku yakin jika hal ini di lanjutkan Rosa bakal salah faham dan mungkin akan sangat marah pada ku. "Zalia.. kamu ngomong apa sih? kapan kita bicara soal bayi tabung? aku gk masalah gk punya anak sama kamu.. zalia jangan ngomong yang aneh2 dech kamu pikir Bayi tabung itu murah dan gampang?" ucapku pada akhirnya membuat kedua wanita yang ada di hadapanku ini terkejut dalam arti yang berbeda pastinya. "jadi kalau gk punya anak dari aku gak masalah gitu? tapi kalau punya anak dari dia kamu senang iyah?" ucap Zalia dengan suara yang lantang menunjuk ke arah Rosa. Mata ku membelalak marah emosi ku memuncak namun aku masih menahan gemuruh di hati ku. "kq diam kamu mas? udahlah gk usah bersandiwara lagi kalian!" kali ini Zalia terlihat benar benar marah ia lalu mndekati Rosa "kamu juga mbak aku gak nyangka wanita kampung kayak kamu bisa jadi perempuan gak tau diri jalang dan bisa2nya selingkuh sama suami adik ipar mbak sendiri dari awal kamu emang udah murahan mau ngelakuin hubungan haram padahal belum nikah dan sampai kapan pun tetap akan jadi Murahhan!" plak! tamparan ku mendarat tepat di pipi kanan Zalia memberika bekas merah yang sangatlah jelas di kulitnya yang seputih s**u itu. Zalia memegangi pipinya, aku tau itu pasti sangat sakit selama kami menikah kami tak pernah bertengkar dan aku belum pernah membentak apa lagi memukulnya. Kus sapu rambutku denga kasar. "Zalia.. maaf yah terserah kamu mau bilang aku perempuan murah atau apa terserah! yang jelas kamu harus tau kalau kau di nikahi Mas Dian bukan karena dia cinta sama kamu tapi karena dia mau dekttin aku jadi kamu jangan merasa aku merebut suami mu tapi memang seharusnya akulah yang pantas di sisinya.. seharusnya a.." ucap Rosa tak kalah pedas "Cukup! Rosa cukup!" teriakku menghentikan perdebattan itu membuat Rosa menautkan alis tak terima aku menyuruhnya berhenti. "Apa sih mas? biarin dia tau semuanya biar dia sadar kalau dia itu gak pantes mempertanyakan hubungan kita.. biar dia.. Belum selesai Rosa bicara Zalia sudah pergi dan meninggalkan kami, aku hendak mengejarnya tapi Rosa menarik tangan ku. "Mas.. pliss jangan di kejar.. "tapi.. "gk ada tapi2an.. hari ini kamu janji sama aku buat ketemuan dan hari ini juga harus biar di pergi dan kita lakukan apa yang harusnya kita lakukan hari ini.. cuma ada aku dan kamu dan sekarang dia udah tau semuanya apa lagi yang kamu khawatirin.." ucap Rosa lalu menarik tangan ku masuk kedalam vila itu menutup pintunya. Aku yang masih dengan perasaan tak menentu itu hanya pasrah mengikutinya. Rosa membuka semua pakaiannya dan hanya menyisahkan pakaian dalamnya memperlihatkan tubuhnya yang sexy berisi itu, Rosa melakukan semaunya aku tak bisa tak berbuat apapun aku yang masih penuh emosi ini membiarkan diriku larut dalam permainan Rosa bayangan Zalia berusaha ku hapus sebisa mungkin mungkin aku memang harus melepaskan dia sekarang.. Mungkin udah saat nya Zalia bebas dan tak perlu lagi melayani kepura puraan ku.. dan aku bisa benar2 bersama wanita yang aku cintai yaitu Rosalinda wanita yang kini berpacu dengan ku dalam birahi yang tak terbendung.. ⚘Bersambung...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN