Batari Kuliah

1026 Kata
Hans sudah tau pasti Batari tidak mungkin menolak penawaran darinya. Dia berjalan mendekatinya lalu memegang dagu wanita itu agar melihat ke arahnya. "Show me. Aku ingin melihatmu tanpa pakaian sekarang. " perintah Hans. Batari menelan ludahnya kasar. Jantungnya kini berdebar-debar. Apa dia tidak salah dengar? "Tapi opa... " "Jangan buat aku menunggu. Ayo buka pakaianmu, " Hans tidak sabar ingin melihat kembali tubuh molek istri kecilnya yang sangat menggiurkan. Dia ingin sedikit bermain-main dengan Batari sebelum menghabiskan malam panjang bersamanya. Batari tidak punya pilihan lain. Kedua tangannya terulur membuka satu persatu kancing baju piyama miliknya hingga menyisakan bra yang membungkus bukit kembarnya yang besar dan menantang. Kemudian dia melorotkan celananya dan menyisakan celana dalamnya saja. "Aku menyuruhmu telanjang, buka bra dan celana dalammu. " perintah Hans penuh penekanan. Batari mengambil nafas dalam-dalam lalu memberanikan diri membuka semua dalamannya sambil memejamkan matanya. Jakun Hans naik turun melihat keindahan dan kemolekan tubuh Batari, lalu dia kembali memerintahnya, " Kemari dan buka seluruh pakaianku. " Wajah Batari memerah malu karena dia harus membuka pakaian Hans dengan tubuh telanjang seperti ini. Tapi Hans adalah suaminya. Dia harus menuruti permintaannya. Dengan ragu-ragu Batari berdiri dan mencoba membuka kancing kemeja kerjanya. Tapi tangannya yang gemetaran membuat Hans tidak sabar dan langsung saja memagut bibirnya yang mungil. Pupil matanya membesar saat merasakan lidah Hans kembali menerobos masuk ke dalam rongga mulutnya. Dia hanya bisa pasrah dan membiarkan Hans melakukannya. Saliva keduanya mengalir membasahi dagu mereka. Kepala Batari pusing karena Hans terus mengobrak-abrik rongga mulutnya dengan rakus dan tidak memberinya kesempatan untuk bernafas. Batari memukul dadanya agar berhenti. Hans seolah mengerti dan melepaskan tautan bibir mereka hingga menyisakan benang saliva yang memanjang. Dia menekan bibir Batari yang membengkak dan memerah karena ulahnya. "Kamu cantik Batari.. " Hans menuntun Batari ke atas ranjang dan mulai menyetubuhinya lagi seperti malam-malam sebelumnya. "Ngghh opa... pelan-pelan opa sakit.., " kening Batari mengernyit ketika merasakan keperkasaan opa kembali memasuki kewanitaannya yang begitu sempit. Tapi Hans tidak peduli dengan rasa sakit yang Batari rasakan yang paling penting adalah kenikmatan untuknya. *** Hans sengaja tidak kerja hari ini karena dia akan mengantarkan Batari langsung ke Universitas Jakarta untuk daftar ulang. Sementara Batari bingung, apa Hans tidak dimarahi bosnya jika bolos kerja. "Opa.. opa gak kerja ya? nanti kalau opa dipecat bos Rio gimana? " tanya Batari dengan polosnya. "Tidak, kamu tenang saja. " sikap Hans kembali dingin ke setelan pabrik. Berbeda saat mereka di atas ranjang semalam. Batari menggelengkan kepalanya. Kenapa dia malah ingat percintaan mereka semalam. Mereka akhirnya sampai di ruangan rektor. Hans dan Batari masuk ke dalam di sambut oleh rektor tersebut. "Hai Hans apa kabar, " rektor itu memeluk Hans layaknya sahabat yang setelah sekian lama tidak bertemu. "Kabarku baik Bim, kenalkan ini Batari istriku, " Hans memperkenalkan Batari pada Bima sahabatnya yang kebetulan menjadi rektor di kampus ini. "Istri?" Bima terlihat terkejut tapi dia tidak ingin terlalu banyak bertanya mengenai urusan pribadinya Hans. Batari sangat malu diperkenalkan sebagai istri oleh Hans. Dia hanya tersenyum sambil menundukkan kepalanya. Di sisi lain dia bingung kenapa seorang supir bisa kenal dengan rektor kampus. "Istriku akan kuliah disini. Aku mohon bantuanmu, dia tidak membawa ijazah dari desa jadi kamu bisa kan mengurusnya? " Hans menyelipkan kertas cek di tangan Bima. Tentu saja Bima bisa mengurusnya. "Tentu saja bisa. Kamu tidak perlu khawatir. " siapa yang bisa menolak uang yang Hans tawarkan. Uangnya sangat besar sekali dan dia bisa membeli mobil baru dengan menggunakan uang ini. Batari yang polos tidak tau apa saja yang mereka bicarakan. Dia duduk menunggu di atas sofa sampai akhirnya Hans kembali menghampirinya. "Kamu bisa kuliah hari ini juga. Sekarang aku harus pergi. Ini ponsel untukmu, " Hans menyerahkan ponsel miliknya untuk Batari pegang. "Ponsel? ta.. tapi aku.. " Belum selesai Batari bicara, Hans tiba-tiba mendapatkan panggilan telepon. "Halo? iya baiklah saya akan segera kesana.. " "Aku harus pergi. Bos Rio mencariku, " Hans pergi begitu saja meninggalkan Batari bersama rektor Bima. Padahal Batari ingin mengatakan kalau dia tidak tau bagaimana cara menggunakan ponselnya. "Batari ayo ikut bapak sekarang, kamu akan bapak antar ke kelasmu sekarang," Bima secara khusus mengantarkan Batari ke kelasnya. "Iya pak, " Batari mengikuti langkahnya dari belakang sambil menenteng tas ranselnya. Batari diantar langsung ke kelasnya dan diperkenalkan dengan teman-temannya. "Kenalkan ini Batari Ayumna teman baru kalian. Kalian harus memperlakukan dia dengan baik. Batari duduklah di bangku yang kosong, " perintah pak Bima. "Baik pak, " Batari duduk di bangku kosong dan menaruh tasnya di atas meja. Setelah itu pak Bima keluar dari kelasnya. Tiba-tiba saja Kemala Dewi dan teman-temannya masuk ke dalam kelasnya dan menggebrak mejanya dengan kasar. BRAKK "Batari!! kemana saja kamu?! kenapa kamu bisa kuliah disini... " Kemala tidak melanjutkan kata-katanya saat melihat penampilan adiknya yang tampak berbeda sekarang. Pakaian, tas, dan sepatu yang dikenakan adiknya adalah barang-barang branded yang sangat mahal. "Darimana semua pakaian, tas dan sepatu ini?! apa kamu jual diri pada om-om hidung belang di luar sana?! " tuduh Kemala. "Tidak kak aku tidak jual diri, " bantah Batari. "Lalu darimana kamu uang untuk membeli semua ini? kamu mau bohong padaku?! " Kemala mengambil tas milik Batari dan mengobrak-abrik isinya. Dia menemukan ponsel Iphone 15 Pro Max 1 TB dan di dompetnya dia menemukan banyak kartu ATM. "Lalu semua ini apa? orang tua kamu itu kan hanya petani miskin di desa?! katakan siapa om-om hidung belang itu!! katakan!! " desak Kemala. Batari hampir dibuat menangis oleh kakaknya. Dia tidak tau berapa harga barang-barang yang opa Hans berikan untuknya. Katanya barang-barang ini adalah barang-barang bekas pemberian bos Rio jadi dia mau memakainya. "Kemala ayo cabut!! ada bu Ira datang kemari!!" seru teman-temannya. Kemala tidak bisa berlama-lama disini dan segera cabut bersama teman-temannya. Mungkin pulang nanti dia akan bertanya pada Batari siapa om-om yang sudah membelikan barang-barang branded untuknya. "Gila, bajunya Batari aja merk LV, tasnya channel, sepatunya merk Christian Dior. Om-om tajir mana yang sudah memelihara Batari? pantas saja malam itu dia menghilang. Aku harus mencari tau siapa om-om itu. Melihat banyak kartu ATM di dompetnya Batari, aku sangat yakin kalau om-om itu pasti tajir melintir, " gumam Kemala. Dia tidak suka jika Batari hidup enak dan mewah. Kalau perlu dia akan merebut gadunnya Batari dan menjadikannya sebagai miliknya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN