Adam berjalan dengan tangan kanannya di masukkan ke dalam saku celana, melewati koridor rumahnya sembari melirik arloji di tangan kirinya. Suara sepatu itu tampak terlihat terburu-buru. Adam tidak boleh telat, sungguh ia sudah sangat merindukan seseorang itu. Langkahnya perlahan melambat, ketika matanya tak sengaja melihat Seo yang sedang menyandarkan punggung di dinding. Siapa yang sedang Seo tunggu? Apakah Asiyah? Tapi bukankah Asiyah sedang tidur sekarang. Tak peduli, Adam kembali melanjutkan langkahnya. Tapi baru beberapa langkah, suara Seo memanggilnya, otomatis Adam membalikkan tubuhnya. “Ada apa? Kalau bukan hal penting, sebaiknya tidak usah katakan!” Adam kembali membalikkan tubuh dan beranjakpergi, namun perkataan Seo membuatnya mematung. “Apa anda sudah mencintai Asiyah?” Ada