PHY 32 - Degup berharga

1916 Kata

"Irama terindah yang pernah kudengar." ~Elsa~ Semburat cahaya yang masuk ke dalam ruang tengah membuat Arial membuka matanya. Dia melihat tubuhnya yang dibalut selimut tebal. Kepalanya menoleh pada sofa di seberang meja. Ah, rupanya Angga sudah bangun lebih dulu. Kevin datang. Anak itu menyandarkan kedua siku tangannya di puncak sofa dan berdiri di belakang sofa. Menatap Arial yang masih berusaha mengumpulkan nyawanya. "Lo kan semaleman gak tidur. Ijin aja kali buat sehari. Daripada dipaksain nanti yang ada lo malah ngantuk di kelas," ucapnya. Sambil bangun Arial menggeleng. "Gue ada janji sama Bu Ambar hari ini," balasnya. "Sama Bu Ambar atau sama Elsa?" sahut Angga di kejauhan. Dia sedang menikmati sarapan paginya. Arial hanya menyunggingkan senyumnya. "Jangan atas namakan Bu Amba

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN