#4 ) Memikirkan Rencana

1955 Kata
POV Azalia Aku melangkah pergi dari resort itu dgn perasaan yg berkecamuk namun sekuat tenaga masih ku tahan air mata ku agar tak jatuh bahkan sempat kupaksakan senyum pada beberapa org staff yg menyapa. Walau aku tau mereka memandang ku dengan heran kenapa aku pergi begitu cepat padahal baru saja masuk dan aku sendirian juga seperti org yang terburu buru. Ntahlah tak bgitu kupedulikan, aku berdiri di depan pintu masuk resort tersebut, ku putuskan untuk memesan taxi online dan taxi tersebut datang stelah 10 menit aku menunggu. Ketika di dalam taxi aku benar2 tak bisa lagi menahan air mata ku, aku menangis sejadi jadinya. "mbak.. ini tissue" ucap driver taxi yg kutumpangi aku segera mengambil sekotak tisue yg ia berikan pada ku tadi "maaf ya mas.. " ucap ku meminta maaf membuat telah memberi suasa yang kurang nayaman "gak apa2 mbak.. nangis aja.. memang nangis gk bisa menyelesaikan masalah tapi bisa bikin hati kita lega.." Kupaksakan untuk menyunggingkan senyum untuk membalas kata katanya, kupandang sekilas wajah Driver tersebut dari center mirorr (sepion dalam mobil) dan ternyata dia juga sedang memandang ke arah ku. "nyetir nya yg fokus mas.. walau saya lagi patah hati saya masih mau hidup" celetuk ku seketika membuat nya tertawa kecil. "oke2 mbak.. saya cuma heran aja siapa yg bikin wanita secantik mbak patah hati sampek nangis gitu" "hhh.. sbenernya sih klo di fikir rasanya saya rugi sekali menjatuhkan air mata buat laki laki b******n sperti dia.." aku berkata sperti itu namun air mata ku masih mengucur deras bak air hujan cih! sungguh seperti org bodoh" batin ku memaki diri sendiri. "mmhh.. tapi mbak kq tujuannya ke Mall nih? mbak mau nemuin ssorg di sana kah?" tanya Driver itu lagi "enggak ada yg mau saya temuin, saya cuma mau belanja sepuasnya saya mau balas dendam udah 2 tahun saya menjadi orang yang sederhana bahkan gk pernah punya alat makeup apapun hanya demi menuruti keinginan b******n itu tapi sekarang dia bukan lagi hal penting jadi udah saat nya kembali menjadi diri sendiri.." Asem malah curhat aku! tapi memang emosi ku sudah gk karuan. "mmh tapi mata mbak sembab gitu gk takut ntar di perhatiin org2? tanya nya sambil melirik ku dari cermin kecil di hadapannya. Aku terdiam benar juga apa kata Driver ini pasti mataku sembab parah saat ini. "pakai ini mbak.. punya saya kq" ucap nya sambil mengulurkan kaca mata hitam aku pun menerimanya tanpa ragu "saya pinjem dulu ya mas.. oh y ntar saya minta no wa mas yah biar saya hubungin klo mau balikkin kaca matanya" "oke..! Setelah sampai di depan salah satu Mall terbesar di jakarta itu aku pun turun dari Taxi itu. "makasih ya mas.. ntar saya hubungin buat balikkin kaca matanya" "iya mbak sama2 gk usah terllu di pusingin soal kaca mata kapan2 juga gk apa balikkinnya gk di balikkin juga gk apa2" Aku hanya membalas ucapannya dengan senyuman lalu bergegas masuk ke dalam Mall tersebut. Aku menuju lantai dua dengan lift di sana ada beberapa toko kosmetik dan pakaian juga salon yang sudah lama aku ingin datangi tapi yah tau sendiri udah 2 tahun ini aku menahan keinginan ku berbelanja ataupun ke salon itu karena Mas Dian tak menyukai aku yang berdandan dalam bentuk apapun, Hhhh.. benci sekali rasanya setiap mengingat wajah pria itu. Waktu berjalan bgitu saja benar2 tak terasa sudah 4 jam aku berada di dalam Mall tersebut, setelah keluar dari salon aku memutuskan untuk pulang bersama tentengan ku yang lumayan banyak yah, ada sembilan paperbag di tangan ku saat ini berisi pakaian,cosmetic,sepatu dan akcesories lainnya. Sambil berjalan keluar aku berfikir, kemanakah aku akan pulang hari ini? jika pulang kerumah bagaimana kalao mas Dian juga pulang ah rasanya malas sekali bertemu dengannya tapi kalau gk pulang kerumah aku harus kemana?.. Setelah berfikir keras akhirnya aku memutuskan untuk pulang kerumah saja terserahlah jikapun harus bertemu mas Dian aku sudah berniat untuk malas berkomentar apapun tentang kejadian di resort tadi. Akupun pulang dengan Taxi online yg kupesan di perjalanan pulang aku memikirkan apa yang harus kulakukan kedepannya, apakah aku harus meminta cerai? karena jujur rasanya sakit gak karuan bagaiamana bisa laki2 yang selama ini bersikap lembut itu menamparku? hhh, yah benar dia menikahi ku bukan karena cinta dan juga dia hanya berpura pura baik selama ini wajar saja dia menamparku setelah aku memaki wanita pujaanya, Aku menyusut dengan cepat butiran bening yang meluncur begitu saja tiap kali aku mengingat kejadian tadi walau aku berusaha untuk kuat tetap saja hati ku merasa sakit aku mencintainya setulus hati ku selama ini. Aku berusaha menjadi istri yang ia cintai aku menuruti semua keinginannya aku bahkan berfikir dia adalah satu satunya orang yang aku miliki di sisiku setelah seluruh keluarga ku meninggal dunia. "mbak.. rumahnya nomor berapa yah? kita udah sampai di kompleks yang ada di titik yg mbak tandai di apk " ucap Driver menyadarkan ku dari lamunan. "oh iya mas.. dikit lagi kq itu rumah ke tiga yang gerbangnya warna hitam" "oke.. Setelah sampai akupun menyelesaikan p********n dan turun. Sesampainya di halaman kupandangi rumah dua lantai yang terbilang cukup besar walau tidak termasuk dalam kategori mewah yang mas Dian beli setelah menikah dengan ku. Hmmm.. Rumah ini adalah saksi bisu dari segala kemanisan dan keromantisan palsu yang mas Dian berikan padaku, hhhh... aku menghela nafas dan segera masuk kedalam rumah langsung saja aku menuju kekamar kuletakkan begitu saja belanjaan ku di lantai dan kurebahkan rubuhku yang super lelah itu kekasur empuk kesukaan ku lagi lagi kasur itu mengingatkan ku pada mas Dian. Sambil menatap langit langit kamar itu aku kembali memikirkan apa yang harus kulakukan selanjutnya, jika aku meminta cerai kemana aku akan pergi selanjutnya? aku tidak punya siapa2 saat ini.. Huh sungguh dilema.., Memandangi fotho besar yang ada di dinding kamar itu membuat rasa sakit,sedih dan benci di hatiku semakin bergejolak.. "Dasar b******n kamu mas.. kamu jadiin aku tumbal buat keegoisan mu! aku janji aku bakal buat kamu menyesal udah nyakitin aku dan kamu juga ngekhianattin persahabattan kamu sama mas irfan manusia macam apa kamu hah!!' Aku berteriak pada sosok mas Dian yang ada di ftho rasanya jijik sekali melihatnya tersenyum di dalam ftho itu. Dan akhirnya aku kembali menangis sejadi jadinya benar benar tak habis fikir aku jika istri dari kakak kandung sendiri akan tega mengkhianati pernikahan nya yg sudah bertahun tahun mereka jalani bahkan aku tau betul Mas irfan sangat menyayangi anak dan istrinya dia bahkan rela melakukan apapun untuk membahagiakan keluarganya. Namun na'as nasib kakak dan adik serupa sama sama di khianatin, mengingat itu semua membuat rasa ingin balas dendam ku semakin menggebu gebu. Aku memutuskan untuk tetap bertahan pada pernikahan ini tak akan kubiarkan dia membuangku seenaknya saja setelah dua tahun menjadikan ku tumbal dari kebutaannya ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Aku terbangun dan jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, ternyata tadi aku ketiduran sangkin lelahnya menangis aku pun segera mandi kurasa malam ini mas Dian tidak akan pulang mungkin dia menginap bersama si permpuan murahan itu. Usai mandi aku memutusakn untuk turun kebawah dan menyiapkan makanan untuk diriku sendiri namun saat membuka kulkas ternyata bahan makanan sudah pada habis yang tersisa hanya telur. Hmm.. aku memutuskan untuk memesan makanan online dengan aplikasi yang sama ketika aku memesan Taxi online tadi. Aku memesan dari reataurant terdekat saja karena sudah sangat lapar, di Mall tadi aku tidak berfikir untuk mengisi perut sama sekali karena terlalu asyik berbelanja dan memanjakan diri di salon. Setelah 20 menit menunggu akhirnya hp ku berdering telfon dari kurir yang mengantar pesanan ku. "iya bentar ya mas.. saya keluar nih.. " akupun segera menuju keluar menuju kearah gerbang. "ini mas totalnya 67ribukan ini uangnya seratus ribu kembaliannya buat masnya aja.." ucapku menyodorkan uang kepada kurir tersebut "waah saya menerima kebaikkan mbak dengan senang hati, tapi mbak juga harus menerima kembalian mbak dengan senang hati.." ucapnya dan memberikan kembalian kepadaku. Kurir tersebut memandang ku sejenak dari atas hingga kebawah membuatku risih dan ingin memarahinya tapi karena tadi dia bersikap ramah dan sopan aku memilih diam saja "oh okelah, klo gtu makasih yah mas udah antar pesanan saya ntar saya kasih bintang lima dech.." aku pun segera berbalik untuk masuk namun tiba tiba si kurir tersebut memanggil ku "mbak Zalia yang tadi siang naik Taxi saya kan.. yang nangis2 itu.." Mendengar itu akupun berbalik badan melihat kearahnya lagi, "mhh.. jadi mas driver Taxi yang tadi siang..? wah saya gk tanda nih abisnya saya gk pernah liat mukanya si mas karena kan mas nya pakai masker terus maaf ya saya gk ngenalin" "gk apa2 mbak.. emang mbak gk ngeliat ftho saya di apk mbak? "waaah saya gk memperhatikan mas.. "kenalin mbak saya Rei.." ucapnya membuka masker nya dan cukup membuatku terkejut ternyata dia masih muda dan ganteng banget sih ini.., Tiba tiba sebuah mobil berhenti di dekat kami berdiri yang ternyata itu adalah mobil mas Dian dia menyoroti kami dengan lampu mobilnya. Akupun segera tersadar "emmh skali lagi makasih yah udah anterin pesanan saya soal kacamatanya ntar saya hubungin no kamu" "oke mbak sama2.. klo ada apa2 yang bahaya2 gtu juga bisa ngehubungin saya kq.." Aku hanya membalas ucapannya dengan tersenyum dan melangkah masuk, aku sempat menoleh sejenak ke belakang kulihat kurir bernama Rei itu membukakan gerbang untuk Mas Dian. Ketika di dalam rumah ntah mengapa jantungku berdebar tak menentu rasanya deg degkan sekali menanti apa yang akan terjadi selanjutnya ketika mas Dian masuk kedalam rumah? lagian kenapa dia pulang? hmmm ntah lah sebisa mungkin aku pura pura untuk tetap tenang. ketika sedang memindahkan makanan yang tadu kupesan kepiring aku mendengar suara langkah mas Dian yang melangkah masuk kedalam rumah. Dia melangkah dengan cepat menuju ke arah dapur tepatnya menuju kearah ku yang masih pura pura sibuk dengan makanan ku. Dia berdiri tanpa kata di belakangku sungguh rasanya merinding dan deg degkan sekali apakah yang akan dikatakan atau di lakukan mas Dian skarang? "zalia... ucapnya dengan suara datar Aku hanya diam saja menarik kursi dan duduk "zalia.. mas tau kamu marah dan kecewa banget sama mas, tapi mas minta maaf, mas pasrah kamu mau marah sama mas mau ngomong apa aja gak apa2.. jujur mas merasa bersalah banget.. dari tadi mas kepikiran terus sama kamu.." "Duduk mas.. bicara sambil duduk kayaknya lebih enak.." ucap ku sebisa mungkin untuk terlihat santai. Dapat kudengar dia menghela nafas dan kemudian menarik kursi yang ada di depan ku lalu duduk, "mas tadi bener2 minta maaf udah nampar kamu itu reflek.. bener2 diluar dugaan mas kamu bakal ngomong kaya gitu ke Rosa.. tapi setelah itu mas bener2 nyesel mas mau ngejar kamu tapi persaan mas juga gk karuan.. jadi mas memutuskan untuk biarin kamu pergi tapi.. bukan maksud mas gk peduli sama ka.. "ngomongin apa sih mas..? yg berlalu yaudahlah biarin berlalu lagian itu bukan hal penting yang harus di bahas.." ucapku memotong pembicaraanya ntah lah simpati ku seprtinya sudah hilang terhadapnya sehingga mendengarnya bicara saja aku muak Dia diam memandangi ku dengan heran aku cuek dan melanjutkan makan ku dengan santai seolah tak terjadi apa-apa, "zalia.. kamu yakin gk apa2 soal kejadian tadi? "hmm.. kan aku udah bilang itu bukan masalah penting buat di bahas, klo soal kamu nampar aku yah itu udah aku anggap sebagai pelajaran aja mas cukup tau aja aku kamu tuh gimana aslinya.. selebihnya aku gk peduli.." "tapi itu mas gk sengaja.. mas bener2 menyesal... "iya iya sengaja juga gk apa-apa namanya juga pelajaran kadang emang harus sakit, oh ya kamu gk capek apa? istirahat mandi sana mual aku nyium bau badan kamu.. bikin gk selera makan.." ucap ku menghentikan makan ku lagi lagi dia menghela nafas dengan kasar dan beranjak dari duduknya menuju kamar, untung saja semua belanjaan ku tadi sudah ku simpan di lemari.. hmmm. "maaf mas tapi aku udah males dengerin omong kosong kamu, klo kamu bisa bermain di belakang ku selama ini maka akupun juga bisa dengan senang hati bermain dengan kalian.." Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN