Valentina meremat punggung
Keano melampiaskan rasa rindu yang ia rasakan. Keano hendak meletakkan kepala Valentina pada d**a bidangnya namun kesulitan, dia melepaskan pelukannya kemudian mundur beberapa langkah melihat tinggi tubuh Valentina. Keano kembali menempelkan tubuh mereka dan mengukur tinggi istrinya.
"Apa?! Kenapa kau sangat tinggi?" Keano terlihat terkejut saat
menyadari tinggi Valentina sebatas
matanya.
Padahal terakhir kali tinggi Valentina hanya sebatas dagu Keano. Namun sekarang sudah hampir sama dan itu membuat mereka semakin terlihat serasi dengan tubuh Keano yang lebih berotot dan tubuh Valentina yang terkesan berisi.
"Aku anak remaja dalam masa pertumbuhan pria jelek." Kekeh Valentina.
Valentina menepuk d**a bidang Keano prihatin.
Keano berdecih pelan sembari mencubit hidung bangir istrinya Kedua mata Valentina menatap tubuh Keano dengan seksama, ia menyadari perubahan tubuh sang suami yang jauh lebih sehat dari sebelum terbaring koma la menekan otot perut Keano yang ada 8. Lalu menekan bisepnya. otot dadanya.
"Kau semakin kekar." Ujar Valentina sembari berusaha tersenyum.
Namun tak lama bibirnya bergetar ia berusaha menahan tangisannya. la mengingat saat di mana tubuh sang suami terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang dengan tubuh yang semakin kurus. Itu adalah ingatan. yang paling Valentina benci dan menyakiti hatinya.
Keano terkekeh pelan melihat wajah Valentina yang memerah menahan tangis.
"Kau sudah sembuh pria jelek." Cicit Valentina sembari mengelus tubuh kekar Keano.
Keano menarik kepala Valentina kedalam pelukannya. Memeluk
tubuhnya dengan erat.
"Iya. Apa kau senang, hm?" Tanya Keano dan mendapatkan anggukan dari Valentina.
Valentina memeluk erat tubuh Keano, wanita itu menangis dalam diam di pelukan Keano. Menghirup kuat aroma jantan yang ia rindukan. Seringkali Valentina merasa menyesal karena membuang waktu beberapa tahun hanya untuk membenci sang suami dengan alasan yang salah la merasa menyesal karena selama beberapa tahun itu melewatkan hangatnya pelukan Keano. Valentina memejamkan kedua matanya menikmati aroma tubuhnya yang begitu menenangkan.
"A-aku senang Hiks-maafkan aku." Valentina semakin menenggelamkan wajahnya untuk meredam isak tangisnya.
"Semua sudah berlalu. Hanya berjanjilah kepada ku. Jangan pernah tinggalkan aku dan biarkan aku memberimu banyak kasih sayang serta kebahagiaan." Ujar
Keano sembari mengelus kepala Valentina.
Valentina mengangguk beberapa kali sembari semakin mengeratkan pelukannya Keano membiarkan Valentina menangis beberapa saat sebelum ia mengajak Valentina untuk pulang.
Mereka sampai di garasi mobil dan ternyata hujan deras, sedangkan jarak garasi dan rumah mereka cukup jauh serta harus terkena hujan Namun mereka berlari untuk ke rumah walau sedikit basah.
Keano melepas kaosnya dengan satu tangan kemudian masuk kedalam rumah dengan santai Namun berbeda dengan Valentina. dia mematung melihat punggung lebar Keano dengan garis tulang punggung yang indah.
"Argh, sial." Valentina mengusap wajahnya frustasi karena ia merasa tertarik dengan tubuh kekar sang suami.
la menuju dapur untuk mengambil minum dan ia terkejut saat Keano keluar dari kamar mandi hanya menggunakan boxer ketatnya ia berusaha mengalihkan pandangannya saat melihat magnum besar Keano tercetak jelas dalam posisi mengarah pukul dua.
"Mandi dengan air hangat lalu tidur. Good night, my wife." mengecup singkat dahi Valentina lalu naik ke lantai atas.
Valentina mengikuti tubuh Keano. la menatap paha kencang sang suami yang berotot la memejamkan matanya dengan erat ketika menyadari pikiran anehnya.
"Sadarkan dirimu Valentina." Valentina menggeram marah kepada dirinya sendiri.
Namun Valentina tak mengindahkan perkataan Keano dia justru menonton film di kamarnya sembari meminum wine dengan presentasi alkohol yang tidak cukup tinggi Valentina bukan peminum handal la pun sembari membaca majalah santai dan menonton film walau pikirannya tidak berkonsentrasi .
Di dalam kepala Valentina sedang berputar besarnya magnum Keano dan juga tubuh gagahnya. la menyender malas di sofa mendongak menyentuh bibirnya
sendiri sembari membayangkan
ciuman hebat sang suami, berdiri kemudian berjalan sempoyongan
"Sialan." Valentina menuju kamar Keano.
Cekleek!
la melihat Keano sudah tidur dengan nyenyak, Valentina melepas pakaiannya dengan cepat tanpa pikir panjang. Lalu ia menarik selimut Keano kemudian melompat naik ke atas tubuhnya.
"Nghhkk!!" Keano terkejut bukan main merasakan berat beban di atas tubuhnya. la membuka matanya dengan cepat dan melihat Valentina sedang memeluk tubuhnya erat, mengendusi lehernya dengan frustasi.
"Mari bercinta, Keano." Valentina turun kemudian membuka celana sang suami.
"Haish! Cepat buka dan biarkan aku merasakannya." Valentina terlihat kesal. Keano membuka mulutnya tidak percaya, ia mendengus geli lalu menarik sebelah kaki Valentina dengan cepat hingga berbaring. la mengungkung tubuh istrinya sembari membuka sebelah kakinya.
Keano mendekatkan wajahnya ke arah wajah Valentina, menggigit main-main bibir bawahnya dan ia mengernyit saat mencium aroma alkohol yang menyengat dari mulut sang istri.
"Sepertinya dia yang membutuhkan sentuhan." Taehyung terkekeh rendah saat menyentuh area bawah sang istri.
Valentina terlihat setengah sadar dan tak lama hanya terdengar dengkuran halusnya. Keano tersenyum geli menatap wajah Valentina yang merona karena alkohol la pun merapikan posisi tubuh Valentina kemudian ia memeluknya dengan lembut masih dengan tubuh Valentina yang full naked.
Keesokan harinya Valentina bangun lebih dulu dan ternyata hari sudah siang, ia membuka matanya sembari meringis kecil karena rasa pening di kepalanya.
"Shh." Valentina menggeliat kecil dan membuka matanya dengan lebar saat merasakan tubuh seseorang di sampingnya.
la menoleh dengan cepat dan melihat Keano masih tertidur dengan nyenyak. Terlihat sekali pria tampan itu kelelahan, Valentina berusaha mengingat apa yang terjadi mengapa ia bisa berada di kamar sang suami, mereka memang tidur terpisah karena Valentina belum yakin dengan perasaannya sendiri. Dan saat ia mengingatnya pun ia merasa ingin menenggelamkan diri di sungai.
la hendak turun dari ranjang namun Keano memeluk perutnya agar kembali berbaring.
"Aku ingin memelukmu." Ujar Keano dengan suara seraknya.
Valentina terdiam saat Keano memeluk tubuhnya dengan erat. Telapak tangan besar Keano mengelus punggung mulus Valentina dengan pelan lalu turun ke pantatnya. mengelus dua bongkahan kenyal tersebut dengan lembut.
Valentina menyingkirkan tangan Keano dengan cepat lalu ia berlari cepat ke kamarnya. la merasa malu karena sang suami berkata hal seperti itu.
"Aku harus mendinginkan kepalaku" Ujar Valentina kemudian masuk kedalam kamar mandi.
Saat Valentina asik berendam air hangat, ia mendengar suara ribut dari luar.
"YAAK!! Keano!! Aku sangat merindukanmu!!" Itu adalah suara Sasa.
Valentina merotasi bola matanya malas, siang ini dia tidak ada jadwal apapun. Baru nanti malam ia harus bertemu dengan klien, Keano belum mengatur jadwal barunya setelah kembalinya dia. la memakai pakaian santai dan segera turun untuk makan siang.
Namun terhenti saat melihat Keano berpelukan di dapur bersama Sasa. la hanya menatap datar ke arah mereka berdua, terlihat sekali pelukan Keano begitu sayang.
Valentina sedikit memundurkan
tubuhnya bersembunyi di balik tiang rumahnya.
Valentina berpura-pura baru datang dan dengan cepat mereka sedikit menjaga jarak. Valentina mengambil makanan yang sudah disiapkan lalu membawanya ke kamar.
"Ingat. Jangan berisik." Peringat Valentina bercanda menatap ke arah mereka berdua.
.
Valentina sedang bersantai di akhir pekan, ia merokok seharian tiada henti sembari makan ayam goreng serta minum minuman bersoda. Keano turun dari lantai atas, dia baru saja pulang untuk menghadiri undangan rekan kerjanya. la duduk di sebelah Valentina lalu menggelengkan kepalanya melihat banyaknya putung rokok berserakan.
"Sudah makan malam?" Tanya Keano sembari mengambil satu rokok milik Valentina.
Valentina mengangguk kecil sembari menghembuskan asap rokoknya. la kembali menghisapnya dan terkejut saat Keano menarik tengkuknya. kedua mata mereka saling bertatapan Keano sedang menempelkan rokok yang di bilah bibirnya dengan rokok milik Valentina untuk menyalakannya.
Keano menjauhkan kepalanya
sembari menyeringai kecil membuat Valentina mengalihkan pandangannya ke depan depan dengan cepat.
"Sialan!!! Kenapa dia sangat sexy?!" Valentina mengumpat kesal dalam hatinya.
Keano duduk dengan posisi tubuh maju kedepan, menumpu tubuhnya dengan siku yang ada di lututnya, la menatap film yang diputar Valentina dengan wajah seriusnya.
"Ssshh huuhh-" Keano menghembuskan rokoknya dengan santai sembari mendesis nikmat.
Kedua mata Valentina tak teralihkan dari tubuh Keano dan bagaimana sexy nya pria tampan itu, ditambah Keano hanya memakai celana pendeknya saja. Jantungnya berdegup dengan kencang. ia memainkan lidahnya di bagian pipi dalamnya sembari berpikir sesuatu.
Ehem!
Valentina berdehem cukup keras
membuat Keano menoleh ke arahnya. Valentina terlihat menggigiti batang rokoknya dengan gelisah, Keano pun menangkup rahang tirus istrinya sembari mengelusnya pelan.
"Ada apa hm?" Tanya Keano dengan lembut.
"Persetan!!" Valentina mengumpat kasar lalu menarik leher Keano.
Cup!
Bibir mereka saling menempel dan dengan cepat Valentina melumat kasar bibir Keano. Kepalanya bergerak maju mendesak bibir Keano, ia menghisap dan melumatnya dengan berantakan.
Valentina melenguh tertahan sembari menangkup rahang tegas Keano.
la merubah posisinya duduk di atas pangkuan Keano. Semakin memperdalam ciumannya membuat Keano menerimanya dengan senang hati la memeluk pinggang Valentina dengan erat, membalas ciuman Valentina tak kalah semangat Valentina mendominasi ciuman mereka namun tak lama Keano mengambil alih ciuman mereka.
Keano menarik dagu Valentina agar terbuka lalu ia melesakkan lidahnya kedalam. Menggerakkan lidahnya berputar menggoda lidah istrinya.
Valentina kedua tangannya di teher Keano. Memeluknya dengan erat seakan tidak ingin bibir mereka terlepas. Valentina menumpukan tubuhnya pada tubuh Keano, membuat pantatnya terlihat sangat menantang menungging dengan indahnya.
Valentina menatap sayu wajah
Keano, menarik surainya hingga mendongak.
"Kenapa kau sangat menggoda?" Valentina kembali mencium bibir Keano dengan brutal. la melepas celananya dengan cepat tanpa melepaskan ciumannya pada bibir Keano. Sedangkan sang pria terkekeh tertahan di dalam mulut istrinya. Jantungnya berdegup dengan kencang. la benar benar bahagia Valentina menyerangnya lebih dulu.
Braak!
Keano merubah posisinya dengan mengungkung tubuh sang istri. Ciuman mereka belum terlepas dan semakin panas penuh gairah.
Valentina memiringkan wajahnya karena ia membutuhkan istirahat.
Keano menyeringai kecil melihat wajah sexy istrinya.
"Kau ingin melakukannya?" Tanya Keano to the point.
Valentina mengangguk pelan dan ia seketika panik saat Keano melebarkan kedua kakinya.
Keano merotasi bola matanya malas, dia pun kembali memasukkan miliknya kemudian naik ke atas membuat Valentina melongo. Dia terlihat frustasi ingin sekali bercinta dengan sang suami namun ia tidak tahu kenapa Keano justru meninggalkan dirinya.
Valentina yang sibuk dengan pikirannya terkejut saat Keano mengikat kedua pergelangan tangannya di belakang tubuh Valentina sembari menyambungkan ikatannya ke arah kedua kaki Valentina.
"Yaak!! Apa yang kau lakukan b******k?" Baru saja Valentina hendak meronta namun Keano
sudah selesai mengikat kaki serta kedua tangannya menjadi satu di bagian belakang.
"Aku akan memberikan kenikmatan padamu, Baby." Keano mengangkat tubuh Valentina dengan satu tangan.
Memanggulnya kemudian membawanya ke kamar. Anehnya Valentina hanya terdiam karena ia
merasa tidak berguna melawan suaminya la juga merasa penasaran apa yang akan dilakukan sang suami.
Brug!
"Sialan! Sakit!" Valentina berteriak marah sembari mendesis kesakitan. karena tubuhnya dilempar dengan seenaknya ke atas kasur.
Keano tertawa pelan, dia melepas boxernya lalu meletakkan bantal di bawah p****t sang istri. Keano menaikkan tubuhnya, mengecup dahi Valentina lalu kedua kelopak matanya lalu kedua pipinya dan yang terakhir bibirnya.
"Ini akan menjadi pengalaman paling hebat untukmu." Ujar Keano dengan percaya diri.
la melumat lembut bibir sang istri, menggiti bibir atas dan bawahnya menggoda Valentina. Keano mengelus keher Valentina, memijatnya dengan pelan membuat Valentina semakin terangsang.