14. Memahami perasaan.

1464 Kata
Beberapa hari kemudian hubungan Valentina dan Keano terlihat cukup canggung. Hal itu karena Valentina tak dapat berjalan hampir 3 hari dan miliknya tak berhenti berdarah dan berakhir harus diperiksa oleh dokter. Kejadian memalukan itu membuat Valentina menghindari Keano beberapa hari karena malu. Bukan karena ia tak menikmatinya atau menyesal, hanya saja dia benar benar malu karena Valentina harus diobati dan ia tak dapat berjalan. Namun kecanggungan mereka tak berlangsung lama, mereka kembali seperti biasanya dan mereka tidak melakukan hal intim lagi karena masih dalam keadaan yang cukup aneh mengingat mereka berdua masih belum menyatakan perasaan. Lebih tepatnya Valentina, dia masih tak mengerti dengan perasaannya sendiri. Dia mengatakan pada Keano, jika dirinya belum bisa menerima Keano sebagai istrinya. Dan hal itu membuat Keano geram, ingin rasanya memberikan pelajaran pada Valentina agar wanita itu sadar akan perasaan cinta yang mungkin sudah mulai tumbuh di dalam hatinya, walau Keano belum yakin sepenuhnya. Satu pekan terlewati dengan cepat, saat ini Valentina berada di perusahaan sang suami, ia sedang berjalan santai menuju ruangan sang suami, dia hendak bertanya mengenai project baru mereka. Keano sudah mulai beraktivitas dengan normal, ia juga telah melimpahkan jadwal Valentina untuk dirinya sendiri. Ia membiarkan Valentina tetap belajar di bawah bimbingannya secara langsung. Cekleck! Valentina masuk tanpa permisi kedalam ruangan Keano. "Sial!" Valentina mengumpat terkejut saat melihat sang suami sedang bermesraan dengan wanita lain. Hei itu Keano lakukan dengan sengaja, dia hanya ingin menguji perasaan istrinya. Apa yang akan wanita itu lakukan jika melihat hal tersebut? Apa dia akan marah dan cemburu? BRAAK!! Valentina menutup pintu tersebut dengan kasar lalu melempar dokumen tersebut ke arah sekretaris Keano yang ada di depan ruangan Keano lalu pergi begitu saja. Valentina merasa sedikit tidak suka melihat sang suami dekat dengan seseorang, terlihat menjijikkan dan membuatnya muak. "Arghh b******k!!" Suara geraman Keano terdengar jelas dari luar ruangan. . Keano masuk kedalam ruangannya dan tubuhnya membeku saat melihat dua jasad wanita yang tergeletak dengan mengenaskan. Dua kepala yang terputus menggantung di bawah lampu. Keano menghubungi Sony agar membersihkan semuanya sementara ia melihat cctv yang ada di perusahaan nya, mencari siapa yang telah melakukan hal ini. "Bagaimana bisa cctv rusak?!" Keano mengerang kesal membuat pegawainya yang memang bertugas mengawasi keamanan harus menahan rasa takut. Keano menyuruh anak buahnya yang lain untuk menyelidiki kasus tersebut, ia tak mempunyai waktu untuk mengurusi hal seperti itu. Dan beberapa hari kemudian ia kembali mendapatkan teror, terdapat satu jasad wanita berada di ruangannya. Tangan dan kakinya dimutilasi dan di letakkan di atas meja Keano dengan tulisan 'b******n' di atas meja Keano menggunakan darah. "Siapa yang mengajak bermain denganku?" Keano menaikkan sebelah alisnya dengan wajah geram. Valentina baru saja pulang dari perusahaan, hari ini dia memimpin rapat karena sang suami sedang ada kesibukan. "b******k Ada apa denganku?!" Valentina meninju kesal kasurnya. la merasa sesuatu yang aneh di dalam dirinya, setiap kali ia melihat sang suami dekat dengan orang lain hal itu membuatnya tidak suka dan ingin meninju wajah pria jelek itu. Namun Valentina tak mengerti apa yang terjadi dengannya, ia hanya dapat menahan amarahnya tanpa melakukan apapun mengenyahkan pikiran anehnya. dan la pun memutuskan kembali keluar rumah tanpa berpamitan. Namun Keano memanggilnya. "Mau kemana?" Tanya Keano. "Bukan urusanmu!" Ketus Valentina membuat Keano terlihat bingung. Valentina mengernyitkan dahinya saat merasakan sesuatu yang menusuk di dalam dadanya la melihat bagaimana sang suami bersikap manis pada wanita tersebut, terlihat seperti saat bersamanya. "Aku tidak suka kau menyamakan aku dengan w************n seperti itu." Batin Valentina merasa tidak terima. la pun segera keluar dia ingin mencari minuman keras untuk melampiaskan amarahnya. Valentina dan Keano tak pernah bercinta lagi, hanya satu kali pada saat itu karena mereka belum mempunyai kesempatan untuk berdua. . Tengah malam Valentina terbangun karena ia merasa lapar la turun ke dapur hendak mencari pengganjal perut, namun ia justru melihat Keano dan Sasa bermesraan. Valentina menggigit bibir bawahnya dengan gelisah, pada awalnya ia hanya merasa tidak suka dan muak. Lalu berubah menjadi perasaan kesal, lalu membuatnya marah. Dan sekarang ia membenci melihat sang suami bermesraan dengan wanita lain. Valentina tak peduli, dia tetap ke dapur. Keano pun terdiam dan hanya melirik kecil ke arah Valentina yang sedang mengambil beberapa buah apel. Valentina mengambil sekaleng soda lalu membukanya, meminumnya seteguk. BUGH!! Valentina melempar kaleng soda tersebut dengan kuat ke arah punggung Keano. "Jika ingin bermesraan carilah hotel b******k! Kalian menganggu tidurku." Ujar Valentina dengan penuh penekanan. Dia menatap tajam Keano dengan tatapan penuh amarah kemudian ia pergi dari sana. Keano terdiam, dia melihat tatapan sakit dari mata Valentina la pun menggelengkan kepalanya. Keano kembali menemukan jasad korban pembunuhan di ruangan kerjanya. la benar-benar merasa geram dengan pelaku tersebut, ia harus menunda pekerjaan nya karena anak buahnya harus membersihkan semuanya lebih dulu. Lalu ia harus menyembunyikan nya dengan rapat agar tidak meninggalkan jejak dan berakhir mendapat masalah dengan kepolisian. Hidup Keano tak tenang, ia hanya takut jika orang tersebut mencelakai istrinya, dan sialnya baru kali ini Keano dan tim nya tak dapat mencari jejak siapa yang dengan beraninya melakukan ini kepadanya. "Tuan. Kami menemukan korban pembunuhan untuk kesepuluh kalinya di ruangan Anda." Ujar Sony memberi laporan terbaru Padahal 2 hari yang lalu Keano menerima teror yang sama. Keano mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. Sudah hampir sebulan ia mendapatkan teror mayat korban pembunuhan sangat brutal di ruangan nya. Diam-diam Valentina menyeringai kecil menatap Keano yang terlihat geramm Dan tak sengaja Keano melihat pantulan Valentina dari dinding kacanya, ia melihat istrinya menyeringai. Keano membalik tubuhnya dan menatap intens kedua mata Valentina. "Apa?" Tanya Valentina sembari mendengus geli lalu ia melenggang keluar dari ruangan Keano. Keano, ia baru mengingat jika identitas para korban yang digunakan untuk menerornya adalah wanita-wanita yang pernah dekat dengan Keano. la menyewa mereka, bermesraan dengan mereka lalu tak lama beberapa hari kemudian sudah terbunuh dengan mengerikan di dalam ruangannya la menyeringai kecil setelah menyadari hal tersebut. "Hentikan penyelidikan. Aku sudah tahu siapa orangnya" Ujar Keano lalu ia hendak keluar namun terhenti dan menoleh kecil ke arah Sony. "Sampaikan salam ku kepada rekan kerja ku." Keano mengangkat tangannya sekilas lalu keluar dari ruangannya. Sony terlihat bingung namun dia hanya mengangguk kemudian membungkuk sopan ke arah Keano Beberapa hari kemudian Valentina mengumpat tiada henti menyumpah serapahi sang suami dengan menggebu. Pasalnya dia sedang bersantai di kamar menonton film namun harus mendapat panggilan mendadak dari sang suami untuk pergi ke sebuah hotel. Valentina menuju kamar yang sudah diberitahu Keano. ia masuk kedalam dengan santai dan ternyata dia melihat Keano lagi-lagi bermesraan dengan seseorang. Valentina terlihat menatap dingin ke arah mereka, tanpa pikir panjang Valentina melangkah lebar ke arah mereka. GRAB!! Valentina menarik surai wanita yang duduk di pangkuan Keano dengan kasar. Menghempaskan nya ke lantai dengan kuat dan Valentina mengernyit saat mengenali wanita tersebut. Dia adalah istri rekan Keano. la menduduki perut wanita tersebut lalu memukuli wajahnya dengan brutal. BUGH! BUGH! BUGH!! "Wanita sialan." Valentina menggeram marah. PLAK!! Valentina menampar wajahnya beberapa kali dengan kuat hingga wanita itu tidak sadarkan diri la menoleh ke segala arah dan melihat sebuah gunting besar di atas meja. Valentina mengambilnya talu mengarahkan benda tersebut ke arah d**a wanita di bawahnya dengan sekali ayunan. JLEB-CRKKK! Valentina menekan kuat gunting tersebut hingga darah segar muncrat mengotori wajahnya. Gunting tersebut menusuk tepat pada jantung wanita tersebut. Tangan Valentina bergetar dengan wajah datarnya. Dalam sekejap wanita itu sudah tidak bernyawa. "Kenapa kau melakukannya?" Tanya Keano dengan santai sembari duduk di pinggir ranjang. Valentina menatap benci ke arah Keano, dadanya terlihat naik turun dan terengah. Kedua matanya mulai berkaca-kaca, ia melepaskan tangannya dari gunting tersebut kemudian menyingkir dari tubuh wanita dibawahnya. Valentina menekuk kedua kakinya, ia menyembunyikan wajahnya di atas lututnya. "Aku tidak tahu." Valentina terdengar bergetar. Keano memakai bajunya lalu menghampiri Valentina, ia hendak mengangkat kepala Valentina namun sang empu menolak. "A-aku tidak suka hiks melihatmu bermesraan dengan orang lain Aku membencinya hiks AKU TIDAK SUKA!!" Valentina berteriak marah sembari mendorong kasar tubuh Keano hingga terduduk di lantai. Keano hanya diam menatap wajah Valentina yang terlihat gusar, ia melihat air mata penuh luka dari mata istrinya. "Kenapa?" Tanya Keano dengan lirih. "Kau tidak mengerti??" Ujar Valentina dengan wajah garangnya. Jantung Keano berdetak sangat cepat. ia mengerjap beberapa kali dengan cepat untuk berpikir sejenak. la ingin membicarakan perasaannya. Namun Valentina lebih dulu pergi ke kamar mandi membasuh wajahnya dari darah kemudian pergi tanpa sepatah kata pun. Dan Valentina tak pulang selama beberapa hari, dia sedang berperang batin mengenai apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya sendiri. Mengapa ia merasa begitu marah dan merasa sakit hati ketika sang suami bersama orang selain dirinya. Padahal dia sendiri yang mengatakan jika dia tidak menyukai Keano. Setiap malam setiap hari di dalam benaknya penuh dengan bagaimana sang suami memberikan perhatian, yang tulus, kasih sayang yang tulus. dan kebaikan hatinya, la pun selalu terbayang sentuhan pria tampan itu yang selalu membuatnya lebih b*******h dari pada biasanya. Valentina sadar, ada yang aneh dengan dirinya menanggapi semua hal tentang Keano.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN