"Tidak masalah, Baby" Ujar Keano sembari mengelus punggung Valentina.
Valentina semakin menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Keano dan hanya berdiam seperti itu. Membiarkan tubuhnya dipeluk oleh tubuh hangat Keano.
"Aku sangat menyayangimu." Bisik Keano sembari mengecup bahu Valentina.
"Terima kasih. Ujar Keano
dengan suara seraknya.
Valentina hanya terdiam, saat ini dia sedang memikirkan apa yang baru saja ia lakukan dengan sang suami la merasakan sensasi berbeda setiap kali Keano menyentuhnya, ia merasa Keano mempunyai daya tarik yang kuat hingga membuatnya sulit untuk menolak sentuhannya. Dia kembali teringat akan perlakuan Keano di masa lalu hingga membuatnya mengandung dan bahkan anak yang ada di dalam kandungannya tidak dapat di selamatkan. Rasa bersalah kembali menjalar di dalam hati Valentina.
Keano sudah merelakan kepergian calon anak mereka, tidak ada yang perlu di sesali. Semua sudah terjadi namun tidak untuk Valentina, rasa takut akan kesalahan masih melekat di dalam hati kecilnya.
"Aku harus mandi." Gumam Valentina sembari turun dari ranjang Keano.
la hendak keluar namun ia urungkan karena harus membersihkan tubuh Keano lebih dulu. Dia menyeka tubuh Keano dengan air hangat dan tak lupa membersihkan tubuh dan juga milik sang suami dari cairan tadi.
"Tutup matamu pria jelek." Valentina memaksa kedua mata Keano terpejam karena ia merasa malu.
Keano terkekeh pelan sembari memejamkan matanya. Diam-diam ia mengintip wajah Valentina yang benar-benar memerah dan ia menarik sudut bibirnya saat melihat Valentina mencium aroma jarinya untuk mencium bau cairan miliknya.
.
Valentina pulang ke rumah saat pagi hari, dia benar-benar sibuk dengan dunia hitam rahasia milik Keano. la tak punya waktu untuk sekedar tidur, dia hanya memejamkan matanya sesaat ketika perjalanan pulang la melihat beberapa koper yang besar tertata rapi di ruang keluarga.
"Koper milik siapa?" Tanya Valentina kepada Sony yang ada di sana.
"Milik Keano-Nyonya" Jawab Sony dengan sopan.
Valentina naik ke atas dan masuk kedalam kamar Keano la melihat sang suami sudah berpakaian rapi duduk di atas kursi roda.
"Mau kemana pria jelek?" Tanya Valentina sembari melonggarkan kemeja kerja yang dia pakai.
Keano menatap khawatir Valentina yang terlihat sangat lelah. dia menepuk pinggir ranjangnya agar Valentina segera duduk. Dan Valentina menurut, ia duduk di sana sembari menatap beberapa tas jinjing yang ada di lantai.
"Aku harus melakukan terapi di Amerika. Di sana perkembangan
medis jauh lebih modern, aku tak bisa menunggu waktu lebih lama lagi dan membiarkanmu menghandle semuanya." Jelas Keano membuat Valentina terkejut.
"Aku ikut." Ujar Valentina berdiri dan hendak bersiap sembari menahan lengan Keano. Valentina kemudian menyuruhnya untuk kembali duduk. Dia menggenggam kedua telapak tangan Valentina dengan lembut.
"Jika kau pergi lalu siapa yang menggantikan aku di sini hm? Hanya beberapa bulan. Racun di tubuh ku masih tersisa dan itu membuat tubuh ku sangat lemah. sulit untuk kembali seperti semula Sasa mencari pengobatan yang bagus dan itu ada di Amerika." Keano berusaha membujuk Valentina.
Valentina menundukkan kepalanya, ia kembali merasa bersalah karena keadaan Keano yang seperti ini karena ulahnya. Ia pun mengangguk kecil sembari tersenyum kecil.
"Hati-hati di sana. Kau dapat
membawa Sony-"
"Tidak. Sony akan tetap bersamamu. Aku pergi bersama pengawal lain saja. Kau jaga diri di sini dan tunggu aku beberapa bulan lagi." Keano mengelus kepala Valentina dengan sayang.
Valentina mengangguk mengerti, dia membungkuk di depan tubuh Keano kemudian menepuk punggung lebarnya. Keano mengerti maksud Valentina, ia pun naik ke punggung istrinya dan membiarkan wanita itu memapah tubuhnya yang jauh lebih besar dari Valentina. Namun Valentina cukup kuat hanya untuk memapah tubuh Keano.
Valentina menuruni tangga dengan hati-hati, Keano menatap wajah Valentina dari samping la melihat mata panda tipis di bawah mata istrinya. wajahnya terlihat sangat lelah.
"Kau pasti lelah. Maafkan aku karena harus menanggung semua kewajiban ku." Keano mengelus dahi Valentina dengan pelan.
Valent hanya diam, ia tak ingin tiba-tiba menangis karena melihat
betapa tegarnya sang suami. Bahkan tak pernah sekalipun sejak kembalinya sang suami dari koma pria itu mengatakan jika semua ini karena kesalahan Valentina.
Keano tak pernah mengatakan hal itu, ia hanya meminta maaf karena ia menjadi lemah dan harus membiarkan Valentina menggantikan posisinya.
Tes tes tes.
Tanpa sadar Valentina menitihkan air matanya, Keano terkejut melihat air mata si kesayangan.
"Jangan menangis. Aku tidak suka melihat air mata kesedihanmu." Keano mengusap lembut air mata Valentina.
Valentina pun terlihat terkejut dan ia menyentuh pipinya sendiri untuk memastikan dan ternyata benar, pipinya basah.
"Maafkan aku. A-aku benar-benar menyesal Jika bukan karena kebodohanku maka kau tak akan mengalami hal menyakitkan seperti ini." Ujar Valentina sembari menggigit bibirnya kuat.
Valentina memasukkan Keano kedalam mobil di mana par pengawal nya sudah berada di mobil Lainnya. Keano sudah berada di dalam mobil, ia menarik Valentina agar masuk kedalam kemudian ia menutup pintu mobilnya.
Keano menangkup sebelah wajah Valentina, ia menatap Valentina yang sedang menggigiti bibir bawahnya karena berusaha menahan isak tangisnya Keano mengelusnya dengan pelan membuat Valentina berhenti menggigit bibirnya.
"Jangan gigit bibirmu sendiri. Aku bisa membantumu." Keano menyatukan bibir mereka.
Valent memejamkan matanya dengan cepat.
la memeluk leher Keano dan membiarkan sang suami menggigit bibir bawahnya dengan seduktif. Menghisapnya dengan kuat membuat Valentina meremas tengkuk Keano.
Valentina mendessah lirih saat Keano menarik bibir bawahnya agar terbuka menggunakan giginya.
Mulut Valentina terbuka dan lidah mereka saling bersapa. Valentina menjulurkan lidahnya membiarkan sang suami menyapu permukaan lidahnya yang basah Keano menarik surai Valentina agar mendongak dan ia semakin memperdalam ciumannya la memeluk pinggang Valentina dengan erat sembari mengeluarkan salivanya di dalam mulut sang istri.
Valentina memejamkan matanya erat. perutnya terasa geli dengan debuman jantung yang begitu cepat la menelan air saliva sang suami dengan rakus bahkan ia menggerakkan lidahnya lincah membelit lidah sang suami menginginkan hal lebih.
Valentina melenguh nikmat saat Keano menghisap lidahnya dengan rakus.
Bibir Keano masuk kedalam mulut Valentina, sangat rakus menghisap lidah istrinya sendiri. Kaki Valentina bergerak gelisah, tubuhnya terasa panas dan ia semakin menempelkan tubuh mereka.
Hingga Keano harus menjauhkan bibirnya namun Valentina mengejarnya dan menghisap rakus bilah bibirnya. Memagut nya dengan kasar penuh tuntutan membuat kepala Keano harus mundur kebelakang.
Valentina mengakhiri ciumannya dengan gigitan lembut pada bibir bawah Keano. Mereka saling menatap dengan
tatapan sayu.
Valentina memejamkan matanya sekilas saat Keano. menyapu bilah bibirnya dengan lidah hangatnya.
Keano mengecupi bibir bengkak Valentina dengan lembut, terlihat benang saliva yang menghubungkan bibir mereka.
"Bibirmu sangat manis. Aku suka." Bisik Keano kemudian tersenyum kecil.
Valentina menjauhkan wajahnya, ia pun membuka pintu mobil sembari mengulum bibirnya sendiri menjilat saliva sang suami untuk terakhir kalinya.
"Hati-hati di sana dan kabari aku." Valentina berbalik arah dan masuk kedalam rumah.
Keano terkekeh pelan melihat wajah memerah Valentina, la pun menyenderkan tubuhnya dan menyuruh anak buahnya segera masuk. Mereka harus pergi mengejar jam keberangkatan mereka.
Valentina sedang duduk di sofa ruang keluarga, ia menunduk menatap celananya yang sedikit basah.
"Sial ciumannya sangat hebat." Valentina menyentuh bibirnya sendiri sembari membayangkan ciuman panas mereka beberapa saat yang talu.
Valentina sadar jika ia sulit menghindari sentuhan intim sang
suami. Saat Keano mencium bibirnya-tubuh Valentina terasa temas seketika dan ia hanya dapat menerimanya dengan pasrah. Otaknya menolak namun tubuhnya tak dapat menolak, ia akui jika Keano adalah pencium yang handal.
Bahkan Valentina tak pernah turn on hanya karena sebuah ciuman. Namun dia selalu turn on ketika berciuman bersama Keano.
"Sial!" Valentina mengusak surainya frustasi.
Dia segera mandi kemudian tidur karena tubuhnya sangat lelah. Barulah malamnya dia mencari hiburan bersama temannya.
.
4 bulan sudah Keano menjalani pengobatan di Amerika. Dia ditangani oleh dokter yang sangat hebat dengan bayaran yang tinggi. Pada awalnya beberapa anggota tubuhnya sangat lemah bahkan ada yang mati rasa namun dokter tersebut memberikan terapi kepada Keano hingga secara pertahan tubuh Keano kembali seperti semula.
la juga memberikan obat-obatan yang sangat mahal dan langka untuk meregenerasi tubuhnya agar kembali sehat. Tak jarang Keano mengalami kesulitan dan sakit luar biasa saat ia melakukan terapi tersebut. namun ia dapat melewatinya dengan baik tentu saja dengan usaha yang keras.
Dia mengabari Valentina beberapa kali dalam sepekan, namun ia selalu mendapatkan kabar rutin dari Sony mengenai Valentina dan keadaan kelompok dunia rahasianya.
Keano juga mempelajari beberapa project yang dijalankan Valentina serta menilai kinerja Valentina selama ini. Dan tak cukup buruk melihat kemampuan istrinya dalam memimpin sebuah kelompok yang besar. Walau belum sempurna namun Valentina sudah cukup baik mengingat dia tak mempunyai banyak pengalam sebelumnya.
Sejujurnya, Keano bukanlah anak kandung dari keluarga Sean. Di hanya anak dari kerabat keluarga Sean yang diketahui sudah lama meninggal. Hanya menyisakan Keano yang saat itu masih sangat kecil. Berkahir keluarga Sean mengangkat Keano sebagai keluarganya. Dan itu alasan keluarga Sean tidak terlalu menyayangi Keano. Selama ini Keano diam-diam mendapatkan koneksi dari seseorang yang mengatakan jika dia adalah suruhan keluarga besarnya. Sosok tersebut mengatakan jika Keano adalah penerus terkahir bisnis rahasia keluarganya. Berkahir Keano diam-diam mendalami bisnis keluarganya tanpa sepengetahuan keluarga Sean.
Menurut sejarah keluarga Keano adalah yang terkuat dari para raja bisnis sebelumnya. Karena pada generasinya ayah Keano. berhasil mengalahkan banyak kelompok dan kalangan di dunia bawah la juga menguasai pasar gelap serta mempunyai koneksi yang sangat kuat dan lebar. Dan hal itu dilakukan ayah Keano sendiri dengan kepemimpinan nya yang bagus.
Keano menjadi sang raja bisnis yang paling ditakuti dan tak pernah terkalahkan. Hanya Valentina lah yang dapat menumbangkan Keano dan membuatnya sekarat. Saat Keano mengalami koma, semua anggota perusahaan berusaha menutupi hal itu dengan rapat agar. tak ada musuh yang berusaha masuk kedalam celah dan menumbangkan mereka.
Valentina berhasil menjaga rahasia tersebut, dia berhasil menggantikan posisi Keano di bawah bimbingan Sony.
"Sudah saatnya kita berangkat Tuan." Ujar pengawal Keano membuyarkan lamunan pria tersebut.
Keano berdiri dari duduknya, tubuhnya sangat gagah dan terlihat sehat bugar seperti sebelumnya. Wajahnya terlihat sangat dingin dengan garis wajah yang tajam.
la berjalan lebih dulu dan masuk kedalam mobil yang sudah disiapkan pengawal pribadinya. Mereka menuju bandara untuk pulang ke negara asalnya. Dengan sengaja Keano tak memberitahu Valentina karena berniat memberi kejutan untuknya.
la sudah sampai di mansionnya namun tak menemukan si kesayangan berada di rumah. la pun mengecek GPS yang terpasang pada ponsel Valentina. Dan ia pun menaikkan sebelah alisnya saat
mengetahui Valentina berada di bar yang cukup elit.
Keano memutuskan untuk mandi sebentar dan mengganti pakaiannya dengan yang lebih rapi, tak lupa memakai minyak wangi mahalnya. Beberapa kali Keano ke bar tersebut untuk mencari seorang karena memang bar tersebut menyediakan seseorang dengan fisik yang sempurna. Setelah siap dia kesana. sendirian untuk menjemput si kesayangan.
Dia masuk menggunakan kartu VIP nya dan menjadi pusat perhatian karena bentuk tubuhnya yang sangat tinggi dan kekar. Keano memakai kaos hitam dan celana jeans berwarna putih. Tubuh kekarnya terlihat dengan jelas. Banyak wanita manis yang langsung menempel ke tubuhnya.
"Sorry" Keano berusaha menghindar dari mereka.
la mengedarkan kepalanya mencari keberadaan Valentina dan ia melihat di ujung sana. Istrinya sedang menari bersama seorang pria di pelukannya.
"Pemandangan yang bagus." Keano menaikkan kedua alisnya sekilas meratapi nasibnya sendiri.
la pun ikut menggerakkan tubuhnya dengan pelan mengikuti irama musik. la menghampiri Valentina, berdiri di belakangnya lalu meletakkan kedua tangannya di pinggang sang istri.
"Sial." Valentina membalik tubuhnya dan hendak mendorong tubuh Keano namun terhenti.
Keano tersenyum tampan sembari mendekatkan wajahnya. la menggerakkan tubuh Valentina ke kiri dan ke kanan mengikuti irama. Wajah Valentina terlihat tercengang, dia menatap wajah Keano dengan kedua bola mata uang membulat sempurna dan menelisik.
la memundurkan kepalanya agar dapat melihat wajah Keano dengan jelas. la membuka mulutnya tidak percaya melihat keberadaan sang suami di depannya.
"Pria jelek?" Beo Valentina sembari mengerjap cepat.
"Bagaimana kabarmu anak nakal?" Keano tersenyum tampan.
la menggendong tubuh Valentina ala bridal membuat Valentina reflek mengalungkan kedua tangannya di leher Keano. Pria tampan itu membawa Valentina keluar dan memasukkan nya kedalam mobil. Valentina menatap Keano tanpa berkedip yang sedang berjalan menuju kursi kemudi,
Brak!
Pintu mobil tertutup, Keano mengaca sebentar lalu menatap Valentina yang masih terlihat terkejut. Valentina menunduk menatap tubuh sang suami dari bawah hingga ke atas beberapa kali.
"Apakah ini benar-benar kau?" Lirih Valentina dengan tidak percaya.
Keano membuka kedua tangannya siap menerima pelukan si manis ...
Cekleek
BRAAK!
Keano melongo melihat istrinya yang keluar dari mobil lalu terlihat menepuk pipinya beberapa kali. Keano membuka pintu mobilnya sembari menunduk menatap Valentina.
"Apa yang kau lakukan Sayang?" Tanya Keano dengan wajah herannya.
"Aku terlalu banyak minum. Bisa bisanya pria jelek itu mengangguku bahkan saat dia tidak ada di sini." Gumam Valentina menganggap dia sedang berhalusinasi.
Keano tertawa gemas melihat tingkah Valentina, ia pun kembali keluar kemudian membalik tubuh Valentina menghimpitnya pada cup mobil Valentina meletakkan kedua tangannya pada d**a bidang Keano, mendorongnya pelan.
"Sepertinya kau akan mengenali ini." Ujar Keano sebelum ia menempelkan bibirnya dengan bibir Valentina.
Pupil Valentina membesar saat merasakan bilah bibirnya mulai dilumat secara bergantian, dihisap dengan lembut. Kedua tangan Keano memeluk erat tubuh Valentina. semakin mendorong tubuhnya membuat tubuh Valentina condong dan hampir berbaring di atas cup mobil.
Valentina memejamkan matanya saat Keano menjilat bilah bibirnya meminta akses.
Valentina membuka mulutnya dan tubuhnya bergetar kecil saat lidah panjang Keano masuk kedalam mulutnya. Menyapu gigi bagian depannya lalu menggelitik langit langit mulutnya.
Valentina menarik kaos Keano dengan random karena ia merasakan sensasi geli di depan perut dan dadanya.
Lidah Keano mengobrak abrik mulut Valentina, bergulat dengan lidahnya saliva mengalir dari mulut Valentina, membasahi dagunya. Tangan Keano naik ke tengkuk Valentina, semakin menekannya agar ia dapat menciumnya lebih dalam.
Napas Valentina terengah saat Keano menghisap lidahnya dengan rakus.
Kedua kaki Valentina terasa lemas. dia memeluk erat tubuh Keano lalu membalas ciumannya dengan rakus la mendorong lidah Keano masuk kedalam mulutnya lalu ia menggerakkan lidahnya dengan kasar di dalam mulut Keano. menyesap saliva sang suami dengan rakus.
kepala Valentina bergerak maju mundur karena ingin merasakan lebih.
Dia seakan ingin memakan mulut
Keano. lidah mereka saling membelit.
Hingga ia merasa membutuhkan waktu untuk berhenti sejenak la melepaskan ciumannya membuat benang saliva menjadi penghubung. Dahi mereka menempel, Valentina bernapas dengan kasar sembari menatap bibir Keano yang bengkak dan basah.
Cup
Valentina mengecupnya beberapa kali, mengangkat kepalanya menatap wajah tampan Keano.
"Kau benar-benar pria jelek." Valentina tersenyum kecil kemudian memeluk erat tubuh Keano.
Keano tertawa renyah, dia membalas pelukan Valentina dengan lembut lalu mengeratkan pelukannya secara perlahan. Mengusakkan wajahnya pada perpotongan leher Valentina.