#2 ) Mencari bukti

2087 Kata
Brakk! Brakk! "Zalia.. bangun kamu udah sore ini masak buat makan malam!" Bagai mendengar suara penyihir jahat yg ada di serial harrypotter aku terbangun, yg ternyata sangkin lelahnya aku menangis sampai ketiduran di lantai, sambil berusaha membuka mata yg super sembab itu, aku menyipit melihat ke arah jam dinding jam menunjukkan pukul 06.00 Aku merapikan rambut dan beranjak ke kamar mandi membasuh wajah ketika menggosokkan telapak tangan yg penuh busa itu ke pipi aku memandangi wajah ku di cermin washtafel sungguh sangat menyedihkan aku bahkan mengasihani diriku sendiri. Kutekan hati ku, menyunggingkan senyum lalu mulai membilas busa sabun dan mengelapnya dengan handuk wajah yg sellu tersedia di sisi kanan cermin washtaffel. "lo harus kuat Zalia gk boleh lemah Mas Dian kejam banget mempermainkan lo, jika mereka ingin bermain maka ladeni!" ucapku tampak bersemangat walau hati tak bisa di bohongi sungguh jika ada orang yg bisa melihat kedalam hati ku maka orang itu akan mendapatti pecahan2 hati yang hancur berantakkan tak tau akankah bisa di perbaiki lagi... . Aku keluar kamar dan turun ke bawah sesampainya di bawah tak kudapati mertua ku aku cuek saja dan melanjutkan langkah ke dapur. Ku buka kulkas dan mengambil sayuran dan daging Ayam yg sudah ku siapkan memang untuk memasak makan malam, rencannya aku ingin memasakkan sayur dan lauk kesukaan suami ku yaitu sayur tumis kangkung terasi dan lauk ayam goreng tepung. Walau berat jika harus memasak dengan banyangan2 Mas Dian yg kini bak Joker yg berwajah dua, huh! ntah lah.. Setelah menghabiskan waktu setengah jam memasak di dapur aku menata sayur dan lauk juga Jus apel dingin di meja makan, dan saat itu juga Mertua ku itu keluar dari kamar tamu yg memang selalu dipakai olehnya kalau datang. "Hmm.." gumamnya manggut2 memandangi hidangan di meja makanan tak tau apa yg ada di benak si nenek sihir ini yg jelas aku malas berfikir untuk nya, Aku bergegas mengambil nasi sengaja kuambilkan nasi untuk nya karena aku terllu malas untuk mendengarkan ocehan nya bahkan suaranya.. Kuletakkan piring berisi nasi itu di hadapnnya ku tuangkkan jus apel dan kudekatkan sayur juga lauk itu, aku bukan sedang perhatian tapi aku hanya sangat tidak mood mendengar ocehannya yg sellu memerintahku bak pembantu. Dia hanya diam namun matanya malah melihat ke arah wajah ku, aku yakin pasti dia sedang bertanya2 kenapa mata ku sangat sembab dia menatapku sambil mengerutkan keningnya. "kenapa bu? kepo liat mata ku?" ucap ku dengan nada datar dia melengos dan berkata "habis nangis kamu? kenapa? karena Dian udah menemukan wanita lain? yg pasti jauh lebih baik dari kamu? hahahaha.. kalo iya saya sangat senang sekali" ucapnya sambil menuangkan sayur ke piring. "aku nangis karena bahagia bu, tdi mas Dian nelfon katanya beliin aku hadiah berlian kan bentar lgi ultah aku, hmmm seneng bgt sampai nangis aku.." ucapku bersandiwara kutunjukkan wajah ceria dan senangku, jelas sekali ekspresinya langsung berubah. "Halah percuma umur nambah tapi sampai sekarang blm bisa hamil.. gk kebayang kalo seumur hidup Dian gk bisa punya keturunan.. semoga Dian lekas sadar biar dia bisa mikir kalo kamu itu cuma benalu di hidup Dian" Sakit? jelas enggak aku udah bosan mendengar hinaan dan ragam mantra sihir dari penyihir jahat ini aku hanya tersenyum sinis.. dia ngehina aku tapi makan masakkan ku lahap bgt gk malu apa dia makan makanan buattan benalu? "sok sinis kamu.. terima aja klo dengerin kenyataan tentang kamu" cetus nya lagi "plakkk!" sutil silicon ku mendarat di atas meja membuat si nenek sihir terkejut. "kurang ajar kamu udah berani macem2 kamu yah saya aduin ke Dian ntar kamu!" "apasih bu, org aku lagi ngegeplak lalat ibu mau makanan ibu di tempelin lalat?" ucapku berbohong pdhal aku melalukannya sengaja karena ingin membuat penyihir ini diam. Kulangkahkan kaki kembali kedapur dan mulai membereskan bekas masak tadi, kami memang tinggal di rumah yg besar dan cukup mewah dan gajih Mas Dian juga cukup besar tapi kami memang tak memiliki pembantu. Aku memutuskan merawat rumah sendiri walau terkadang aku memesan jasa home service untuk membersihkan rumah, semua ini kulakukan karena aku ingin rumah tangga kami damai tanpa ada org lain yg tinggal di rumah ini. Dan setiap hari Mas Dian sellu memujiku menyanjungku juga berterimaksih padaku sudah menjadi istri terbaik untuk nya.. Tapi kenyataannya? aku menolak pembantu karena tak ingin ada yg org lain di rumah ini, tapi di lain tempat Mas Dian malah menerima org lain untuk hatinya. Bulir hangat menetes mengalir begitu saja sungguh benar2 tak bisa di bohongi hati ku sangat kesakittan. "heh.. knapa Dian blm plg? tanya ibu yg masih di meja makan, " iya.. Mas Dian lagi pijat refleksi dan kesalon dulu biar terlihat ganteng dan seger di hadapan aku, gitu kata mas Dian tadi.." sahut ku berbohong aku yakin pasti wanita tua itu merasa mau muntah mendengar jawabban ku. "klo gtu saya pulang dulu bilang ke Dian.. jangan lupa transferin uang arisan saya!" ucapnya lalu kembali kekamar dan tak lama kemudian ia keluar dgn Tas nya, berjalan ke arah pintu depan dan keluar. Aku segera mengikutinya dan kulihat Dia sudah masuk ke dlm mobil dan keluar dari gerbang rumah. setelah dia pergi akupun kembali menutup pintu, Rasanya legah sekali melepas kepergian nya. Aku segera membereskan meja makan dan setelah itu kembali ke kamar, ku ganti sprei dan badcover dengan sprei favorit Mas Dian yaitu sprei merah hati dgn motif kelopak mawar yg berguguran katanya "ini tuh motif romantis" Setelah siap membereskan kamar aku bergegas mandi kali ini kupakai body soap baru yg aku beli 5 hari yg lalu body soap super wangi yg tahan lama, usai mandi aku mengganti baju dengan lingerie soft pink yang transparant dan cukup sexy. Kubuka laci makeup yg hanya ada lispstick itu, semua itu karena Mas Dian menyuruhku berhenti untuk dandan katanya dia suka aku yg polos tanpa makeup dan dia bilang "aku gk mau ntar mata laki2 lain mandangin kamu terus kalo kamu terlalu cantik, kamu tanpa makeup aja udah sempurna apa lgi klo bermakeup.. aku gk siap cemburu!" ucapnya kala itu, hh! tanpa sadar senyum sinis terlukis dibibirku. Kupoleskan liptick nude itu tipis2 dan tak lupa pula ku semprotkan parfum keseluruh tubuh ku, Aku siap! aku siap menghadapimu suami kuh.. Mas Dian.. pengkhianat..! Hampir saja genangan di sudut mata ku luruh sekuat tenaga kutahan agar tak membiakannya jatuh.. "jangan nangis Zalia.., Azalia acyel hermansyah kamu harus kuat!! Jantung ku berpacu ketika mendengar suara khas sepatu pantofel beradu dengan lantai marmer anak tangga, langkah itu menuju kamar . cklekk..! pintu kamar di buka pelan, seketika aku yg masih duduk di kursi hias menoleh dan Mas Dian yg baru saja masuk pun seolah memasang mimik wajah terkejut dan heran. Ku poles senyum dan beranjak ke arahnya, "Sayang.. kamu udah pulang, aku kira kamu pulangnya bakal lebih malem.." ucap ku seraya meraih jas dan tas yg ia pegang lalu kubiarkan dia yg masih berdiri mematung di belakang pintu jelas sekali ketika aku mendekatinya ia menelan saliva. Ku letakkan tas dan jas itu di tempatnya dan kembali berbalik ke arahnya masih dengan wajah manis ku " Mas.. kq diem aja? apa kamu gk capek gk pengen istirahat?" ucap ku dan dia pun tersadar lalu duduk di kasur lalu melepas sepatu dan kaus kakinya. Sementara itu aku menuju kamar mandi menyiapkan air hangat untuknya tak lupa pula ku masukkan Bubble soap kedalam bathtub juga minyak esential oil. Mas Dian yg masih diam dengan mimik yg tak bisa di tebak itu pun membuka pakaiannya mengambil handuk lalu menuju kamar mandi. "Mandi yg bersih ya sayang kamukan habis dari luar pasti banyak kuman dan bakteri di badan kamu harus bersih harus wangi aku gk mau ada jejak2 sentuhan bakteri di badan kamu" ucap ku masih dengan wajah manis Mas Dian hanya mengangguk dan masuk kekamar mandi, setelah dia menutup pintu kamar mandi aku mnghampiri pakaian kotornya tdi dan benar saja ada aroma parfum yg bisa ku pastikan itu benar2 parfum mbak Rosa karena aku sudah bertahun tinggal dan mengenal mbak Rosa. Kembali kutekan hati ku dan tak akan kubiarkan air mata sialan itu turun, "lo gk layak jatuhin air mata buat org sekejam mereka zalia.." fikiran ku menasehati. Ku buka lemari dan kupilihkan piama untuk mas Dian, lalu ku hidupkan candle yg beraroma vanila itu, kumatikan lampu dan hanya menyalakan lampu nakas, aku sengaja naik ke kasur terlebih dahulu dan memasang headset lalu memutar lagu kesukaanku yg berjudul Rela-shanna shanon. Mas Dian sudah selesai mandi aku tak bergeming ku biarkan saja dia, setelah selesai memakai piyamanya dapat kulirik ia berdiri memandangi ku, lalu secara perlahan naik ke kasur dan mendekat. "Sayang.. kamu lgi dengerin lagu apa sih kq kayaknya tenang bgt?" ucapnya yg kini sudah berbaring miring mengahadap ke arah ku, aku tersenyum dan melepaskan headset. "Dengerin lagu nya Shanna shanon Mas yg judulnya Rela.. enak lagunya mengisahkan org yg harus merelakan cintanya agar mereka bisa sama2 saling membahagiakan walau sakit dan berat.." jawabku "kq sedih bgt sih lagunya..? sahut mas Dian "bener mas sedih bgt, klo aku ada di posisi org yg harus merelakan apa kira kira aku bisa rela ?" ucap ku sengaja Mas Dian mengerutkan dahinya, "kamu ini ada2 aja sayang, emang kamu mau ngerelakan siapa hah? jgn ngadi ngadi kamu.." ucapnya menyentil ujung hidung ku.. Aku cemberut "Yaahh ngerelakan kamu kalau seandainya kamu jahat sama aku selingkuh gitu contohnya" terlihat jelas wajah Mas Dian menunjukkan ekspersi kaget. "huss jgn ngomong yg aneh2 ah.., eh Btw kamu malam ini cantik bgt tumben2nan.. pakek yg sexy2 gini? hmmmm..? Mas Dian medekatkan wajahnya ke wajah ku mata kami saling bertemu hanya ada jarak bbrpa centi saja. Hati ku gk karuan rasanya ingin ku tumpahkan tangis ku memukul dadaya kuat2 dan mempertanyakan kebenaran tentang hubungan nya dengan Mbak Rosa. Namun aku kembali mengulas senyuman "hmmm iya dong kan buat nyenengin kamu.." jawab ku, dia tersenyum dan mulai memelukku mengulum bibir ku dan Mas Dian yg sudah naik birahi itu pun mulai melancarkan aksinya. Malam itu aku melayaninya dengan ragam rasa campur aduk namun aku berusaha agar terlihat mempersona mengahadapinya. ☘Mas.. aku gak percaya kamu bisa sejahat ini sama aku .. , semua ke inginan mu aku turuti apapun yg kamu ingin akulakukan pasti aku lakukan.. jika memang kamu benar2 melakukan pengkhianatan ini dengan melibatkan hati dan juga cinta mu.. aku gk tau apakah aku bisa memaafkan kamu mas.. Mas Dian tertidur pulas benar2 pulas setelah lelah bercinta, aku berinisiatif untuk mengecek hpnya sudah sangat lama aku tak pernah memegang hpnya karena selama ini aku merasa tak perlu ada yg di cek karena aku terllu percaya bawa ia akan setia, Ternyata hpnya di lock dgn finger print.. hmmm dengan hati2 ku letakkan ibu jarinya ke atas tombol home dan terbukalah kunci hp itu. Dan tanpa fikir panjang aku menyadap email juga wa nya ke hp ku, sungguh tangan ku sampai gemetar karena aku tak pernah membayangkan jika suatu hari aku akan memata2i suamiku sprti ini. setelah selesai aku segera naik kembali ke kasur dan mulai menjajah email juga chat Wa nya dan ketika ku klik Wa mbak Rosa sungguh mmbuat ku terkejut,marah,jijik juga sedih bercampur jadi satu. *********************************************** ?:Sayang kesel bgt aku kenapa kamu sellu nolak sih tidur bareng.. pdhal aku udah pakai bra & gstring yg super sexy buat muasin kamu ?‍♂️: Maaf yah sayang aku gk bisa, kita blm menikah sah, aku memang mengkhianati Zalia dgn hubungan ini, tapi aku gk sampai hati jika harus menkhianati zalia hingga ke hubu ngan badan, maaf yah cantik ?: sebel ah! pdhal aku udah pengen bgt masa ia aku harus cari laki2 lain lgi buat muasin aku.? kmu rela? lgian apa sih hebatnya si zalia bocah itu mas? ?‍♂️: y jelas gk rela dong, tapi gima na yah? hmmm ntar dech kita obrolin lagi yah.. love u ❤ ************************************************** Rasanya ingin muntah aku membaca chat itu "munafik kamu mas, gk sampai hati?? Hh! kalo emang kamu masih punya hati seharusnya kamu gk berkhianat!" "kamu juga mbak Rosa aku gk nyangka gadis kampung yg di nikahi mas irfan bisa sejahat ini" gumam ku penuh dengan emosi. Ku buka akun i********: baru ku, kusetting negara jadi Amerika dan ku seetting agar mas Dian & mbak Rosa tidak dapat melihat postingan ku kapan pun di branda mereka. Iseng2 aku ambil ftho selfi di saat itu juga dengan gaya ala2 cewek cute, lalu ku unggah dengan caption ☘The deepest pain is unseen by eyes. The deepest sadness is unsaid by words" ? (Sakit yang terdalam adalah yang tidak terlihat oleh mata. Kesedihan yang terdalam adalah yang tak terucap oleh kata) Lalu akupun berusaha tidur dan tak lupa pula ku atur pola untuk mengunci hp ku. Bersambung..
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN